BAGAIMANA KITA BISA LUPA ?
PERMASALAHAN
LUPA MENGHANCURKAN KREATIFITAS INDIVIDU
NAMA: NURUL WIDIASTONI
NIM: 163104101152
MATA KULIAH: PSIKOLOGI UMUM
II
FAKULTAS PSIKOLOGI UP 45 YOGYAKARTA
Lupa
merupakan hal yang wajar bagi setiap orang,mulai dari anak kecil sampai orang
dewasa apalagi orang yang sudah lanjut usia. Akan tetapi yang menjadi akar
masalahnya adalah kalau lupa itu menjadi hal yang biasa,tanpa ada usaha untuk
mengingatnya kembali. Sebagai seorang mahasiswa pasti sering lupa terhadap apa
yang di sampaikan dosen,jangankan pertemuan yang lalu yang sudah berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun,pertemuan yang kemaren saja besoknya sudah lupa. Nah ini
tentunya menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa yang sedang menempuh kuliah. lupa merupakan kejadian yang
sulit di hindari yang datangnya secara tiba-tiba tanpa kita sadari.
Lupa
merupakan suatu gejala dimana informasi yang telah di simpan tidak bisa
ditemukan kembali untuk di gunakan kembali (irwanto,1991:150). Menurut Gulo (1982)
dan Reber (1988) mendefinisasikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau
menginggat sesuatu yang pernah di alami atau di pelajari,dengan demikian dapat
di simpulkan bahwa lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan
pengetahuan dari akal kita.
Ada
empat teori tentang lupa, yaitu Decay theory, Interference theory, Retrieval
failure, motivated forgetting, dan lupa karena sebab-sebab fisiologis.
Teori-teori ini khususnya merujuk pada memori jangka panjang.
1.
Decay theory
Teori
ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila
tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Teori ini mengandalkan bahwa setiap
informasi di simpan dalam memori akan meninggalkan jejak (memory trace).
Jejak-jejak ini akan rusak atau menghilang bila tidak pernah dipakai lagi.
2.
Teori interferensi
Teori
ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang
masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan). Akan tetapi proses
lupa terjadi karena informasi yang satu menggangu proses mengingat informasi
lainnya. Bisa terjadi bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses
mengingat informasi yang lama, tetapi bisa juga sebaliknya.
3.
Teori retrieval failure
Teori
ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah
disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk
mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi. Kegagalan mengingat
kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila
syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi
tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.
4.
Teori motivated forgetting
Menurut
teori ini, kita akan cenderung melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan.
Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini cenderung ditekan atau
tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran.
5.
Lupa karena sebab-sebab fisiologis
Para
peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai
perubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut ENGRAM. Gangguan pada
engram ini akan mengakibatkan lupa yang disebut AMNESIA. Bila yang dilupakan
adalah berbagai informasi yang telah disimpan dalam beberapa waktu yang lalu,
yang bersangkutan dikatakan menderita amnesia RETROGRAD. Bila yang dilupakan
adalah informasi yang baru saja diterimanya, ia dikatakan menderita AMNESIA
ANTEROGRAD. Karena proses lupa dalam kedua kasus ini erat hubungannya dengan
faktor-faktor biokimiawi otak, maka kurang menjadi fokus perhatian bagi para
pendidik.
Apa
yang telah kita ingat adalah menjadi tanggung
jawab kita. Jangan sampai kita lupakan begitu saja,khususnya mengenai
materi-materi pelajaran. Begitu pula dengan pengetahuan-pengetahuan yang
berdampak positif bagi kita. Sering-seringlah untuk membuka kembali
materi-materi itu. Salah satu cara agar apa yang telah kita dengar dan kita
hafal mudah untuk di ingat kembali adalah dengan menulisnya kembali. Menulis
kembali apa yang telah kita ingat memang terasa berat,tetapi dengan menulis
kembali sangat memudahkan kita untuk kemajuan wawasan keilmuan kita ke depanya.
Oleh karena itu, mengingat bahaya lupa ini sangat buruk sekali bagi kita,maka
teruslah belajar dan belajar dalam meningkatkan prestasi kita.
Di
samping itu, penyebab lupa pertama kali adalah kurangnya perhatian pada hal
yang di ingat atau di dengarkan. Merasa tidak penting bagi dirinya, sehingga
cenderung melupakannya. Jadi anggaplah informasi-informasi yang di terima itu
adalah sangat penting dan berilah perhatian, agar mudah selalu untuk di ingat
dan tidak mudah di lupakan.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud, M. Dimyati. 1991. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan
Terapan. Yogyakarta: PBFE.
Purwanto, M. Ngalim. 1999. Psikologi Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
0 komentar:
Posting Komentar