13.4.17

ARTIKEL PSIKOLOGI UMUM II : BAGAIMANA KITA BISA LUPA ?



BAGAIMANA KITA BISA LUPA ?
PERMASALAHAN LUPA MENGHANCURKAN KREATIFITAS INDIVIDU


NAMA: NURUL WIDIASTONI
NIM: 163104101152
MATA KULIAH: PSIKOLOGI UMUM  II
FAKULTAS PSIKOLOGI UP 45 YOGYAKARTA

Lupa merupakan hal yang wajar bagi setiap orang,mulai dari anak kecil sampai orang dewasa apalagi orang yang sudah lanjut usia. Akan tetapi yang menjadi akar masalahnya adalah kalau lupa itu menjadi hal yang biasa,tanpa ada usaha untuk mengingatnya kembali. Sebagai seorang mahasiswa pasti sering lupa terhadap apa yang di sampaikan dosen,jangankan pertemuan yang lalu yang sudah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun,pertemuan yang kemaren saja besoknya sudah lupa. Nah ini tentunya menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa yang sedang  menempuh kuliah. lupa merupakan kejadian yang sulit di hindari yang datangnya secara tiba-tiba tanpa kita sadari.
Lupa merupakan suatu gejala dimana informasi yang telah di simpan tidak bisa ditemukan kembali untuk di gunakan kembali (irwanto,1991:150). Menurut Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisasikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau menginggat sesuatu yang pernah di alami atau di pelajari,dengan demikian dapat di simpulkan bahwa lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.
Ada empat teori tentang lupa, yaitu Decay theory, Interference theory, Retrieval failure, motivated forgetting, dan lupa karena sebab-sebab fisiologis. Teori-teori ini khususnya merujuk pada memori jangka panjang.
1.      Decay theory
Teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Teori ini mengandalkan bahwa setiap informasi di simpan dalam memori akan meninggalkan jejak (memory trace). Jejak-jejak ini akan rusak atau menghilang bila tidak pernah dipakai lagi.
2.      Teori interferensi
Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan). Akan tetapi proses lupa terjadi karena informasi yang satu menggangu proses mengingat informasi lainnya. Bisa terjadi bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat informasi yang lama, tetapi bisa juga sebaliknya.
3.      Teori retrieval failure
Teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi. Kegagalan mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.
4.      Teori motivated forgetting
Menurut teori ini, kita akan cenderung melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran.
5.      Lupa karena sebab-sebab fisiologis
Para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut ENGRAM. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang disebut AMNESIA. Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan dalam beberapa waktu yang lalu, yang bersangkutan dikatakan menderita amnesia RETROGRAD. Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja diterimanya, ia dikatakan menderita AMNESIA ANTEROGRAD. Karena proses lupa dalam kedua kasus ini erat hubungannya dengan faktor-faktor biokimiawi otak, maka kurang menjadi fokus perhatian bagi para pendidik.
Apa yang telah kita ingat adalah menjadi tanggung   jawab kita. Jangan sampai kita lupakan begitu saja,khususnya mengenai materi-materi pelajaran. Begitu pula dengan pengetahuan-pengetahuan yang berdampak positif bagi kita. Sering-seringlah untuk membuka kembali materi-materi itu. Salah satu cara agar apa yang telah kita dengar dan kita hafal mudah untuk di ingat kembali adalah dengan menulisnya kembali. Menulis kembali apa yang telah kita ingat memang terasa berat,tetapi dengan menulis kembali sangat memudahkan kita untuk kemajuan wawasan keilmuan kita ke depanya. Oleh karena itu, mengingat bahaya lupa ini sangat buruk sekali bagi kita,maka teruslah belajar dan belajar dalam meningkatkan prestasi kita.
Di samping itu, penyebab lupa pertama kali adalah kurangnya perhatian pada hal yang di ingat atau di dengarkan. Merasa tidak penting bagi dirinya, sehingga cenderung melupakannya. Jadi anggaplah informasi-informasi yang di terima itu adalah sangat penting dan berilah perhatian, agar mudah selalu untuk di ingat dan tidak mudah di lupakan.


DAFTAR PUSTAKA
Mahmud, M. Dimyati. 1991. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta: PBFE.
Purwanto, M. Ngalim. 1999. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


0 komentar:

Posting Komentar