Chusnul Rizatul Untsa
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Lereng
merapi di daerah Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang cocok untuk bercocok tanam salak.
Lahir disana dalam sebuah keluarga petani membuat Agung memiliki
jiwa petani yang kuat. Kejayaan keluarga petaninya di rasakan di tahun 1980-an
dimana harga salak setara 1 liter beras. Namun seiring banyaknya petani salak
yang membuat harga salak turun dan mengalami fluktuasi harga. Dan perekonomian
keluarganyapun ikut terkena imbasnya.
Saat lulus
kuliah ia mulai belajar menjual salak dari took buah satu ke yang lain. Darisana
ia belajar bagaimana mendapat pemasukan lebih banyak lagi. Akhirnya terciptalah
ide membuat obyek wisata kebun salak di kebun ayahnya seluas 2.000 persegi di
desa Bangunkerto. Awalnya ia menawarkan wisata ke sekolah-sekolah dan Himpunan
Perhotelan Yogyakarta. Karna minimnya media promosi dan teknologi yang baik pada waktu itu. Agung hanya mulai mengirim
melalui faks.
Agung mulai
berinovasi dengan manajemen dan pengelolaan yang berubah-ubah disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan obyek wisatanya. Sampai ia berhasil meluaskan
lahan salaknya 2.000m persegi lagi. Selain itu Agung juga menciptakan beberapa
produk makanan olahan terbuat dari salak. Agung mendorong petani-petani salak
yang lain untuk terus berinovasi karna baginya, setiap petani harus kreatif
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.
Sumber:
Rukmorini, R. (2016). Wisata Salak Di
Lereng Merapi. Kompas, 21 Desember
2016, hal 16
0 komentar:
Posting Komentar