Allah Menjawab Tanpa Hitungan Detik
oleh :
Siti Hanifah
(16.310.410.1151)
Di siang yang panas itu, setelah
bermandikan keringat karena panasnya kompor yang menyala di dapur yang sempit
dan pengap, seorang santri (read --sebutan untuk seseorang yang tinggal di
pondok pesantren atau surau untuk orang muslim mempelajari ilmu agama) sedang
melaksanakan piket masak yg biasanya bergilir satu minggu sekali masak untuk
seluruh santri dan keluarga ndalem (read-- sebutan untuk keluarga bapak
kyai-pengasuh pondok pesantren), tak jauh dari dapur terdengar suara wanita
yang tak asing dia kanal, ya tak lain tak bukan itu suara temannya di Madrasah
Aliyah dulu hingga saat ini dipesantren. Santri ini baru teringat hendak
menghadiri soft opening yang berapa lalu dia baca dengan temannya disepanduk
pinggir jalan. Sontak tanpa mandi dan tanpa persiapan apapun, dengan
terburu-buru berangkatlah santri dan temennya ini ke suatu soft opening salah
satu mall terbesar di Jogja, mereka berangkat pukul 10.00 WIB, padahal acara di
mulai pukul 10.00 WIB begitulah tulisan jam yang teringat jelas dibenak sang
santri ini, tapi sebelum santri ini mulai berangkat tadi, dia sudah berniat akan
menjual barang miliknya untuk hasilnya dia berikan kepada temannya yg satu kampung
dengannya yang sedang tertimpa musibah. Karna dia tau betul temannya ini
benar-benar sangat membutuhkannya. Alhamdulillah sampai di Mall pukul 10.45 WIB
dan acara inti belum di mulai, dari jauh diatas panggung masih terlihat jelas
acara penampilan seni dari berbagai daerah yang memeriahkan acara ini, dan
tibalah acara inti yang membahas tentang sedekah
atau lebih pas dengan Shodaqoh, dalam
beberapa ceramah yang beliau berikan sang Ustadz ini memaparkan tentang Firman
Allah mengenai sedekah/shodaqoh
disini beliau menuturkan bahwa Allahlah yang akan mengganti bahkan
melipatgandakan harta yang diinfaqkan karena Allah, atau untuk menolong sesama.
Santri itu berfikir, kenapa dia harus repot-repot menjual dan memberikan hasil
jualannya kepada temannya, dan jarak rumahnya yang jauh dari jogja bahkan dia
belum tahu apakah temannya mau menerima atau malah tersinggung, pikiran itupun
berkecamuk dipikirannya. Disitulah dia berfikir keras. Terlintas dikepalanya kenapa
tidak langsung mencoba/mengaplikasikan apa yang difirmankan Allah tersebut
seperti apa yang dipaparkan oleh sang Ustadz tadi, maka santri itupun langsung
menginfaqkan sedikit barang yang dia punyai dengan harapan Allah akan membantu
temannya karena Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin (Hanya kepada
Allah-lah saya menyembah dan hanya kepada Allah-lah tempat meminta
pertolongan), santri itu maju ke depan dan menaruh barang tersebut di tempat
yang telah disediakan oleh panitia, yang akan disumbangkan/disalurkan untuk
orang-orang yang membutuhkan, dia berniat karna Allah dan semoga Allah membantu
temannya yang jauh disana. Antara percaya dan tidak percaya belum ada 1
menit dari santri itu berdiri, Allah SWT sudah mengganti dengan yang lebih baik,
berlipat ganda, yang bahkan tak pernah di duga oleh santri tersebut, yakni berupa
Undangan dari Allah untuk mengunjungi Baitullah. Mekah-Madinah. Kok bisa? Ya.
santri tersebut dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan sang Ustadz
kepada beberapa ratus orang yang ada disana dan yang benar akan pertanyaan
tersebut akan berangkat Umroh secara gratis. Dan benar santri ini pun berangkat
Desember 2016 lalu dan dia mendengar kabar saat dia masih di acara soft opening
saat itu bahwa temannya yang hendak ditolongnya tadi mendapatkan bantuan atau
rizqi yang tidak disangka-sangkanya.
Maha Benar Allah atas segala Firman-Nya, Allah menjawab doa hambaNya dan pastinya menjawab juga doa santri tersebut dan pasti juga menjawab doa seluruh umatnya dengan keyakinan yang kuat. Disitulah Allah benar-benar menjawab tanpa hitungan menit.
Maha Benar Allah atas segala Firman-Nya, Allah menjawab doa hambaNya dan pastinya menjawab juga doa santri tersebut dan pasti juga menjawab doa seluruh umatnya dengan keyakinan yang kuat. Disitulah Allah benar-benar menjawab tanpa hitungan menit.
0 komentar:
Posting Komentar