Fadli
Amin
{
15 310 410 1100 }
Fakultas
psikologi
Universitas
proklamasi 45 Yogyakarta
Artikel 3
Saling Berbagi Walau Sebungkus Nasi
Indonesia merupakan salah satu
negara dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi, dengan jumlah penduduk yang
begitu besarnya dan didorong dengan sumber daya alam serta tanah yang begitu
subur, sudah seharusnya indonesia menjadi panutan bagi negara-negara lain
dibidang pangan. Indonesia memang sempat menjadi negara terbaik dalam masalah
swasembada pangan tepatnya pada masa orde baru. Berbicara soal pangan, hari
pangan sedunia sendiri awalnya didirikan oleh negara-negara anggota FAO pada
konferensi umum ke-20 bulan November 1979. Tetapi setelah kisruh tahun 1998
bidang pangan indonesia semakin buruk, hal ini dikarenakan banyaknya impor
pangan yang masuk dari berbagai negara, ini membuat rakyat indoneisa menjadi
konsumtif, dan hal-hal yang dapat mengurangi impor ini yang pertama adalah
memberdayakan para petani, kenapa karena petani lah sumber pangan kita, jika
petani sejahtera maka pangan-pangan indoneisa akan bisa lebih baik lagi, yang
kedua cintailah produk-produk dalam negeri, dengan kita membeli produk-produk
dalam negeri maka barang-barang impor pun lama kelamaan akan berkurang, yang
ketiga yaitu memberdayakan UMKM, sektor ini bisa menopang ekonomi nasional
tetapi UMKM ini juga harus memerlukan pembinaan, pelatihan dan mentoring dari
pemerintah agar bisa berjalan dengan baik dan dapat berkembang menyaingi
barang-barang impor.Dampak dari kurang baiknya ekonomi indonesia ini, ialah
semakin banyaknya orang-orang yang kelaparan dan tidur diemperan ataupun
dipinggir kali. Dengan melihat kondisi seperti ini maka timbulah rasa empaty
dari berbagai orang dan terciptalah komunitas berbagi nasi, komunitas berbagi
nasi ini pertama kali dilakukan di bandung. Komunitas berbagi nasi juga sudah
tersebar diberbagai wilayah indonesia dan sekarang sudah tersebar sekitar 53
kota, selain berbagi nasi komunitas berbagai nasi juga berbagi alas tidur,
berbagi susu, dan berbagi kasur. Komunitas berbagi nasi juga mempunyai slogan
yaitu “sedikit dari kita berarti bagi mereka” . Melihat pergaulan dizaman
sekarang ini masih banyak para muda-mudi yang masih tidak peduli dengan
sesamanya dan terbilang apatis terhadap mereka yang membutuhkan. Dari hal ini
komunitas berbagi nasi mengajak para muda-mudi untuk membantu mereka yang
membutuhkan dan berharap adanya rasa empaty terhadap sesama. Langkah-langkah
yang dilakukan komunitas berbagi nasi ini salah satunya ialah dengan merayakan
14 februari sebagai hari nasi sayang bukan hari kasih sayang hehe.. unik juga
yaa.. kegiatan ini dilakukan pada 14 februari lalu dimana komunitas berbagi
nasi serempak membagikan nasi se nasional dan ada sekitar 30-40 kota dengan
jumlah amunisi (nasi bungkus) sebesar 1400 bungkus dengan metode pembelian nasi
“one give one thousand”, dan itu pun masih kurang. Sungguh memprihatinkan
negara kita ini. Di jakarta saja per malam menghabiskan 300-400 bungkus nasi
jakarta pusat tepatnya. Sedangkan di jakarta timur mencapai 200 bungkus per
malam, hal ini menandakan masih banyaknya orang-orang yang membutuhkan uluran
tangan dari sesamanya. Komunitas berbagi nasi juga mempunyai kegiatan andalan
yaitu Ngopi (ngobrol asik pejuang nasi), ngopi sendiri pertama kali diadakan di
mojokerto, dan kegiatan ini diikuti rekan-rekan dari negara tetangga juga loo..
malaysia dan singapura contohnya. Komunitas berbagi nasi juga kini sudah
mempunyai mobil yang diberi nama jagur (jaga angsuran).. hehe ada ada aja yaa
..dan mobil ini juga dijuluki sebagai mobil pengusir kelaparan. Bahkan saat ini
komunitas berbagi nasi ingin membuat rumah singgah bagi para fakir miskin.
Hmm..tetapi saat ini malah salah satu jendral dari berbagi nasi(mas TATA)
menginginkan komunitas ini bubar, kenapa ingin bubar karena tolok ukur bubar
sendiri adalah agar fakir miskin semakin berkurang...dan rakyat indonesia
semakin sejahtera.Dari komunitas berbagi nasi ini kita mendapat kata kata bijak
yang menggunggah hati. Yaitu “ sebaik baiknya orang , orang yang bermanfaat
bagi orang lain lah yang terbaik” . “ dari berbagi nasi kita belajar bahwa
sebagian dari rezeki kita milik mereka”. “melihat sesuatu jangan hanya dengan
mata tapi dengan hati”. Dan “ hidup takkan berarti tanpa kita memberi arti”.
a.
Kritik ; ; artikel tersebut masih terdapat beberapa kata yang belum menggunakan tatnan
sesuai EYD. namun
b. artikel tersebut cukup bagus ,karena mampu memberikan beberapa data/ sumber
keterangan , sehingga opini tersebut dapat bisa lebih di percaya.
0 komentar:
Posting Komentar