RESENSI
ARTIKEL :
SITI ASMAUL HUSNA
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
“ KAFE
JALANAN “
Beberpa waktu yang lalu
Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengunkapkan idenya, ingin memperlebar
trotoar dan mempersempit jalan Jenderal Sudirman dan jalan MH Thamrin. Pagar di
gedung – gedung perkantoran juga akan dibongkar, selanjutnya di sepanjang
trotoar yang telah dibongkar tersebut akan ditempatkan kafe – kafe kecil.
Bayangannya tentu suasana yang terbangun akan seperti di
Amsterdam di Belanda
atau Paris, Prancis. Warga Jakarta kelas tertentu saja yang akan menikmati
waktu luangnya di kafe – kafe tersebut. Beberapa tahun lalu kafe tenda sempat
ngetren sejalan dengan krisis moneter, banyak orang kehilangan pekerjaannya.
Segera saja warung – warung tenda berdiri di sejumlah lokasi, namun kafe – kafe
tenda di Jakarta kini hanya tinggal cerita. Menata Jakarta tidak semudah meniru
kota –kota wisata di dunia, bangku taman saja yang ada di jalan Jendral
Sudirman, Jakarta, kini banyak diantaranya menjadi sasaran pencurian. Rangka
bangku yang terdiri dari besi rupanya lumayan untuk dikiloin. Oleh : Agus
Hermawan
Kekurangan
Penulis tidak
mengikutsertakan akibat ketika trotoar itu diperlebar dan jalanan dipersempit,
maka akan menjadi kemacetan dimana – mana. Sedangkan yang kita tahu dikawasan
tersebut hingga kini masih sering macet, ditambah lagi apabila kafe – kafe
tersebut didirikan sepanjang trotoar. Maka, akan banyak kendaraan – kendaraan
yang parkir dipinggir jalan dan akan menambah kemacetan.
Kelebihan
Penulisan yang rapi dan
bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh semua kalangan.
Sumber : Kompas
Minggu, 30 Oktober 2016
0 komentar:
Posting Komentar