Ringkasan Artikel : Tantangan
Berat Menjaga Hutan yang Tersisa
Antoni
Firdaus
Fakultas
Psikolgi
Kebakaran
yang meluas tahun ini masih belum cukup menghancurkan hutan Nusantara. Badan
Nasional Penanggulangan Bencana, akhir November lalu. Puluhan meter kubik kayu
dicuri dari dalam hutan negara di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, yang di
sekitarnya bekas terbakar. Para pencuri diduga memanfaatkan kayu-kayu tumbang
akibat terbakar. Mereka bahkan leluasa membangun jalur angkut kayu
berkilo-kilometer di tengah hutan itu.
Ahmad
Bestari mengatakan, praktik ilegal pasca kebakaran hutan bukan itu saja.
Pengaplingan lahan dalam kawasan taman hutan raya untuk permukiman dan kebun
tak kalah marak. Sungguh dapat dipahami kemudian akan banyaknya kepentingan di
balik terjadinya kebakaran hutan. Tahura yang berlokasi di Muaro Jambi bisa
dibilang tidak lagi bersisa. Fenomena serupa terjadi di Sumatera Selatan. Tim
Marinir TNI Angkatan Laut yang diturunkan dalam operasi pemadaman kebakaran
hutan dan lahan di Sumatera Selatan berulang kali menemukan lokasi pembalakan
liar. Pembalakan itu diikuti pengaplingan untuk kebun sawit.
Saat
ini lebih dari 5.000 perambah sudah membuka lahan di TNGL seluas 30.000 hektar
di Kabupaten Langkat. Hutan berubah wajah menjadi permukiman, kebun sawit atau
karet. Bahkan, ada dua perusahaan yang diduga sudah membuka lahan di kawasan
TNGL, yakni PT BM seluas 88.000 hektar dan PT PADB seluas 34.000 hektar. Kasus
perambahan terjadi sejak terjadi konflik Aceh tahun 2000. Ratusan keluarga
pengungsi Aceh masuk ke TNGL. Setelah 15 tahun berlalu dan status mereka bukan
lagi pengungsi, belum ada solusi mendasar untuk merelokasi warga. Sementara
banjir bandang kian sering terjadi di Kabupaten Langkat sisi bawah. Setiap kali
banjir terjadi, ribuan rumah terendam.
Di Kalimantan Tengah,
penebangan liar yang terungkap aparat kepolisian mencapai 83 kasus pada 2014
naik menjadi 104 kasus tahun ini. Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah
Kalimantan Tengah Ajun Komisaris Besar Pambudi Rahayu mengatakan, kayu yang
dicuri umumnya jenis ulin, meranti, dan bengkirai. "Kayu-kayu itu diangkut
tanpa dilengkapi dokumen yang sah," kata Pambudi. Jika dalam setiap kasus
kayu diangkut menggunakan truk berkapasitas 5-6 meter kubik, bisa dihitung
dalam setahun lebih dari 500 meter kubik kayu dijarah dari hutan Kalteng.
Pengendalian
pembalakan liar tentu memerlukan kesigapan aparat. Namun, Kepala Dinas
Kehutanan Provinsi Kalteng Sipet Hermanto mengeluh kekurangan aparat. Luas
hutan yang perlu dijaga 12,7 juta hektar, tetapi jumlah polisi hutan hanya 385
orang. Padahal, setiap polisi hutan idealnya menjaga 5.000 hektar. Kajian
Lembaga Forest Watch Indonesia dan Global Forest Watch menyimpulkan, tutupan
hutan Indonesia yang pada 1950 masih 162 juta hektar telah menyusut drastis
lebih dari separuhnya pada akhir 1990-an. Saat ini hutan Indonesia yang tersisa
tinggal 82 juta hektar, tersebar 26,6 juta hektar di Kalimantan, 19,4 juta
hektar di Papua, dan 11,4 juta hektar di Sumatera. Sementara hutan Sulawesi
mencapai 8,9 juta hektar, Maluku tinggal 4,3 juta hektar, serta Bali dan Nusa
Tenggara tersisa 1,1 juta hektar saja. Adapun Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan mencatat, dari 130 juta hektar hutan tersisa di Indonesia, 42 juta
hektar sudah habis ditebang. Penyusutan mencapai sedikitnya 1,1 juta hektar per
tahun atau 2 persen dari total luas hutan.
Korbankan satwa
Balai
Konservasi Sumber Daya Alam Aceh mendata sembilan gajah mati sejak Januari
hingga November lalu, umumnya akibat keracunan. Pemerintah harus mengubah pola
hidup masyarakat yang terbiasa menebang pohon dan mereboisasi hutan gundul.
Anton Widjaya, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Indonesia Kalbar,
mengatakan perlu pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Ketua Program Studi
Ilmu Kehutanan Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Mahrus Aryadi
mengingatkan pemerintah daerah untuk sadar akan pentingnya manfaat hutan. Hutan
jangan melulu dilihat demi kepentingan ekonomi. Saat kayunya sudah habis dan
tidak bisa lagi dijual, hutan diobral untuk menjadi kebun. Kini tantangan
menjaga hutan tersisa menjadi semakin berat. Namun, itu tetap harus dijalankan,
atau kita akan kehilangan seluruh kekayaan alam.
Sumber: Kompas, 22 Desember
2015
0 komentar:
Posting Komentar