PENGELOLAAN EMOSI
SECARA CERDAS BERDASARKAN
TIPE KEPRIBADIAN
Fiki Fatimah
Dan
Tri Jumiati
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Emosi
merupakan suatu pengalaman yang nyata dan disertai dengan penyesuaian diri
dalam diri seseorang yang berkaitan dengan mental, dan fisik yang berwujud
suatu tingkah laku yang nampak serta semua jenis perasaan yang ada dalam diri
seseorang, emosi memiliki peran yang sangat besar dalam dinamika jiwa dan
mengendalikan tingkah laku seseorang.
Secara
teoritis emosi dokembangkan sejak Charles
Darwin, dalam kehidupan sehari-hari emosi identik dengan rasa marah,
perilaku agresif atau ungkapan perasaan yang meledak-ledak.
Emosi
merupakan suatu pengalaman yang nyata dan disertai dengan penyesuaian diri
dalam diri seseorang yang berkaitan dengan mental, dan fisik yang berwujud
suatu tingkah laku yang nampak serta semua jenis perasaan yang ada dalam diri
seseorang, emosi memiliki peran yang sangat besar dalam dinamika jiwa dan
mengendalikan tingkah laku seseorang.
Samsu Yusuf mencontohkan sebagai
berikut:
1. Emosi dapat memperkuat semangat. Apabila seseorang merasa
puas dan senang atas hasil yang dicapai.
2. Emosi dapat melemahkan semangat. Apabila timbul rasa kecewa
atas kegagalan.
3. Emosi dapat menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar,
ketika ada kegagalan. Ketegangan perasaan, misalnya gugup.
4. Emosi mengganggu penyesuaian sosial, misalnya iri hati dan
cemburu.
5. Suasana emosional yang dialami masa kecil, akan mempengaruhi
sikapnya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Kecerdasan
emosi (EQ) adalah kemampuan untuk memotivasi dan mengelola emosi
dengan baik pada diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain.Kecerdasan emosi semakin perlu dicermati karena kehidupan manusia semakin
komplek. Hal ini rupanya membawa dampak yang buruk terhadap kehidupan emosional
seseorang.
Hasil
survey Daniel Goleman menunjukkan
kecenderungan yang sama diseluruh dunia, bahwa generasi sekarang lebih banyak
mengalami kesulitan emosional dari pada generasi sebelumnya. Mereka lebih
kesepian dan murung, lebih beringas dan kurang menghargai sopan santun, lebih
gugup, mudah cemas, lebih meledak-ledak (impulsif dan regresif). Goleman juga
menemukan bahwa banyak juga orang yang gagal dalam hidupnya bukan karena
rendahnya kecerdasan intelektualnya, karena kurang memiliki kecerdasan
emosional, sebaliknya sedikit orang yang berhasil dalam kehidupan meskipun
IQ-nya rata-rata saja, tetapi kecerdasan emosionalnya tinggi.
Berdasarkan
pendapat Goleman (dalam Mutadin, 2002:1) membagi kecerdasan emosional dalam
beberapa kemampuan atau aspek yaitu:
- Mengenali Emosi Diri yakni kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri.
- Mengelola Emosi. Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri.
- melalui hal-hal sebagai berikut, cara mengendalikan dorongan hati, derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang, kekuatan berfikir positif, optimisme, dan keadaan flow (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada satu objek
- Mengenali Emosi Orang Lain. Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain.
- Membina Hubungan Dengan Orang Lain. Membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial.
Jadi kecerdasan emosional merupakan aspek yang sangat
dibutuhkan dalam mengemudi dan dalam kehidupan bermasyarakat, selain itu masih
banyak manfaat kecerdasan emosional yang lain yang bisa diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, selain di lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan
bermasyarakat. Selain itu kecerdasan emosionalah yang memotivasi kita untuk
mencari manfaat, potensi dan mengubahnya dari apa yang kita pikirkan menjadi
apa yang kita lakukan.
Karena kecerdasan emosional itu bukan muncul dari
pemikiran intelek yang jernih tetapi muncul dari hati nurani, sehingga apapun
yang muncul dari perasaan akan selalu memberikan informasi penting
yang memotivasi kita untuk mencari potensi yang kita miliki serta dapat
menggunakannya secara baik dan benar.
Meskipun Kecerdasan Emosional ini sifatnya dinamis, tidak
tetap dan bisa berobah setiap saat, tetapi bila kecerdasan ini konsisten
dimiliki, maka semakin tua orang akan menjadi semakin
bijaksana, Kecerdasan emosional tersebut sangat bermanfaat bagi semua
golongan umur di semua strata kehidupan, diantaranya dapat membuat
orang tidak depresi, tidak cepat putus asa, tidak membuat implusif
dan agresif, tidak cepat puas, tidak egois, selalu terbuka pada
kritikan, terampil dalam melakukan hubungan sosial, tidak mudah marah dan lain
sebagainya, dan ini semua tentu akan berdampak positif untuk
menghilangkan sosial problem, sebagai dampak negatif globalisasi yang
saat ini banyak terjadi di masyarakat.
Laporan Pelaksanaan (Kamis, 08 Oktober 2015. Pukul 14.00, Ruang Wakil
Rektor III, Gedung A lantai 2, yang hadir 17 orang.
LAMPIRAN
Daftar Hadir
Foto-foto acara
0 komentar:
Posting Komentar