Murjiwantoro
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Stres adalah bentuk
ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini
mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat
produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya,
stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Tekanan ekonomi,
beban pekerjaan, tata kota yang buruk, hingga penyakit kronis yang diderita
membuat masyarakat stres. Padahal, stres bisa memengaruhi produktivitas,
meningkatkan keparahan penyakit, hingga memunculkan gangguan sosial. Namun,
persoalan mental itu masih disepelekan. Gangguan mental emosional berupa
stress, kecemasan, dan depresi bukan monopoli masyarakat kota. Mereka yang
tinggal di desa, kota kecil, hingga pulau terluar pun banyak mengalaminya.
Masyarakat di kota besar stres karena menghadapi beban dan tuntutan kerja,
sedangkan di kota kecil karena persoalan ekonomi, seperti kemiskinan atau
sulitnya mencari kerja. Mereka yang rentan mengalami gangguan mental emosional
adalah orangtua, perempuan, berpendidikan, berpenghasilan renda, dan tinggal di
kota.
Stres muncul akibat
adanya tekanan atau beban hidup, setres menjadi kecemasan jika apa yang
dikhawatirkan belum terjadi dan menjadi depresi, jika ‘’bencana” yang
ditakutkan sudah terjadi. Munculnya stres biasanya ditandai dengan gangguan
tidur, mudah terkejut, cemas berlebihan, dan sulit berkonsentrasi hingga
gangguan fisik seperti sakit perut dan diare.
Stres dianggap bisa
berlalu seiring berjalannya waktu. Mengobrol atau mengungkapkan isi hati kepada
keluarga atau sahabat adalah cara terbaik melepaskan stres tanpa bantuan
psikiater atau psikolog. Meskipun terkadang tidak memberi solusi, ekspresi
untuk melepas beban yang dihadapi merupakan satu langkah maju meredakan
tekanan. Namun, mencurahkan isi hati melalui media sosial bukan pilihan tepat,
karena seringkali justru memunculkan masalah baru. “Tatap muka, reaksi lawan
bicara dan sentuhan fisik saat mencurahkan isi hati tak bisa didapat melalui
media sosial. Selain itu, tata kota yang didukung system regulasi yang baik
juga bisa menjadi pelepas stres masyarakat secara murah dan mudah. Dengan
demikian meski tekanan pemicu stres datang setiap hari, beban yang ada bisa dilepaskan
secara teratur.
Apa sumbangan artikel
tersebut untuk Psikologi Industri & Organisasi? Artikel tersebut memberikan
solusi agar pembaca ketika mengalami stres beban pekerjaan, tekanan ekonomi,
tata kota yang buruk, bisa melakukan cara terbaik melepaskan stres.
Sumber tulisan : Andri, I, (2015). Masyarakat
terbelenggu stres. Kompas, 21 Mei
2015 Hal 1-15
0 komentar:
Posting Komentar