Ringkasan Artikel: Pemuda Global Merespon Energi
Ketimpangan Akses Menjadi Fokus
Susanti
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Ketersediaan energi
global menipis. Di sisi lain, minyak dan gas bumi memicu pemanasan global.
Untuk itu, mahasiswa kini, yang akan menghadapi krisis energi pada masa depan,
bersiap-siap, salah satunya dengan berjejaring guna mengembangkan inisiatif
energi berkelanjutan. Pemasalahan yang berkaitan dengan hal tersebut yaitu mengenai
emisi karbondioksida (CO2) sebagai pemicu utama perubahan iklim. Level aman
kadar CO2 di atmosfer adalah 350 ppm. Sedangakn di sisi lain emisi CO2 global
sudah melebihi 400 bagian per juta (part
per million/ppm). Menurut Direktur Eksekutif Student Energy Kali Taylor, pemerintah dan pengambil keputusan
cenderung tak punya banyak alternatif mengatasi krisis energi sekaligus menjaga
lingkungan. Solusi untuk masalah tersebut yaitu mahasiswa Indonesia menjadi
anggota dari International Student Energy
Summit (ISES). ISES merupakan konferensi anak muda terbesar sedunia di
bidang energi, lingkungan hidup, dan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena
itu, mahasiswa tepat disasar mengingat punya waktu eksplorasi secara akademis
sehingga memperbaiki keadaan. Kegiatan tersebut dinisiasi sejumlah mahasiswa di
Kanada dan terlaksana setiap dua tahun.
Daftar Pustaka
Kompas. 2015. Pemuda
Global Merespon Energi. Kompas, 8
Juni
0 komentar:
Posting Komentar