Tirsa Venta Han/19310410058
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Essay
Ujian Akhir Psikologi Inovasi
Pengampu
: Dr. Arundati Shinta, M.A
Motivasi berprestasi adalah
salah satu hal yang harus diperhatikan oleh para mahasiswa. Seorang mahasiswa
akan memiliki kesadaran untuk sukses apabila ia mampu memiliki motivasi
berprestasi dalam dirinya. Motivasi berprestasi akan dapat mendobrak building block ketahanan individu dalam
menghadapi tantangan hidup sehingga mencapai kesuksesan (Sulistivani, 2012). Jika
motivasi berprestasi tumbuh dan berkembang pada diri seseorang maka hal itu
akan membawa dampak positif yang luar biasa. Mereka yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi cenderung akan mampu mengatasi hambatan yang terjadi dalam
mencapai kesuksesannya.
Motivasi berprestasi menurut McClelland (1987) adalah
suatu keinginan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut
untuk berusaha mencapai suatu standar atau ukuran keunggulan. Maka dari itu,
motivasi berpretasi merupakan hal penting agar seorang mahasiswa dapat
menentukan target kesuksesan yang ingin
dicapai oleh dirinya dan menghindari peluang kegagalan yang akan terjadi. Tidak
semua orang memiliki kadar motivasi berprestasi yang sama. Individu yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi tidak akan takut gagal dan sebaliknya
individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah selalu takut gagal,
Persoalan klasik yang timbul akibat rendahnya motivasi
berprestasi seseorang, salah satunya adalah mereka akan cenderung mengalami
banyak sekali keraguan dalam hidupnya sehingga takut dalam mengambil langkah
selanjutnya. Bayangkan saja, jika kehidupan Anda selalu dalam ketakutan akan
kegagalan bahkan sampai takut mengambil langkah sehingga Anda menjadi terjebak,
diam tempat, tidak bergerak, bahkan tidak ada kemajuan, apakah harus dibiarkan?
Tentu tidak boleh dibiarkan. Idealnya, bila Anda memiliki motivasi berprestasi
yang tinggi, maka hidup Anda akan mengalami kemajuan karena Anda memiliki
keinginan untuk sukses.
Tulisan
ini tertuju kepada semua mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah
bahkan tidak memiliki motivasi untuk berprestasi sama sekali karena takut akan
kegagalan. Jadi, pertanyaan yang harus dijawab dalam tulisan ini adalah
bagaimana cara meningkatkan motivasi berprestasi seorang mahasiswa? Hal ini
penting karena dua hal. Pertama, motivasi berprestasi yang tinggi akan membuat
mahasiswa berjuang untuk mencapai kesuksesannya. Kedua, motivasi berprestasi
yang tinggi akan membuat mahasiswa mampu menghadapi kegagalan bahkan menghindari
kemungkinan-kemungkinan kegagalan yang akan terjadi. Motivasi berprestasi dapat
di ibaratkan dengan gambar kebun sayur yang subur diatas. Meskipun tentu ada hambatan
seperti dimakan hama maupun kondisi cuaca yang tidak menentu, namun
sayur-sayuran tersebut tetap subur. Maka motivasi berprestasimu pun harus
dipupuk agar terus subur seperti sayur-sayur tersebut walaupun terkadang banyak
hambatan.
Cara meningkatkan motivasi berprestasi salah satunya adalah dengan memperhatikan indikator motivasi berprestasi itu sendiri. Mari kita simak indikator-indikator motivasi berprestasi dibawah ini. Wigfield dan Eccles (2002) mengemukakan bahwa indikator dari motivasi berprestasi, khususnya dalam setting akademik, meliputi:
- Choice atau memilih terlibat dalam tugas akademik daripada tugas-tugas non-akademik. Perilaku memilih tugas prestasi ini misalnya memilih mengerjakan tugas sekolah/kuliah daripada menonton TV, menelepon teman, bermain game, ataupun aktivitas-aktivitas lainnya yang dapat dipilih untuk mengisi waktu luang.
- Persistence atau persisten (ulet) dalam tugas prestasi, terutama pada waktu menghadapi rintangan seperti kesulitan, kebosanan, ataupun kelelahan
- Effort atau mengerahkan usaha baik berupa usaha secara fisik maupun usaha secara kognitif seperti misalnya menerapkan strategi kognitif ataupun strategi metakognitif. Perilaku yang mencerminkan usaha ini misalnya berupa mengajukan pertanyaan yang bagus ketika di kelas,mendiskusikan materi pelajaran dengan teman sekelas atau teman lain di luar jam sekolah/kuliah, memikirkan secara mendalam meteri pelajaran yang sedang dipelajari,menggunakan waktu yang memadai untuk mempersiapkan ujian, merencanakan aktivitas belajar, menerapkan mnemonic dalam belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
McClelland, C.D. (1987).
Human Motivation. New York : Cambridge University Press.
Sulistivani,
N. W. (2012). Hubungan konsep diri dan regulasi diri dengan motivasi
berprestasi. Psikostudia: Jurnal Psikologi, 1(2), 119.
Wigfield,
A.,& Eccles, J.S. (2002). Development of Achievement Motivation. San Diego, CA: Academic Press.
0 komentar:
Posting Komentar