Tugas Essay Psikologi Inovasi
Dosen Pengampuh : Dr. Arundati Shinta,MA.
Fakultas Psikologi 45 Yogyakarta
Liot Mayang Sari/19310410039
Malas adalah keengganan untuk melakukan sesuatu.pekerja malas, Malas itu bukan berarti tidak berbuat apa-apa, tetapi merasa bebas untuk tidal berbuat sesuatu. (Floyd Dell), merupakan suatu perasaan dimana seseorang akan enggan melakukan sesuatu karena dalam pikirannya sudah memiliki penilaian negatif atau tidak adanya keinginan untuk melakukan hal tersebut. Rasa malas sejatinya merupakan sejenis penyakit mental. Siapa pun yang dihinggapi rasa malas akan kacau kinerjanya dan ini jelas-jelas sangat merugikan. Sukses dalam karir, bisnis, dan kehidupan umumnya tidak pernah datang pada orang yang malas. Rasa malas juga menggambarkan hilangnya motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan atau apa yang sesungguhnya dia inginkan.
Menurut (Edy Zaqeus: 2008) Rasa malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan. Masuk dalam keluarga besar rasa malas adalah menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban,dll. Pendapat lain menyebutkan bahwa malas juga merupakan salah satu bentuk perilaku negatif yang merugikan. Pasalnya pengaruh malas ini cukup besar terhadap produktivitas. Karena malas, seseorang seringkali tidak produktif bahkan mengalami stag. Badan terasa lesu, semangat dan gairah menurun, ide pun tak mengalir. Akibatnya tidak ada kekuatan apapun yang membuat Anda bisa bekerja. Kalau dibiarkan saja, penyakit malas ini akan semakin ‘kronis’. Pada era globalisasi, perilaku malas sangat merugikan. Sebab, pada era ini berlaku nilai siapa yang mampu dan produktif, dialah yang akan berhasil. Tapi tentu saja, perilaku ini bukanlah kartu mati yang tidak bisa diubah.
Menurut Dollard & Miller, psikolog asal AS, perilaku manusia terbentuk karena faktor ‘kebiasaan’. Jika seseorang terbiasa bersikap rajin dan bersemangat maka ia akan selalu rajin dan bersemangat, begitu juga sebaliknya. Sehingga jika Anda tergolong pemalas, jalan untuk merubahnya adalah dengan membiasakan diri untuk melawan sikap malas. Dollard & Miller menambahkan, ‘teori belajar’ juga cocok untuk merubah sikap malas. Belajar disini dijabarkan ‘memberikan stimulus (rangsangan) agar terbentuk respons sehingga menimbulkan drive atau dorongan untuk berperilaku. Dan kalau berhasil, Anda akan mendapatkan reward atau imbalan Rasa malas jelas merugikan. Obat mujarabnya adalah menumbuhkan kebiasaan disiplin diri dan menjaga kebiasaan positif tersebut. Sekalipun seseorang memiliki cita-cita atau impian yang besar, jika kemalasannya mudah muncul, maka cita-cita atau impian besar itu akan tetap tinggal di alam impian. Jadi, kalau Anda ingin sukses, jangan mempermudah munculnya rasa malas.
Apa sih faktor yang menyebabkan malas?
1. Kurang olahraga.
Mengapa kurang olah raga dapat menimbulkan rasa malas? Hmm.. Tepat sekali!
Pasalnya jarang berolah raga menyebabkan tubuh menjadi tidak bergairah dan otot
pun kendor karena kurang bergerak. Selain itu peredaran darah tidak selancar
orang yang rajin berolah raga. Kondisi seperti ini menyebabkan mood untuk
beraktivitas menurun.
2. Kurang motivasi.
Pernahkah Anda melihat orang yang sangat bersemangat dan begitu rajin dalam
bekerja? Kalau kita tanyakan kepada mereka, mengapa semangat dan rajin dalam
bekerja pastilah akan kita dapati jawaban berupa motivasi kuat yang
mendasarinya. Berbekal motivasi itulah otak mampu memerintahkan tubuh untuk
rajin beraktivitas. Sedangkan orang yang motivasinya kurang kuat dalam
beraktivitas atau tidak memiliki cita-cita yang jelas cenderung mudah
dihinggapi rasa malas ketika menemui sedikit saja rintangan yang menghadang.
3. Suka menunda-nunda pekerjaan.
Ketika ada waktu luang untuk menuntaskan berbagai pekerjaan yang mengantri
namun justru kita gunakan untuk bersantai-santai maka waktu yang tersedia pun
kian menipis. Ketika deadline (batas waktu selesainya pekerjaan) telah tiba
akan kita dapati bahwa ternyata kita belum berbuat apa-apa. Akhirnya kita
menjadi kelimpungan sendiri. Dampaknya mungkin dua hal, bisa jadi kita segera
menuntaskannya dengan sisa-sisa waktu yang ada, namun bisa jadi kita justru
menjadi sangat malas untuk merampungkannya, atau dengan kata lain sangat molor.
Daftar Pustaka
Alwison. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
http://belajarpsikologi.com/cara-mengatasi-penyakit-malas/
0 komentar:
Posting Komentar