29.6.21

Pentingnya Pemahaman Tentang Agresivitas dikalangan Remaja

Pentingnya Pemahaman Tentang Agresivitas dikalangan Remaja


Salah satu fenomena saat ini yang memprihatinkan yaitu banyak terjadinya tindak/ aksi kekerasan yang berkaitan dengan perilaku agresif di kalangan masyarakat, baik individu maupun massal. Tindakan tersebut dapat berupa kekerasan verbal maupun kekerasan fisik. Secara faktual perilaku tindak kekerasan tersebut menimbulkan banyak kerugian bagi orang lain. Banyak kasus kekerasan yang terjadi merupakan manifestasi dari perilaku agresif, baik kekerasan secara verbal maupun non verbal.

Psikolog sosial mendefinisikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk merugikan individu lain yang tidak ingin dirugikan (Baron & Richardson, 1994). Karena melibatkan persepsi niat, apa yang tampak seperti agresi dari satu sudut pandang mungkin tidak terlihat seperti itu dari sudut pandang lain, dan perilaku berbahaya yang sama mungkin atau mungkin tidak dianggap agresif tergantung pada niatnya. Namun, kerugian yang disengaja dianggap lebih buruk daripada kerugian yang tidak disengaja, bahkan ketika kerugiannya sama.

Masa remaja dapat dikatakan sebagai masa storm and stress, yang diwarnai dengan disequilibrium atau ketidakseimbangan sikap dan emosi, sehingga membuat remaja mudah berubah, bergejolak, dan tidak menentu Masa remaja juga merupakan masa transisi dimana pada masa itu diperlukan penyesuaian diri dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa tersebut kemungkinan akan, timbul masa kritis dengan ditandai kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Dalam kondisi tertentu, perilaku menyimpang akan berlangsung lebih lama dan akan menjadi perilaku mengganggu misalnya menyerang, merusak dan beberapa bentuk agresivitas lainnya

Perilaku agresif pada remaja terjadi karena banyak faktor yang menyebabkan, mempengaruhi, atau memperbesar peluang munculnya, seperti faktor biologis, tempe‐ramen yang sulit, pengaruh pergaulanyang negatif, penggunaan narkoba, penga‐ruh tayangan kekerasan, dan lain sebagai‐nya. Dalam penelitian longitudinal terha‐dap remaja menemukan bahwa terdapatpeningkatan tindakan kekerasan pada anaklaki‐laki maupun perempuan pada usia 12tahun sampai 17 tahun. Hal ini menunjuk‐kan bahwa pada tahap perkembangannya,remaja tergolong rentan berperilakuagresif, terutama jika terdapat faktor risikoyang menyertainya. Remaja yang agresifmemiliki toleransi yang rendah terhadap frustasi dan kurang mampu menunda kesenangan, cenderung bereaksi dengan cepat terhadap dorongan agresinya, kurang dapat melaku‐ kan refleksi diri (Currie, 2004), dan kurang dapat bertanggung jawab atas akibat perbuatannya

Perilaku1 agresif di kalangan remaja, khususnya pelajar sekolah menengah atas,dari tahun ke tahun semakin meningkat,baik dari jumlahnya maupun variasi bentuk perilaku agresif yang dimunculkan. 
Maraknya perilaku agresifitas di kalangan remaja saat ini, menjadi salah satu alasan orang tua banyak yang memutuskan untuk menyekolahkan anak-anaknya di pondok pesantren. Keyakinan yang kuat bahwa pondok pesantren merupakan sarana alternatif yang sangat strategis bagi remaja untuk mengurangi pengaruh perkembangan dunia yang negative. Namun tidak menutup kemungkinan, di pondok pesantren benar-benar steril dari perilaku agresif. Saat dilakukan survey perilaku agresif yang dilakukan oleh santri di salah satu pesantren yang ada di jombang menunjukan perilaku agresifitas masih sering dilakukan oleh santri sebanyak 30% seperti memukul, menendang, pengroyokan dan meminta secara paksa barang milik orang lain. 40% dari mereka sering melakukan tindakan agresifitas secara verbal.

Menurut radhiah (2014), dalam sebuah penelitiannya terkait hubungan mekanisme koping dengan perilaku agresif remaja didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara mekanisme koping dengan perilaku agresif remaja. Mekanisme koping yang digunakan tersebut tidak dapat memecahkan kesulitan-kesulitan dengan baik, menambah kesulitan dan konflik, ketegangan, ketakutan dan kecemasan yang akhirnya dapat mengakibatkan perilaku agresif. Dapat disimpulkan apabila remaja memiliki mekanisme koping yang adaptif maka perilaku agresif pada remaja dapat dicegah.
Menurut teoriintegrasi kognitif tentang trait‐anger yangdiajukan, individu yang memiliki trait‐anger yang tinggi lebih cenderung mengalami bias dalam menginterpretasi suatu situasi provokatif yang selanjutnya memicu proses yang secara spontan meningkatkan amarah dan dorongan agresinya. Berdasar teori ini pula, program pengelolaan amarah dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan remaja mengendalikan diri melalui proses kognitif sehingga diharapkan kecenderungan ama‐rah dan perilaku agresifnya dapat dikurangi. Program yang dinilai efektif untuk mengurangi agresivitas, baik sebagai pencegahan maupun penanganan, adalah yang menggunakan pendekatan kognitif perilakuan karena tidak hanya fokus pada aspek kognitif saja, namun juga memperhitungkan fungsi individu pada aspek afektif dan perilaku. Perubahan pada salah satu aspek akan diikuti oleh perubahan pada aspek yang lainnya yang seringkali disebut sebagai penanganan multikomponen atau multimodal.

Daftar Pustaka

Atmawati, D. (2011). Prinsip pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian pragmatik). Kajian Lingusitik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65. 

Berkowitz, L. (1995). Agresi: Sebab dan akibatnya. Terjemahan. Jakarta. Pustaka Binaman Pressindo.

Fortuna, f. (2008). Hubungan pola asuh otoriter dengan perilaku agresif pada remaja. Diperoleh dari http://www.gunadarma.ac.id/

Gustina, m. (2011). Pola asuh orangtua dan perilakuagresif. Psikologi journal. Vol 1. 2

Shinta, A., Rohyati, E., Handayani, D. & Widiantoro, W. (2016). Maximizing the passive-aggressive employees’ performance. ASEAN Seminar, Psychology Faculty, Muhammadiyah University in Malang, February. Retrieved on June 27, 2021 from:
https://mpsi.umm.ac.id/files/file/647-651%20Arundati%20Shinta,%20Eny%20Rohyati,%20Wahyu%20Widiantoro,%20Dewi%20Handayani.pdf

Siby, P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June 27, 2021 from: https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/ 



0 komentar:

Posting Komentar