UJIAN AKHIR PSIKOLOGI INDUSTRI &
ORGANISASI
(Semester Genap
2019/2020)
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
PENDAHULUAN
Intelijen mempunyai
peran yang sangat penting dan strategis di organisasi Kepolisian. Intelijen
biasa dikatakan sebagai mata dan telinga pimpinan, informasi yang dihasilkan
oleh seorang anggota intelijen akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengambil sebuah kebijakan atau keputusan. Menjadi anggota intelijen harus memiliki
kecerdasan, komitmen yang kuat terhadap organisasi, kualitas dan kemampuan yang
lebih dibandingkan dengan anggota Polri yang lain ditambah lagi tantangan perkembangan
zaman yang semakin berkembang terutama perkembangan dalam dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Anggota
intelijen harus memiliki komitmen yang kuat terhadap organisasi. Rasa memiliki
terhadap organisasi intelijen harus dimiliki oleh setiap anggota intelijen
karena ini dapat memotivasi untuk berpartisipasi dan berkerja secara maksimal. Rasa
kepemilikan (sense of belonging)
sebagai pembentuk identitas dalam diri individu dan sebagai motivasi untuk
mereka berpartisipasi dalam masyarakat atau kelompoknya (Putri, M.N. &
Suryanto, 2018)
Di
organisasi Intelijen sense
of belonging sama dengan sense
of intelijen yaitu memahami secara mendalam tentang bagaimana jiwa dan
kegiatan intelijen. “Sense” untuk
memburu informasi, menganalisa dan memberikan pertimbangan-pertimbangan atau
saran kepada pimpinan, seharusnya sudah melekat pada diri setiap anggota
intelijen. Setiap anggota intelijen harus selalu ingin mengetahui
masalah-masalah, getaran-getaran aspirasi dan gelagat yang berkembang di
masyarakat, kemudian mencatatnya, menganalisa dan melaporkannya dengan cepat (Saronto,
Y.W. & Karwita, J, 2001).
Persoalan
yang dihadapi saat ini, minimnya anggota intelijen di Kepolisian yang mempunyai
“sense of intelijen”, rasa memiliki
organisasi kurang, minimnya kualitas dan kemampuan SDM nya, mereka hanya
bekerja sebisanya saja, bekerja secara monoton, tidak mempunyai motivasi untuk
menjadi lebih berkembang demi kemajuan organisasi Intelijen. Rasa memiliki, kualitas
dan kemampuan SDM dinilai masih sangat kurang sehingga organisasi tidak dapat
bekerja secara maksimal. Idealnya, seorang anggota intelijen harus mempunyai
rasa memiliki (sense) yang lebih
terhadap organisasi Intelijen, mempunyai kualitas dan kemampuan di atas
rata-rata anggota Polri yang lain dalam semua bidang, karena peran intelijen sangat
dibutuhkan dalam menghadapi tantang kedepan yang semakin kompleks.
Yang
dimaksud dengan tantangan yang semakin kompleks yaitu perkembangan dunia teknologi
saat ini yang berkembang dengan cepat, tentunya ancaman terhadap keamanan
nasional juga akan semakin variatif dan itu menjadi tugas seorang Intelijen
untuk memberikan masukan kepada pimpinan dan pemerintah. Dulunya kegiatan
intelijen yang masih bersifat konvensional tetapi untuk saat ini lebih banyak mengarah
ke dunia maya. Dunia maya seperti media
sosial saat ini yang bisa dijadikan sebagai alat untuk mempengaruhi mindset
generasi muda, menyebarkan berita hoax, sebagai alat kampanye, dll. Berkaca
pada pemilihan Presiden Amerika 2017 terlihat betapa dahsyatnya kekuatan media
sosial hingga dapat mempengaruhi perilaku pemilih. “Presiden Donald Trump
sukses dengan twitter-nya” jelas stepi Anriani (Kumparan, 2018).
Di era dunia
maya saat ini, seorang anggota intelijen harus memiliki kualitas dan kemampuan
dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan mampu mengendalikannya
sebagai penunjang kegiatan intelijen yang masih konvensional. Dan anggota intelijen
saat ini masih minim yang mempunyai kualitas dan kemampuan yang lebih, padahal
kemampuan ini sangat dibutuhkan untuk mendukung tugas.
Jadi dalam
tulisan ini, persoalan yang akan dibahas adalah bagaimana strategi organisasi intelijen
untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan SDM nya dalam rangka menghadapi
tantangan dunia intelijen di era digital atau dunia maya, ketika masih minimnya
anggota Intelijen yang mempunyai rasa memiliki terhadap organisasi sehingga bekerjanya
tidak maksimal. Hal ini penting karena dua alasan. Pertama, sense of belonging (rasa
memiliki) membentuk komitmen afektif, pengalaman seseorang terkait perasaan
dihargai, diperlukan/dibutuhkan, serta perasaan diterima oleh lingkungan akan meningkatkan
keterlibatannya di kegiatan organisasi, kemauan untuk mencapai tujuan
organisasi meningkat, dan keinginan untuk bertahan di organisasi juga meningkat
(Yuwono, S, 2015, Putri, M.N. & Suryanto, 2018). Kedua, peningkatan kualitas dan kemampuan SDM dengan pelatihan
dan pengembangan. Pelatihan ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi
kerja karyawan saat ini, sedangkan pengembangan ditujukan untuk meningkatkan
prestasi kerja saat ini dan masa yang akan datang (Simamora, 2004).
Strategi
organisasi intelijen untuk meningkatkan jiwa rasa
memiliki organisasi dan pengembangan kualitas SDM
- Komunikasi secara terbuka, organisasi yang menerapkan metode komunikasi dari atas ke bawah akan membuat anggota enggan memberikan masukan kepada pimpinan. Pentingnya seorang pimpinan membuka diri untuk bertukar pendapat atau pikiran dengan anggota, karena anggotalah yang mengetahui teknis pekerjaan dilapangan.
- Ciptakan hubungan emosional terhadap semua anggota, menciptakan hubungan emosional yang erat antar anggota. Apabila hubungan antara satu anggota dengan anggota lain sudah saling mengenal maka mengajak mereka untuk maju bersama akan jadi lebih mudah.
- Tumbuhkan rasa kekeluargaan dalam organisasi, komunikasi sudah terbuka, hubungan emosional sudah saling mengenal sehingga tercapai sebuah rasa kekeluargaan. Memiliki rasa kekeluargaan akan membuat mereka nyaman dan bahagia dalam mengerjakan pekerjaan organisasi.
- Berikan apresiasi, hargai setiap pencapaian yang telah dilakukan oleh anggota, tak perlu memberi hadiah mahal, terkadang ucapan terima kasih dan pujian pun cukup melegakan para anggota. Anggota akan merasa dihargai, dibutuhkan dan diterima oleh pimpinan dan organisasi.
- Berikan kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir anggota, tujuan utama seorang anggota pasti berhubungan dengan karir mereka dalam organisasi. Meskipun jenjang karir yang tersedia terbatas tapi setidaknya berikan peluang atau kesempatan untuk maju bersama.
- Pendidikan dan pelatihan dengan materi yang terbaru mengikuti perkembangan zaman terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Berikan kesempatan kepada anggota untuk meyalurkan ide dan gagasan untuk memajukan organisasi. Dengan memberikan kesempatan kepada anggota untuk menyalurkan ide mereka, berarti kita membiarkan anggota itu berkembang dan mengembangkan potensi yang dia miliki.
PENUTUP
Rasa memiliki (sense of belonging) dalam diri setiap anggota dan peningkatan
kemampuan anggota akan menimbulkan dampak positif bagi organisasi, misalnya : anggota
mempunyai rasa tanggung jawab penuh terhadap pekerjaan, meningkatkan
motivasi kerja, menumbuhkan kecenderungan pembelaan terhadap suatu organsasi,
tantangan perkembangn zaman dapat teratasi dengan kemampuan anggota yang sudah
dikembangkan.
Daftar
Pustaka :
Putri, M.N. & Suryanto. (2018). Hubungan antara
perilaku altruisme dengan partisipasi sosial pada anggota karang taruna dengan
rasa kepemilikan organisasi (sense of
belonging) sebagai variable intervening. Jurnal Psikologi Kepribadian dan
Sosial, 7 (1), 1-12.
Simamora. (2004), dalam Taroreh, I.M.
(2014). Analisis
pengaruh motivasi kerja, pelatihan, kepemimpinan, komunikasi, dan kerjasama tim
terhadap kinerja para suster Dina ST Yoseph di Indonesia. Jurnal Riset
Bisnis
dan Managemen,
Vol. 2 (4), 90-102.
Saronto, Y.W.
& Karwita, J. (2001). Intelijen : Teori, aplikasi dan modernisasi, Edisi 2.
Jakarta : PT. Ekalaya Saputra.
Yuwono, S. (2015). Handarbeni dan sense
of belonging di Uniersitas Muhammadiyah Surakarta. Proceeding Seminar
Nasional : Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Karakter Berbasis
Kearifan Lokal. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 13 Juni 2015. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/6501
Kumparan.com.
(2018, 4 April 2018). Stepi Anriani : Peran Penting Intelijen dalam Pemenangan
Pilkada. Diakses pada 14 Juni 2020, dari https://kumparan.com/jatnika-jatnika/stepi-anriani-peran-penting-intelijen-dalam-pemenangan-pilkada/full
0 komentar:
Posting Komentar