14.6.20

Sense of Intelijen dan pengembangan kemampuan SDM hadapi perkembangan dunia Teknologi

UJIAN AKHIR PSIKOLOGI INDUSTRI & ORGANISASI
(Semester Genap 2019/2020)
Bangun Handoko (19310420090)
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

PENDAHULUAN
Intelijen mempunyai peran yang sangat penting dan strategis di organisasi Kepolisian. Intelijen biasa dikatakan sebagai mata dan telinga pimpinan, informasi yang dihasilkan oleh seorang anggota intelijen akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil sebuah kebijakan atau keputusan. Menjadi anggota intelijen harus memiliki kecerdasan, komitmen yang kuat terhadap organisasi, kualitas dan kemampuan yang lebih dibandingkan dengan anggota Polri yang lain ditambah lagi tantangan perkembangan zaman yang semakin berkembang terutama perkembangan dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.
Anggota intelijen harus memiliki komitmen yang kuat terhadap organisasi. Rasa memiliki terhadap organisasi intelijen harus dimiliki oleh setiap anggota intelijen karena ini dapat memotivasi untuk berpartisipasi dan berkerja secara maksimal. Rasa kepemilikan (sense of belonging) sebagai pembentuk identitas dalam diri individu dan sebagai motivasi untuk mereka berpartisipasi dalam masyarakat atau kelompoknya (Putri, M.N. & Suryanto, 2018)
Di organisasi Intelijen sense of belonging sama dengan sense of intelijen yaitu memahami secara mendalam tentang bagaimana jiwa dan kegiatan intelijen. “Sense” untuk memburu informasi, menganalisa dan memberikan pertimbangan-pertimbangan atau saran kepada pimpinan, seharusnya sudah melekat pada diri setiap anggota intelijen. Setiap anggota intelijen harus selalu ingin mengetahui masalah-masalah, getaran-getaran aspirasi dan gelagat yang berkembang di masyarakat, kemudian mencatatnya, menganalisa dan melaporkannya dengan cepat (Saronto, Y.W. & Karwita, J, 2001).
Persoalan yang dihadapi saat ini, minimnya anggota intelijen di Kepolisian yang mempunyai “sense of intelijen”, rasa memiliki organisasi kurang, minimnya kualitas dan kemampuan SDM nya, mereka hanya bekerja sebisanya saja, bekerja secara monoton, tidak mempunyai motivasi untuk menjadi lebih berkembang demi kemajuan organisasi Intelijen. Rasa memiliki, kualitas dan kemampuan SDM dinilai masih sangat kurang sehingga organisasi tidak dapat bekerja secara maksimal. Idealnya, seorang anggota intelijen harus mempunyai rasa memiliki (sense) yang lebih terhadap organisasi Intelijen, mempunyai kualitas dan kemampuan di atas rata-rata anggota Polri yang lain dalam semua bidang, karena peran intelijen sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantang kedepan yang semakin kompleks.
Yang dimaksud dengan tantangan yang semakin kompleks yaitu perkembangan dunia teknologi saat ini yang berkembang dengan cepat, tentunya ancaman terhadap keamanan nasional juga akan semakin variatif dan itu menjadi tugas seorang Intelijen untuk memberikan masukan kepada pimpinan dan pemerintah. Dulunya kegiatan intelijen yang masih bersifat konvensional tetapi untuk saat ini lebih banyak mengarah ke dunia maya. Dunia maya seperti media sosial saat ini yang bisa dijadikan sebagai alat untuk mempengaruhi mindset generasi muda, menyebarkan berita hoax, sebagai alat kampanye, dll. Berkaca pada pemilihan Presiden Amerika 2017 terlihat betapa dahsyatnya kekuatan media sosial hingga dapat mempengaruhi perilaku pemilih. “Presiden Donald Trump sukses dengan twitter-nya” jelas stepi Anriani (Kumparan, 2018).
Di era dunia maya saat ini, seorang anggota intelijen harus memiliki kualitas dan kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan mampu mengendalikannya sebagai penunjang kegiatan intelijen yang masih konvensional. Dan anggota intelijen saat ini masih minim yang mempunyai kualitas dan kemampuan yang lebih, padahal kemampuan ini sangat dibutuhkan untuk mendukung tugas.
Jadi dalam tulisan ini, persoalan yang akan dibahas adalah bagaimana strategi organisasi intelijen untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan SDM nya dalam rangka menghadapi tantangan dunia intelijen di era digital atau dunia maya, ketika masih minimnya anggota Intelijen yang mempunyai rasa memiliki terhadap organisasi sehingga bekerjanya tidak maksimal. Hal ini penting karena dua alasan. Pertama, sense of belonging (rasa memiliki) membentuk komitmen afektif, pengalaman seseorang terkait perasaan dihargai, diperlukan/dibutuhkan, serta perasaan diterima oleh lingkungan akan meningkatkan keterlibatannya di kegiatan organisasi, kemauan untuk mencapai tujuan organisasi meningkat, dan keinginan untuk bertahan di organisasi juga meningkat (Yuwono, S, 2015, Putri, M.N. & Suryanto, 2018). Kedua,  peningkatan kualitas dan kemampuan SDM dengan pelatihan dan pengembangan. Pelatihan ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi kerja karyawan saat ini, sedangkan pengembangan ditujukan untuk meningkatkan prestasi kerja saat ini dan masa yang akan datang (Simamora, 2004).

Strategi organisasi intelijen untuk meningkatkan jiwa rasa memiliki organisasi dan pengembangan kualitas SDM
  1. Komunikasi secara terbuka, organisasi yang menerapkan metode komunikasi dari atas ke bawah akan membuat anggota enggan memberikan masukan kepada pimpinan. Pentingnya seorang pimpinan membuka diri untuk bertukar pendapat atau pikiran dengan anggota, karena anggotalah yang mengetahui teknis pekerjaan dilapangan.
  2. Ciptakan hubungan emosional terhadap semua anggota, menciptakan hubungan emosional yang erat antar anggota. Apabila hubungan antara satu anggota dengan anggota lain sudah saling mengenal maka mengajak mereka untuk maju bersama akan jadi lebih mudah.
  3. Tumbuhkan rasa kekeluargaan dalam organisasi, komunikasi sudah terbuka, hubungan emosional sudah saling mengenal sehingga tercapai sebuah rasa kekeluargaan. Memiliki rasa kekeluargaan akan membuat mereka nyaman dan bahagia dalam mengerjakan pekerjaan organisasi.
  4. Berikan apresiasi, hargai setiap pencapaian yang telah dilakukan oleh anggota, tak perlu memberi hadiah mahal, terkadang ucapan terima kasih dan pujian pun cukup melegakan para anggota. Anggota akan merasa dihargai, dibutuhkan dan diterima oleh pimpinan dan organisasi.
  5. Berikan kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir anggota, tujuan utama seorang anggota pasti berhubungan dengan karir mereka dalam organisasi. Meskipun jenjang karir yang tersedia terbatas tapi setidaknya berikan peluang atau kesempatan untuk maju bersama.
  6. Pendidikan dan pelatihan dengan materi yang terbaru mengikuti perkembangan zaman terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  7. Berikan kesempatan kepada anggota untuk meyalurkan ide dan gagasan untuk memajukan organisasi. Dengan memberikan kesempatan kepada anggota untuk menyalurkan ide mereka, berarti kita membiarkan anggota itu berkembang dan mengembangkan potensi yang dia miliki.

PENUTUP
Rasa memiliki (sense of belonging) dalam diri setiap anggota dan peningkatan kemampuan anggota akan menimbulkan dampak positif bagi organisasi, misalnya : anggota mempunyai rasa tanggung jawab penuh terhadap pekerjaan, meningkatkan motivasi kerja, menumbuhkan kecenderungan pembelaan terhadap suatu organsasi, tantangan perkembangn zaman dapat teratasi dengan kemampuan anggota yang sudah dikembangkan.

Daftar Pustaka :
Putri, M.N. & Suryanto. (2018). Hubungan antara perilaku altruisme dengan partisipasi sosial pada anggota karang taruna dengan rasa kepemilikan organisasi (sense of belonging) sebagai variable intervening. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, 7 (1), 1-12.
Simamora. (2004), dalam Taroreh, I.M. (2014). Analisis pengaruh motivasi kerja, pelatihan, kepemimpinan, komunikasi, dan kerjasama tim terhadap kinerja para suster Dina ST Yoseph di Indonesia. Jurnal Riset Bisnis dan Managemen, Vol. 2 (4), 90-102.
Saronto, Y.W. & Karwita, J. (2001). Intelijen : Teori, aplikasi dan modernisasi, Edisi 2. Jakarta : PT. Ekalaya Saputra.
Yuwono, S. (2015). Handarbeni dan sense of belonging di Uniersitas Muhammadiyah Surakarta. Proceeding Seminar Nasional : Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Karakter Berbasis Kearifan Lokal. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 13 Juni 2015. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/6501
Kumparan.com. (2018, 4 April 2018). Stepi Anriani : Peran Penting Intelijen dalam Pemenangan Pilkada. Diakses pada 14 Juni 2020, dari https://kumparan.com/jatnika-jatnika/stepi-anriani-peran-penting-intelijen-dalam-pemenangan-pilkada/full

0 komentar:

Posting Komentar