Sri
Mulyaningsih
Universitas
Proklamasi ’45 Yogyakarta
Patah hati adalah kondisi
yang hampir semua orang pernah alami. Kondisi hati dimana perasaan kehilangan
yang mendalam, dikarenakan ditinggal pasangan ataupun mengalami hal yang tidak
mengenakan yang berakibat kesedihan yang mendalam.
Beberapa ahli menemukan
fakta yang menarik mengenai patah hati. Para
peneliti mencatat bahwa, kadang-kadang, kesedihan dapat menyebabkan stres fisik
tambahan dan juga bisa membuat orang kehilangan minat untuk makan atau lupa
untuk minum obat. Dr Sunil Shah, penulis dan dosen senior di St George
University of London, mengatakan, "Kita sering menggunakan istilah patah
hati (broken heart) untuk menyebut rasa sakit akibat kehilangan orang yang kita
cintai dan penelitian kami menunjukkan bahwa, rasa kehilangan dapat memiliki
efek langsung pada kesehatan jantung
(heart).
" Telah ada bukti dari studi sebelumnya yang menunjukkan,
kehilangan pasangan dan kesedihan dapat menyebabkan perubahan dalam pembekuan
darah, tekanan darah dan kontrol detak jantung,
kata Dr Shah. "Selain itu, kami juga menemukan dalam studi lain, dalam
beberapa bulan pertama setelah kematian, orang mungkin tidak konsisten minum
obat rutin mereka, seperti obat penurun Kolesterol
atau aspirin," tambahnya. Semua hal ini berkontribusi terhadap risiko
serangan jantung
atau kekambuhan penyakit kardiovaskular.
Dr
Iain Carey, peneliti senior di universitas yang sama mengatakan, "Kami
melihat peningkatan kejadian serangan jantung
atau risiko stroke dalam waktu satu bulan setelah pasangan seseorang meninggal.
Nampaknya, ini adalah hasil dari respon fisiologis yang buruk terkait
kesedihan yang akut." Dia juga menambahkan, "Pemahaman yang lebih
baik dari faktor psikologis dan sosial terkait kejadian kardiovaskular akut,
harus bisa mendorong kita mengupayakan pencegahan dan perawatan klinis yang
lebih baik untuk orangtua kita yang sedang terguncang karena kehilangan
pasangannya."
Terbukti bahwa keadaan
psikis sangat mempengaruhi kondisi fisik kita. Menjaga keseimbangan antara
keduanya amatlah susah, namun berfikir positif dan menjaga asupan serta
berolahraga menjadi pilihan yang ringan yang mampu kita lakukan.
Sumber:
Lily Turangan, Patah hati meningkatkan risiko kematian,
KOMPAS, 13 Desember 2015, hal. 1
0 komentar:
Posting Komentar