18.5.22

Teori David McClelland: Korelasinya Dengan Makan Bersama

 Teori David McClelland: Korelasinya Dengan Makan Bersama

Ujian Tengah Semester

Fakultas Psikologi


Qoyyimah Sofiati / 21310410036

Mata Kuliah : Psikologi Sosial

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA

Hari Raya Idul Fitri selalu menjadi momen yang selalu dinantikan oleh umat muslim setiap tahunnya. Momen makan bersama merupakan kesempatan berharga untuk berkumpul bersama keluarga. Meski terdengar sederhana, nyatanya kegiatan ini menyimpan dampak positif. Percakapan saat momen makan tersebut mampu menguatkan keharmonisan hubungan dan menciptakan keterbukaan komunikasi entah bersama orang tua, saudara, maupun keluarga lainnya.

Kegiatan makan bersama menjadi salah satu motivasi dalam lingkup sosial. Seperti teori yang diungkapkan oleh David McClelland bahwa individu memperoleh sejumlah kebutuhan dari budaya masyarakat yang dipelajari melalui sesuatu yang mereka alami khusunya di masa awal kehidupan. Makan bersama menjadi salah satu contoh yang relevan dalam penemuan McClelland karena terjadi proses sosialisasi dalam keluarga yang menjadi penentu paling kuat untuk level motivasi seseorang. Semakin besar motivasi seseorang, dan didukung oleh situasi dan kesempatan yang mendukung maka akan semakin besar pula cadangan energi potensial yang dimiliki orang itu dalam meraih berbagai prestasi bagi kehidupannya.

1.   Kebutuhan akan prestasi (N-Ach)

Need  For  Achievement(N-Ach) (hasrat   untuk   meraih   setinggi-tingginya   prestasi    dalam   hidup) adalah motivasi untuk berprestasi. Individu akan berusaha mencapai prestasi tertingginya untuk mencapai tujuannya. N-ach juga merupakan dorongan untuk mengungguli dengan cara bertarung untuk mencapai kesuksesan. Selain itu prestasi atau Achievment adalah suatu istilah yang diperkenalkan oleh David McClelland ke dalam bidang psikologi yang menunjukkan keinginan individual untuk berprestasi,menguasai skiil,pengendalian atau standard tinggi. Sumber n-ach meliputi:

a. Orang tua yang mendorong kemandirian dimasa kanak-kanak

b. Menghargai dan member hadia dan kesuksesan

c. Asosiasi prestasi dengan perasaan positif

d. Asosiasi prestasi dengan orang-orang yang memilki kompetensi dan usaha sendiri bukan karena keberuntungan

e. Kekuatan pribadi

f. Suatu keinginan untuk menjadi efektif atau rancangan

2.   Motivasi untuk berkuasa (N-Pow)

Kebutuhan untuk berkuasa merupakan keinginan untuk memiliki pengaruh, menjadi berpengaruh, dan mengendalikan individu lain. McClelland merinci, bahwa seseorang yang memiliki n-Pow tinggi, akan cenderung memiliki karakter bertanggung jawab, berjuang untuk mempengaruhi individu lain, senang ditempatkan dalam situasi kompetitif, dan beriorientasi pada status sosial. Apabila dikaitkan dengan keluarga, kebutuhan kekuasaan akan dapat membuat suasana lebih interaktif.

3.   Kebutuhan berafiliasi (n-AFF)

Kebutuhan afiliasi (n-AFF) adalah kebutuhan yang memperoleh hubungan sosial yang baik. Kebutuhan ini ditandai dengan kecenderungan seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi untuk terjalinnya sebuah hubungan. Lebih menyukai situasi kooperatif, dan menginginkan hubungan-hubungan yang melibatkan tingkat pengertian mutual yang tinggi. dalam konteks keluarga, kebutuhan afiliasi ini akan terwujud dalam proses dimana adanya interaksi dengan sanak keluarga. kebutuhan akan afiliasi ini akan meningkat ataupun menurun sesuai dengan situasi. Contohnya, individu dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi membutuhkan lingkungan keluarga yang dipenuhi dengan nuansa kerjasama. Kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik, akibatnya akan mempengaruhi perilaku seseorang. karakteristik dan sikap motivasi menurut McClelland, yaitu :

-  Pencapaian adalah lebih penting daripada materi.

- Mencapai tujuan atau tugas kepuasan pribadi yang lebih besar daripada menerima pujian atau pengakuan.

-  Umpan balik sangat penting, karena merupakan ukuran sukses (umpan balik yang diandalkan, kuantitatif, dan faktual).

Makan bersama menjadi faktor utama dalam meningkatkan motivasi seseorang karena tiap individu membutuhkan hubungan sosial yang baik utamanya dalam kebutuhan berafiliasi (n-AFF). Dalam kebutuhan afiliasi akan terjalin interaksi, terjalin kebersamaan, dan juga berswafoto bersama keluarga sehingga hal tersebut yang meningkatkan motivasi seseorang. Apabila dalam momentum hari raya, tidak terjadi atau melakukan moment bersama, individu pasti akan mengalami motivasi yang kurang.

DAFTAR PUSTAKA:

Susanto, nanang hasan, & Lestari, C. (2018). Mengurai Problematika Pendidikan Nasional Berbasis Teori Motivasi Abraham Maslow Dan David Mcclelland. Lembaran Ilmu Kependidikan, 47(1), 30–39.

Unknown. (2013, Desember 16). Teori David McClelland: Selalu mencoba memotivasi diri sendiri dan orang lain. https://rofiahsiviet.blogspot.com/2013/12/teori-david-mcclelland.html 

0 komentar:

Posting Komentar