13.5.22

PENYEBARAN VIRUS KEBENCIAN SEBAGAI SEBUAH TREND DIKALANGAN ANAK MUDA

(Oleh : Fika Yuliyanti)

   Perkembangan masyarakat modern yang disertai dengan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan semakin terbukanya kesempatan individu untuk berinteraksi dengan individu lainnya. Media sosial menjadi sebuah tempat bagi para warganet dalam berinteraksi tanpa harus mengenal, mengetahui identitas, dan saling bertemu. Salah satu bentuknya dengan saling memberikan komentar tentang apa yang suatu individu lihat dan rasakan dalam sebuah postingan atau berita di media sosial. 

   Virus kebencian atau ujaran kebencian (Hate Speech)  adalah perbuatan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk mengirimkan pesan provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada seseorang melalui media sosial, virus kebencian sendiri masuk kedalam golongan cyber bullying. Kebebasan individu untuk berkomentar menyebabkan mereka bisa dengan leluasa mengirimkan virus kebencian, rata-rata dari mereka yang menyebarkan virus kebencian ini bersembunyi dibalik akun-akun anonim, Akun anonim atau lebih tepatnya akun pseudonym adalah akun yang menggunakan nama samaran dengan tujuan untuk tidak dikenali orang lain. hal yang membuat kaget adalah bahwa orang-orang dibalik akun anonim tersebut kebanyakan masih berusia muda, contohnya di media sosial Twitter, akun anonim yang seringkali menghina dan mengatakan kata-kata kasar secara random kepada publik setelah diselidiki ternyata pemilik akun tersebut masih berusia belasan tahun.

Lalu apakah virus kebencian masuk kedalam ranah Psikologi sosial?

   Jawabannya adalah iya, banyak anak muda yang kesulitan berinteraksi dengan keluarga dan juga lingkungan sekitarnya, karena hal inilah anak-anak muda cenderung memilih bermain media sosial. Media sosial adalah dunia yang luas maka anak-anak muda yang bebas bermain media sosial tanpa bimbingan dan pengawasan orang tua lebih rentan menjadi pelaku penyebaran virus kebencian atau bahkan menjadi korbannya.

Berikut adalah beberapa alasananak muda memilih menjadi pelaku penyebaran virus kebencian;

1. Korban Bullying 

  Anak-anak yang di real lifenya menjadi korban bullying bukan tidak mungkin akan menjadi pelaku bullying di media sosial, perasaan marah karena tidak bisa melawan membuat korban bullying tersebut mencari pelampiasan di media sosial.

2. Proses pencarian jati diri

   Proses pencarian jati diri dapat membawa anak muda kepada penundaan psikososial, yaitu anak muda pada akhirnya akan mencari komitmen kepada siapa saja, meskipun hal-hal tersebut bertentangan dengan nilai-nilai yang ada pada dirinya. Proses pencarian identitas tanpa adanya bimbingan dari lingkungannya dapat membuat anak muda menjadi pelaku cyber bullying, perasaan puas dan menang setelah membully korbannya inilah yang membuat anak muda menjadi kecanduan.

3. Harga diri

   Beberapa waktu lalu media sosial Twitter dihebohkan oleh sebuah thread tentang cyber bullying yang dilakukan oleh anak-anak RP. RP sendiri adalah permainan yang dilakukan dengan cara berperan sebagai artis atau idola yang disukai di aplikasi Telegram. Anak-anak RP yang berjumlah ratusan tersebut membully salah satu anggotanya dengan kata-kata vulgar, bahkan menyuruh untuk suicide. Hal ini terjadi karena korban tersebut berselisih paham dengan salah satu admin grup tersebut. Admin tersebut kemudian menghasut anggota lainnya untuk membully korban tersebut, banyak yang setuju dan juga tidak setuju karena dianggap berlebihan, tetapi anggota yang tidak setuju inilah yang akhirnya diolok-olok dengan kata-kata "cupu". Karena hal tersebut harga diri mereka merasa diinjak sehingga mereka juga ikut membully korban tersebut.

Berikut ini dampak yang ditimbulkan dari perilaku cyberbullying, tidak hanya kepada korban tetapi juga pelaku.


* Korban Bullying

   Anak yang menjadi korban cyber bullying biasanya akan mengalami berbagai masalah serius. Permasalahan tersebut meliputi masalah kesehatan fisik, sosial, emosial, akademik, dan mental yang buruk. Dari perlakuan yang diterima dirinya akan membuat dirinya mengalami berbagai hal seperti;

1. Depresi

   Korban bullying biasanya akan memiliki gangguan depresi. Hal ini karena meningkatnya perasaan sedih dan kesepian pada dirinya. Selain itu, perlakuan bullying yang diterimanya akan mengubah pola tidur, makan, hilangnya minat pada aktivitas yang biasa mereka nikmati. Bahayanya, permasalahan ini akan dialaminya jangka panjang hingga dewasa.

2. Trauma

   Seperti yang penulis sebutkan di point ke satu, anak muda yang menjadi korban cyber bullying cenderung akan memiliki trauma mendalam yang terus terbawa dan terbayang hingga ia dewasa, kecuali anak tersebut dibantu oleh bantuan profesional.

3. Keluhan kesehatan

 Sebab adanya ucapan dan perlakuan yang membuatnya depresi, itu akan membuat dirinya tidak berminat untuk melakukan berbagai hal, seperti makan. Hal itu akan membuatnya mengalami gangguan kesehatan yang cukup parah.

* Pelaku Cyber Bullying

Seseorang yang terbiasa melakukan tindakan cyber bullying  terhadap orang lain cenderung akan melakukan hal yang sama hingga dewasa. 


                                                     DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/haenaaz/5d248044097f3611fa3c5cd2/pencarian-identitas-pada-masa-remaja

https://twitter.com/hazzayel_apk/status/1499341574299594760?s=19

https://www.suara.com/health/2021/01/09/070500/ketahui-dampak-bullying-pada-pelaku-korban-dan-orang-yang-menyaksikannya?page=2

0 komentar:

Posting Komentar