26.4.22

FIRST IMPRESSIONS ENGGAK SELAMANYA MULUS

 



PSIKOLOGI SOSIAL

Semester Genap T.A 2021/2022

 Oleh : Satria Rahman Nasution (21310410087)

Kelas Reguler

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A.

Seperti apakah dia nanti? Apakah dia akan menyukaiku? Bagaimana dia bisa melakukan itu padaku? Apakah dia cocok untuk organisasi ini? Ya, ini adalah jenis pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dipikiran kita, ketika akan bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya. Pertanyaan seperti itu mencerminkan apa yang kita yakini sebagai motivasi dasar manusia: untuk memahami karakteristik, niat, sifat, motif, tujuan, dan kebutuhan orang lain yang tidak dapat diamati.

First impressions, adalah istilah yang digunakan untuk mengenali orang-orang ketika pertama kalinya berjumpa. Biasanya dalam first impressions akan berjalan mulus saat individu bertemu untuk berdalih dengan menemukan kebutuhan dan kapasitas untuk memahami orang lain dalam konteks evolusi. Tetapi, apa jadinya jika stereotype (suatu kepercayaan terhadap kelompok lain, dan kepercayaan itu belum teruji kebenarannya. Kepercayaan itu cenderung digeneralisir) masih menjadi salah satu tumpuan individu untuk mengukur kemampuan, intelektual, sifat, atau bahkan motif terhadap orang-orang  yang akan dijumpainya untuk pertama kalinya?

Saya pikir, itu akan sedikit menyakitkan. Bilamana seseorang memandang individu hanya dari bentuk badan, kulit, rambut, mata, bibir, dan menganggapnya sebagai orang yang ramah, bisa bersosialisasi dengan baik, berpikiran dewasa, dan lai-lain. Seorang ahli psikologi terkenal, sebut saja Hurlock. Beliau mengemukakan terkait konsep diri yang merupakan  gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri dan  merupakan gabungan dari segi psikologis, keyakinan fisik, aspirasi, emosional, sosial dan prestasi yang diraih suatu individu. Lalu, bagaimana cara kita menyikapi hal tersebut ketika bertemu/wawancara, apa kiat-kiat yang seharusnya kita lakukan?

Karena, setiap kali satu orang baru bertemu dengan kita, orang tersebut hanya membutuhkan waktu setidaknya 10 detik untuk membentuk satu daftar impresi tentang kita. Sangat sulit membayangkan bahwa hanya dalam 10 detik bisa terjadi banyak komunikasi verbal. Komunikasi non-verbal merupakan aspek yang utama aagar membentuk kesan pertama.

Berikut ini adalah beberapa tips untuk diingat saat kita sedang dalam wawancara misalnya. (1). Tersenyum. Dari semua ekspresi wajah, senyum merupakan hal yang paling berpengaruh. Ketika kita tersenyum, orang lain pada umumnya hampir selalu tersenyum kembali pada kita. Ingatlah untuk tersenyum dengan seluruh wajah jangan hanya menggunakan otot rahang. (2). Jaga kontak mata. Kontak mata yang efektif akan. (3). Posisi tubuh. Latihlah posisi tubuh yang baik, walaupun pada awalnya kita akan merasa aneh. Sikap tubuh ia lah salah satu hal pertama yang akan diperhatikan seseorang. Individu dengan sikap tubuh yang baik akan dianggap sebagai seseorang yang bersahabat, pandai dan memiliki percaya diri.

 

Daftar pustaka

Anderson, A. K., Christoff, K., Panitz, D., De Rosa, E., & Gabrieli, J. D. E. (2003).    Neural correlates of the automatic processing of threat facial signals. The Journal of Neuroscience, 23, 5627–5633.

Zebrowitz, L. A., Hall, J. A., Murphy, N. A., & Rhodes, G. (2002). Looking smart and looking good: Facial cues to intelligence and their origins. Personality and Social Psychology Bulletin, 28, 238 –249

Sumber: Internet https://www.dalecarnegie.id/uploads/2012/11/E-Tips-73-Menciptakan-Kesan-Pertama-yang-Baik-PE. Diakses pada 25 April 2022

Sumber gambar

https://www.opentapes.org/2022/03/11/the-batman-riddlers-notes-and-riddles-are-online/

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar