PSIKOLOGI SOSIAL
Semester Genap T.A 2021/2022
Oleh : Satria Rahman Nasution
(21310410087)
Kelas Reguler
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A.
Seperti
apakah dia nanti? Apakah dia akan menyukaiku? Bagaimana dia bisa melakukan itu
padaku? Apakah dia cocok untuk organisasi ini? Ya, ini adalah jenis pertanyaan-pertanyaan
yang sering muncul dipikiran kita, ketika akan bertemu dengan seseorang untuk
pertama kalinya. Pertanyaan seperti itu mencerminkan apa yang kita yakini
sebagai motivasi dasar manusia: untuk memahami karakteristik, niat, sifat,
motif, tujuan, dan kebutuhan orang lain yang tidak dapat diamati.
First
impressions, adalah istilah yang digunakan untuk
mengenali orang-orang ketika pertama kalinya berjumpa. Biasanya dalam first
impressions akan berjalan mulus saat individu bertemu untuk berdalih dengan menemukan
kebutuhan dan kapasitas untuk memahami orang lain dalam konteks evolusi.
Tetapi, apa jadinya jika stereotype (suatu
kepercayaan terhadap kelompok lain, dan kepercayaan itu belum teruji
kebenarannya. Kepercayaan itu cenderung digeneralisir) masih menjadi salah satu
tumpuan individu untuk mengukur kemampuan, intelektual, sifat, atau bahkan
motif terhadap orang-orang yang akan
dijumpainya untuk pertama kalinya?
Saya
pikir, itu akan sedikit menyakitkan. Bilamana seseorang memandang individu hanya
dari bentuk badan, kulit, rambut, mata, bibir, dan menganggapnya sebagai orang
yang ramah, bisa bersosialisasi dengan baik, berpikiran dewasa, dan lai-lain.
Seorang ahli psikologi terkenal, sebut saja Hurlock.
Beliau mengemukakan terkait konsep diri yang merupakan gambaran seseorang
mengenai dirinya sendiri dan merupakan gabungan dari segi
psikologis, keyakinan fisik, aspirasi, emosional, sosial dan prestasi yang diraih
suatu individu. Lalu, bagaimana cara kita menyikapi hal tersebut ketika
bertemu/wawancara, apa kiat-kiat yang seharusnya kita lakukan?
Karena,
setiap kali satu orang baru bertemu dengan kita, orang tersebut hanya
membutuhkan waktu setidaknya 10 detik untuk membentuk satu daftar impresi
tentang kita. Sangat sulit membayangkan bahwa hanya dalam 10 detik bisa terjadi
banyak komunikasi verbal. Komunikasi non-verbal merupakan aspek yang utama aagar
membentuk kesan pertama.
Berikut
ini adalah beberapa tips untuk diingat saat kita sedang dalam wawancara
misalnya. (1). Tersenyum. Dari semua ekspresi wajah, senyum merupakan hal yang
paling berpengaruh. Ketika kita tersenyum, orang lain pada umumnya hampir
selalu tersenyum kembali pada kita. Ingatlah untuk tersenyum dengan seluruh
wajah jangan hanya menggunakan otot rahang. (2). Jaga kontak mata. Kontak mata
yang efektif akan. (3). Posisi tubuh. Latihlah posisi tubuh yang baik, walaupun
pada awalnya kita akan merasa aneh. Sikap tubuh ia lah salah satu hal pertama
yang akan diperhatikan seseorang. Individu dengan sikap tubuh yang baik akan dianggap
sebagai seseorang yang bersahabat, pandai dan memiliki percaya diri.
Daftar
pustaka
Anderson,
A. K., Christoff, K., Panitz, D., De Rosa, E., & Gabrieli, J. D. E. (2003).
Neural correlates of the automatic
processing of threat facial signals. The Journal of Neuroscience, 23,
5627–5633.
Zebrowitz,
L. A., Hall, J. A., Murphy, N. A., & Rhodes, G. (2002). Looking smart and
looking good: Facial cues to intelligence and their origins. Personality and
Social Psychology Bulletin, 28, 238 –249
Sumber:
Internet https://www.dalecarnegie.id/uploads/2012/11/E-Tips-73-Menciptakan-Kesan-Pertama-yang-Baik-PE.
Diakses
pada 25 April 2022
Sumber gambar
https://www.opentapes.org/2022/03/11/the-batman-riddlers-notes-and-riddles-are-online/
0 komentar:
Posting Komentar