6.1.22

STRUKTUR ORGANISASI YANG ADAPTIF UNTUK MENJAWAB TANTANGAN DI ERA SERBA CEPAT DAN PRAKTIS

 STRUKTUR ORGANISASI YANG ADAPTIF UNTUK MENJAWAB TANTANGAN DI ERA SERBA CEPAT DAN PRAKTIS


Oleh : 

Langgeng Dwi Hartono (20310410063) 

Fakultas Psikologi

Esayy Prasyarat Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Psikologi Manajemen & Organisasi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A



Beberapa orang mungkin belum bisa memahami dan belum mampu mengoptimalkan sebuah tim atau sistem kerja yang ada dalam sebuah perusahaan. Baik itu ketidakjelasan jobdesk, birokrasi yang rumit, dan sebagainya. Jika itu terjadi, mungkin sangat diperlukan untuk mereview tentang struktur organisasi perusahaan.

Di dalam organisasi, terdapat struktur yang menjadi kerangkanya. Struktur tersebut memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Yang paling sering Anda dengar mungkin adalah peran seperti Direktur, Manajer, Manajer Operasional, Manajer HRD, Supervisor, dan sebagainya. 

Untuk bisa memahami dan mengoptimalkan sebuah tim dan organisasi, maka penulis membuat sebuah karya tulis ini untuk membahas tentang bagaimana struktur organisasi yang tepat dan adaptif. 


Pengertian organisasi 

Sebelum kita bahas bagaimana struktur organisasi yang adaptif itu, mari kita bahas apa sih itu struktur organisasi. Secara umum pengertian dari struktur organisasi adalah sebuah garis hierarki atau bertingkat yang mendeskripsikan komponen-komponen yang menyusun perusahaan, di mana setiap individu atau SDM yang berada pada lingkup perusahaan tersebut memiliki posisi dan fungsinya masing-masing.

Sedangkan menurut para ahli, memiliki padangan masing-masing tentang definisi struktur organisasi. Menurut Robbins dan Coulter (2007), struktur organisasi diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Struktur organisasi yang baik berusaha mewujudkan keserasian dan keharmonisan kerja.  Robbins dan Coulter (2007), mengemukakan ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi, yaitu:

1. Pembagian pekerjaan, adalah tingkat dimana tugas dalam sebuah organisasi dibagi menjadi pekerjaan yang berbeda. 

2. Departementalisasi, merupakan dasar yang digunakan untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaan menjadi satu kelompok. Setiap organisasi terdiri dari beberapa departemen (divisi kerja).

3. Hierarki, adalah garis wewenang yang tidak terputus yang membentang dari tingkatan atas organisasi hingga tingkatan paling bawah dan menjelaskan hubungan si pelapor kepada si penerima laporan.

4. Koordinasi, adalah proses menyatukan aktivitas dari departemen yang terpisah untuk mencapai sasaran organisasi secara efektif.

5. Rentang manajemen, adalah jumlah karyawan yang dapat dikelola oleh seorang pimpinan secara efektif dan efisien.


Cara Membangun Struktur Organisasi yang Efektif

Setelah memahami apa itu struktur organisasi, maka penulis akan memberikan saran dalam merancang sebuah struktur organisasi yang efektif, dikutip dari hrnote.asia : 

1. Rancang Struktur Organisasi Sesuai Dengan Visi Dan Misi. 

Sebelum membuat susunan organisasi perusahaan yang baku, maka pastikan dulu bahwa visi, misi, dan tujuan atau sasaran organisasi telah dibuat dengan jelas. Tak jarang beberapa pihak, terutama perusahaan startup yang terburu-buru dalam membuat struktur tanpa memperhatikan kejelasan tentang apa yang diharapkan dari organisasi perusahaan yang dibangunnya. Oleh karena itu, hindarilah membuat bagan organisasi tanpa memiliki simpulan tujuan organisasi yang jelas.

2. Rancang Struktur Organisasi Setelah Merumuskan Bisnis. 

Poin penting yang juga diperhatikan untuk membuat struktur organisasi perusahaan adalah mengetahui sasaran bisnis yang ingin dicapai. Rumuskan apa saja bisnis yang ingin dilakoni dan apa saja sasarannya. Hal ini akan membantu anda dalam mengenal bisnis, proses atau aktivitas apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari organisasi perusahaan Anda. Dengan demikian, akan lebih mudah mengembangkan struktur dengan kejelasan aktivitas.

3. Pertimbangkan Bakat Serta Talenta Pekerja. 

Langkah berikutnya yang wajib dilakukan adalah melakukan analisis dan pengamatan terhadap kemungkinan tersimpannya keahlian-keahlian pada pekerja Anda. Bisa saja selama ini organisasi Anda memiliki banyak talenta tersimpan, tapi tidak ditemukan, digunakan atau dioptimalkan untuk pertumbuhan perusahaan. 

Oleh karena itu, bagi pemilik perusahaan amatlah penting mengenali karakter dan kemampuan karyawan Anda, sehingga dengan menggunakan talenta yang ada dan mengoptimalkan bakatnya akan membuat bisnis berjalan lebih baik.

4. Pertimbangkan Usia Pekerja. 

Dalam jenjang karir, ada enam tahapan yang dilalui seseorang, mulai dari masa Trial, Establishment, Transition, Growth, Maintenance dan Withdrawal. Dalam agenda membentuk struktur organisasi perusahaan, faktor usia menjadi salah satu yang patut dipertimbangkan, sehingga Anda mampu menempatkan mereka pada posisi atau jabatan-jabatan yang sudah dirancang. Usia merupakan indikator umum dari tingkat kedewasaan, kematangan, dan kecekatan melakukan kerja.

5. Posisi/Jabatan yang Tidak Sesuai dengan Kompetensi Karyawan. 

Membentuk susunan organisasi yang tepat dengan mempertimbangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki pekerja adalah sesuatu yang ideal. Namun, ketika hal ini tidak selalu terwujud dan menimbulkan masalah pada di lapangan, perlu dilakukan evaluasi terhadap struktur yang ada.

6. Berlakukan Self – Assessment Pada Pekerja. 

Ketika operasional perusahaan sudah berjalan sekian waktu, mungkin anda perlu melakukan evaluasi ulang terkait penempatan posisi setiap pekerja. Kegiatan self assesment (menilai diri sendiri) mungkin perlu dilakukan untuk memastikan bahwa jabatan mereka saat ini masih relevan dengan bakat dan talenta mereka. Seperti yang disebutkan di atas, hindarilah menempatkan seseorang tanpa mempertimbangkan bakat dan talenta mereka, karena hal ini dipastikan membuat mereka menghasilkan kinerja rendah.

7. Buat Struktur Organisasi Perusahaan yang Ramping. 

Ramping namun efisien, itulah bentuk struktur organisasi terbaik yang diimpikan oleh setiap pemilik perusahaan. Struktur organisasi perusahaan sebaiknya memang harus memperhatikan prinsip kerampingan untuk menghindari birokrasi rumit yang memperlambat operasional.


Cara Membuat Struktur Kerja yang Adaptif

Dewasa ini perubahan lingkungan bisnis yang berjalan dengan kecepatan tinggi menyebabkan perusahaan mempunyai waktu yang sempit untuk membangun struktur organisasi yang dapat meningkatkan fleksibilitas, daya kreasi, dan daya tanggapannya terhadap perubahan. Semakin lama suatu perusahaan membangun struktur organisasi, semakin jauh pula kita tertinggal dari pesaing. Terlebih, sebagai akibat otomatisasi dan penerapan teknologi informasi secara progresif, perubahan- perubahan terjadi secara radikal dalam berbagai proses pekerjaan. Menghadapi gejolak perubahan tersebut, struktur organisasi tradisional yang birokratis dan mekanistik akan mengalami kesulitan besar. Struktur birokratis akan terjerumus pada jurang yang sangat dalam akibat ketidakmampuan mengadaptasikan dirinya terhadap percepatan perubahan lingkungan bisnis. Ketika para pesaing telah mengadopsi kemajuan teknologi untuk membongkar habis jaring-jaring birokrasi, maka para pengguna organisasi birokratis tinggal menunggu kepunahannya.

Prinsip-prinsip apa saja dalam pengorganisasian yang perlu diubah agar organisasi dapat ditransformasikan menjadi struktur yang lebih adaptif? Menurut Dr. Hani Handoko yang diwawancarai Usahawan (1996), ada sejumlah prinsip pengorganisasian klasik yang perlu diganti dengan berbagai prinsip konseptual baru yang lebih sesuai dengan era pengetahuan, berikut prinsip-prinsip tersebut : 

1. Konsep hierarki ke pasar jaringan.

Guna berlangsungnya komunikasi langsung antar unit, dituntut penerapan jaringan. Jaringan ini dimungkinkan oleh kemampuan teknologi informasi modern. Berbagai jaringan bisa dipandang sebagai kelompok-kelompok karyawan (baik di dalam maupun di luar organisasi) yang menggunakan teknologi informasi untuk memfasilitasi komunikasi yang cepat dan sering. Konsep jaringan ini lebih dinamis dan lebih organik ketimbang hirarki fungsional. Jaringan tidak berarti semua hirarki dihapus, melainkan hanya menyusun kembali peran dan fungsinya, melalui strategi koordinasi yang berbeda.

2. Proses integratif dan kolaboratif.

Melalui pengorganisasian proses kolaboratif berbagai gagasan, orang, proses, dan sumber daya dalam organisasi, maka thinking dan doing tidak lagi dipisahkan, melainkan diintegrasikan. Seluruh jajaran organisasi dituntut untuk selalu menggapai pemikiran orang atau bagian lain agar bisa bertindak dengan satu pola. Secara esensial, struktur dengan orientasi proses integratif mempunyai rancangan dengan tim sebagai building blocks (team based organization), dan bersifat lebih organik, bukan mekanistik. Struktur perusahaan akan menjadi lebih sederhana dan flat. Struktur berdasarkan tim meningkatkan kecepatan dan kejelasan komunikasi, serta memungkinkan konsentrasi energi organisasional dan sumber daya perusahaan.

3. Metafora organisasi hypertext.

Organisasi ini terdiri atas tiga jenjang, yaitu sistem bisnis, tim projek, dan basis pengetahuan. Persyaratan kunci adalah kapabilitas strategi untuk mendukung akuisisi, kreasi, eksploitasi, dan akumulasi pengetahuan baru dengan basis kontinu dan berulang dalam proses siklikal. Proses penciptaan pengetahuan dikonseptualisasikan sebagai suatu siklus pengetahuan dinamis secara mudah melintasi tiga jenjang. Tujuannya adalah memandang birokrasi dan tim sebagai komplementer.

4. Organisasi lateral.

Kecepatan dalam era telah menjadi kriteria sukses yang paling menentukan. Waktu telah menjadi komoditi yang mahal dan langka. Organisasi lateral memberikan fleksibilitas yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan mempunyai kapabilitas untuk menghasilkan kecepatan. Kolaborasi horizontal sering lebih baik dan cepat dibanding menggunakan hirarki. Fokusnya adalah menyenangkan pelanggan. Tetapi organisasi lateral bukanlah obat mujarab, yang terpenting adalah matching antara tipe dan jumlah organisasi lateral dengan persyaratan koordinasi lateral untuk mengeksekusi strategi. 




Referensi

Handoko, Hani. Dalam wawancara oleh Usahawan .1996. Rancang Ulang Struktur Organisasi. Usahawan. April, No.04 Thn XXV. 

Handoko, Hani. Dan Tjiptono, Fandy. 1996. Kepemimpinan Transformasional dan Pemberdayaan. JEBI. September. 

Hrnote.asia. 2020. Struktur Organisasi: Definisi, Contoh, dan Cara Membangun yang Efektif. Diakses tanggal 06 Januari 2022 pada : https://id.hrnote.asia/orgdevelopment/good-organization-structure-200915/.

Robbins, S.P. (2008), Organizational Behaviour Concept, Contoversiest, Application, 6Ed, Prentice Hall, Inc.Eaglewood, Cliff New Jersey.

Robbins, C. S.P dan Judge, (2007), Perilaku Organisasi, Salemba Empat, Jakarta. 

Robbins, S.P. (2006), Prilaku Organisasi, Edisi 10, PT. Indeks Kelompok Gramedia.





0 komentar:

Posting Komentar