6.11.21

STRESS DALAM SUATU ORGANISASI


 Hasriani Zubaidi/19310410091

Psikologi Manajemen dan Organisasi 
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta 
Dosen Pengampu: Dr.,Arundati Shinta,.M.A






Kata stress berasal dari bahasa latin yaitu "Stringere" yang artinya adanya ketegangan atau tekanan. Munculnya reaksi stress yang kemunculannya tidak diharapkan oleh orang - orang biasanya dapat terjadi karena disebabkan oleh tingginya beban atau tuntutan yang mereka pegang di dalam lingkungan sekitar terhadap seseorang sehingga keseimbangan antara kemampuan dan kekuatan menjadi terganggu. Penyebab stress adalah situasi menekan yang berasal dari tugas berat atau yang dilakukan dalam situasi yang tidak kondusif, yang terus menerus dirasakan oleh seseorang. Jenis stress seperti itu juga dapat disebabkan karena adanya trauma. Sopiah (2008:85) mengungkapkan bahwa stress merupakan suatu respon adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mencancam kesehatan seseorang. Hans Selye (dalam Sehnert, 1981) menjabarkan bahwa stress merupakan respon tidak spesifik dari tubuh yang disebabkan oleh tuntutan terhadap induvidu tersebut. Di samping itu, stress bersifat internal yang merupakan akibat dari tuntutan lingkungan atau situasi sosial yang kemungkinan bersifat merusak dan tidak terkendali.

Menurut Lazarus (1976) stress adalah suatu keadaan psikologis induvidu yang disebabkan karena induvidu atau seseorang dihadapkan pada situasi internal dan eksternal. Stress pada hakekatnya adalah tekanan yang disebabkan oleh beban pekerjaan dan berbagai hal lain terhadap seorang induvidu hingga mereka merasa kesulitan untuk menyelesaikan tugas atau kewajiban yang diembannya.

Tekanan dan gangguan adalah suatu hal yang umum terjadi di dalam suatu organisasi sehingga cara mengantisipasinya sangat penting agar pekerjaan tidak terganggu. Ini dapat dilakukan dengan mengindikasikan masalah yang sedang dihadapi. Semakin berat tekanan yang dialami seseorang (hingga mencapai ambang batas yang mampu diterima induvidu tersebut), maka tingkat stress yang muncul akan semakin menganggu kinerja otak, salah satunya adalah daya ingat. Dalam bukunya yang berjudul Organizational Behavior, Robbin mengelompokkan stress menjadi 3 gejala yaitu gejala psikologis, isiologis, dan perilaku.

Stress berlebih memiliki dampak serius pada perkembangan kemampuan induvidu dalam beradaptasi karena pada umumnya, stress seringkali terjadi karena perasaan yang timbul kadang memiliki sebab kadang juga tidak (datang secara tiba- tiba). Dalam suatu organisasi, para pekerja mengalami stress yang disebabkan oleh tekanan yang terjadi di tempat kerja seperti kinerja atau konsistensi mereka dalam bekerja. Salah satu contohnya adalqah frustasi, yaitu adanya hambatan terhadap motivasi pekerja dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. Apabila target tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai akan menggangu jam pekerja sehingga menjadi pemicu terjadinya stress. 

Dalam konteks target kerja, reaksi umumnya dikenal sebagai istilah mekanisme pertahanan diri. Stress yang dialami pekerja merupakan upaya mereka bertahan terhadap tekanan psikologis yang dialami mereka. Namun, tiap pekerja memiliki toleransi atau tingkat yang beragam dalam menghadapi stress yang timbul dalam menghadapi tekanan selain reaksi stress melalui hambatan bisa juga dijadikan motivasi oleh sebagaian pekerja. Perbedaan pada hambatan dan dorongan ini dapat memicu frustasi atau bahkan mengarah pada pola adaptasi yang lebih baik. Berdasarkan hal tersebut juga perlu adanya pengelolaan stress diantaranya adalah: 

  1. Dukungan sosial. Dukungan sosial dapat diartikan sebagai "bantuan dari orang lain yang memiliki kedekatan (orang tua, suami atua istri, saudara atau teman) terhadap seseorang yang mengalami stress.
  2. Kepribadian. Berbagai tipe kepribadian sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam melakukan coping ketika mengatasi stress.
  3. Selalu Berpikir Positif. Memberikan dukungan kepada orang - orang untuk selalu berfikir positif dapat membantu mereka menghindari sress yang berlebihan 
  4. Mendengarkan. Pada dasarnya orang yang stress terutama dalam masalah pekerjaan lebih ingin di dengar dibandingkan di berikan solusi sehingga alangkah baiknya apabila mendengarkan keluh kesah mereka



Daftar Pustaka

    1. Chaniago, Nasrul Syakur, Manajemen Organisasi, Bandung, Citapustaka, 2011.
    2. Djafri Novianty. 2014. Psikologi Manajemen. Dee Publish Yogyakarta.
    3. Rivai, Veithzal. 2007. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Graindo Persada.

0 komentar:

Posting Komentar