8.11.21

RESILIENSI : KUNCI DARI SITUASI YANG TIDAK MENYENANGKAN

 

RESILIENSI : KUNCI DARI

 SITUASI YANG TIDAK MENYENANGKAN

TUGAS ESSAY PSIKOLOGI INOVASI

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Poppy Intan Permatasari (19310410013)

Dosen Pengampu : Dr. Arundhati Shinta, M. A

Kehidupan yang kita jalani penuh sekali dengan yang namanya kejutan. Kejutan ini datangnya tidak disangka-sangka dan tidak terduga yang dimana nantinya akan membawa perubahan untuk diri kita. Namun tidak bisa dipungkiri juga didalam kehidupan yang penuh dengan kejutan, pastinya kita pernah berada disituasi yang tidak kita inginkan bahkan situasi yang tidak menyenangkan sekalipun. Situasi tersebut bisa dari hubungan sosial, seperti dengan pacar, keluarga, sahabat, teman, lingkungan masyarakat serta di tempat kerja sekalipun.

Ternyata untuk megahadapi situasi yang penuh dengan kejutan atau situasi tidak menyenangkan tersebut ada salah satu strategi yang bisa dibilang cukup efektif. Dimana strategi ini nantinya akan membuat kita mampu mengambil hikmah maupun makna pembelajaran dari kenyataan yang sudah terjadi tersebut. Strategi yang dimaksud dari penjelasan tersebut adalah resiliensi. Resiliensi merupakan kapasitas seseorang untuk tetap berkondisi baik dan memiliki solusi yang produktif ketika berhadapan dengan kesulitan ataupun trauma, yang memungkinkan adanya stress di kehidupannya ( Reivich &Shatte, 2002).

Dengan resiliensi ini nantinya akan membuat kita yang tidak nyaman dengan situasi  yang dihadapinya belajar untuk bisa mencari pengalaman baru, tentunya juga untuk melihat kehidupannya sebagai suatu keadaan yang mengalami kemajuan. Namun kenyataan yang sering terjadi, tidak semua individu mau untuk melakukan resiliensi serta tidak mau beradaptasi dengan situasi yang tidak menyenangkan tersebut. Dimana mereka enggan untuk keluar dari zona nyamannya, serta beranggapan kalau mereka lebih enak berada di situasi yang dia inginkan.

Untuk mengatasi masalah tersebut tentunya kita harus mengubah pola pikir terlebih dahulu. Kita juga memerlukan edukasi tentang pentingnya keluar dari zona tidak nyaman dan mencoba membuka hal baru dengan cara resiliensi. Karena resiliensi ini dapat kita pelajari serta dapat kita optimalkan dengan mudah seiringnya waktu berjalan. Menurut Baumgadner dan Chrother (2010) Seseorang yang memiliki resiliensi yang baik akan menampilkan beberapa kemampuan dalam dirinya yang meliputi : Mempunyai self image yang positif dan akan menjadi pribadi yang efektif, mempunyai selera humor, optimis, intelektual yang baik dan kemampuan dalam memecahkan masalah, mempunyai tempramen yang easygoing dan kepribadian yangdapat beradaptasi terhadap perubahan, serta memiliki nilai pribadi dan nilai intelektual yang baik.

Karena kita sudah mengetahui ciri-ciri dari individu yang memiliki resiliensi tinggi, sekarang kita melanjutkan dengan cara mengoptimalkan resiliensi tersebut. Bagaimana sih cara mengoptimalkan resiliensi ini? Jadi menurut penelitian yang dilakukan Reivich dan Shatte (2002), kita dapat meningkatkan resiliensi dan melatih tingkat resiliensi dengan menerapkan kebiasaan dan pola pikir berikut :

1.      Ubah persepsi tentang kegagalan\

Kita perlu meyakini bahwa kegagalan adalah hal yang biasa dan wajar dalam usaha untuk mencapai cita-cita. Dengan mengubah persepsi kegagalan menjadi hal yang lebih positif seperti mampu membuat kita menjadi pribadi yang lebih matang dan mampu memaknai kesuksesan secara lebih, dapat membantu kita untuk lebih termotivasi dibandingkan mengurung diri dalam keterpurukan.

2.      Bangun kepercayaan diri

Kepercayaan diri penting bagi pribadi yang ingin resilien. Dengan kepercayaan diri kita akan memiliki keyakinan bahwa kita akan sukses suatu saat nanti

3.      Belajar untuk relaks

Ketika kita menjaga pikiran dan tubuh kita, kita akan lebih mampu untuk mengatasi tantangan dalam hidup secara lebih efektif. Beberapa caranya adalah dengan membiasakan diri untuk tidur cukup, olahraga, meditasi, dan refreshing.

4.      Kontrol respons diri

Ingat bahwa kita semua pernah mengalami hari-hari berat. Tetapi kita memiliki pilihan dalam menanggapi. Kita bisa memilih reaksi yang panik dan pesimis ataupun tenang dan optimis. Pribadi yang resilien mampu memilih respons yang tepat dari masalah yang dihadapi yaitu dengan tetap tenang dan optimis.

5.      Bersikap fleksibel

Pribadi yang resilien memahami bahwa segala sesuatunya berubah, bahkan rencana yang sudah dibuat dengan hati-hati pun bisa gagal ataupun dibatalkan. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan memahami masalah atau dengan memilih jalur lain.

Jadi individu yang memiliki resiliensi akan mencoba beradaptasi dan membuka ruangan baru untuk dirinya bisa belajar. Karena individu yang sehat itu adalah individu mampu mencoba tantangan dan tetap berkondisi baik serta memiliki solusi yang produktif ketika berhadapan dengan kesulitan ataupun trauma. So apakah kalian bisa keluar dari kondisi ketidaknyaman tersebut teman-teman? Semangat ya dan yuk segera bangkit!

 

Daftar Pustaka :

Baumgadner, S.R & Chrother, M.K. (2010). Positive Psychology. London : Pearson

Reivich dan Shatte. (2002). Psychological Resilience. American Journal of Orthopsychiatry, 57, 316.

Sumber Gambar :

https://www.google.com/amp/s/www.linovhr.com/resiliensi-karyawan/ (Diakses pada 8 November 2021)

0 komentar:

Posting Komentar