TUGAS ESSAY PSIKOLOGI INOVASI
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Rifdah Nur Aqilah (19310410061)
Mata Kuliah : Psikologi Inovasi
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta,
MA.
Dalam rentang kehidupan, manusia
selalu beriringan dengan masalah-masalah, baik permasalahan internal maupun permasalahan
eksternal. Sebagian orang mungkin mampu mengatasi permasalahan itu dengan baik,
namun bagi sebagian lainnya ada yang tidak mampu mengatasi masalah-masalahnya.
Biasanya, ketidakmampuan itu dilampiaskan dengan mengeluh. Bukan berarti orang
yang mampu mengatasi masalah tidak pernah mengeluh, justru banyak orang yang
sebenarnya sudah mampu namun mereka tidak puas akan pencapaiannya, sehingga kecenderungan
mengeluh itu muncul. Dalam KBBI V, mengeluh adalah menyatakan susah (karena
penderitaan, kesakitan, kekecewaan, dan sebagainya).
Hampir seluruh populasi manusia di muka
bumi ini pernah mengeluh. Mengeluh terjadi karena segala sesuatunya tidak
berjalan sesuai dengan rencana dan harapan. Lebih jelasnya, dilansir dari
idntimes.com (2019) bahwa ada 6 faktor yang memicu seseorang mengeluh, yaitu
merasa tidak percaya diri dalam menghadapi masalah, tidak ikhlas menghadapi
ujian, dikuasai nafsu sehingga mudah mengeluh, terlalu sempit memandang sebuah
masalah, tidak mau bertanggung jawab menyelesaikan masalahnya sendiri, dan yang
terakhir karena jauh dari sang pencipta.
Mengeluh itu wajar, mengeluh itu
manusiawi. Mengeluh tidak selalu berkonotasi negatif. Ada beberapa situasi dan
kondisi di mana mengeluh itu bisa memberi keuntungan secara psikologis, yaitu
dapat menyalurkan perasaan yang selama ini terpendam dan menupuk di dalam diri,
sehingga kita menjadi lebih lega. Menurut Praktisi asal Amerika Serikat, Robert
Taibbi, L.C.S.W., mengeluh bisa untuk menghilangkan stress, rasa takut, dan
rasa cemas. Selain itu, mengeluh juga diyakini dapat meningkatkan motivasi agar
kita tidak cepat berpuas diri.
Persoalannya, banyak orang yang
menjadikan mengeluh sebagai habit atau kebiasaan yang terus-menerus dilakukan. Contohnya,
setiap pagi berangkat kerja mengeluh macet yang menyebabkan dia sering telat
masuk kerja, atau mahasiswa yang setiap hari mengeluh banyak tugas. Padahal, keseringan
mengeluh justru akan membuat kita rugi. Banyak mengeluh akan membuat hidup kita
tidak tenang dan masalah yang kita hadapi akan semakin runyam. Selain itu, kita
juga tidak mendapat keuntungan dari mengeluh yang berlebihan. Kebiasaan mengeluh
akan membuat kita semakin tidak percaya diri, pesimis, mudah putus asa, sering
menyalahkan orang lain atau keadaan, sering badmood yang akhirnya akan mengganggu
produktivitas sehari-hari.
Sebenarnya, mengeluh tidak akan
menyelesakan masalah dan bukan cara pengelolaan stres yang bijak. Lalu,
bagaimana cara kita mengelola keluhan? Dilansir dari kompas.com (2019), ada
beberapa cara untuk mengelola keluhan dan mengurangi kebiasaan mengeluh,
diantaranya:
1. Cobalah lihat
hal yang kita keluhkan dengan perpektif luas. Seperti, apakah keluhan itu akan
berpengaruh besar dalam hidup kita di masa sekarang dan masa depan.
2. Lihatlah lebih
dalam terkait apa masalah yang membuat kita mengeluh.
3. Buatlah ini
menjadi semacam permainan. Misalnya, kita bisa menggunakan benda seperti gelang
karet. Setiap kali kita menyadari diri sedang mengeluh, pindahkan gelang
tersebut ke sisi lain.
4. Pilihlah saluran
yang tepat. Bijak dalam memilih siapa orang yang akan menjadi tempat keluh
kesah, seperti keluarga atau sahabat. Jangan mengeluh di media sosial.
5. Pastikan tujuan
keluhan kita jelas sehingga kita bisa mencari solusinya.
6. Temukan sisi
positif dari keluhan itu, dan jangan lupa bersyukur.
Tidak mudah untuk mengurangi bahkan
menghilangkan kebiasaan mengeluh. Semua butuh proses untuk berubah, yang
terpenting adalah kemauan dan komitmen diri untuk berhenti mengeluh berlebihan.
Keluarkan keluhan saat kita benar-benar butuh untuk mengeluarkannya. Karena jika
mengeluh terus-menerus akan membuat kita terjebak dalam situasi rumit sehingga
akan semakin sulit kita menemukan solusinya.
Referensi:
IDNTimes.com.
(2019, 27 April). 6 Faktor yang Membuat Seseorang Gampang Sekali Mengeluh.
Diakses pada 4 November 2021, dari https://www.idntimes.com/life/inspiration/amp/anggita-rezki-a/faktor-yang-membuat-seseorang-gampang-sekali-mengeluh-c1c2
Kompas.com.
(2019, 4 Januari). 7 Cara Berhenti Mengeluh Agar Lebih Bahagia. Diakses pada
4 November 2021, dari https://lifestyle.kompas.com/read/2019/01/04/070700520/7-cara-berhenti-mengeluh-agar-lebih-bahagia-?page=all
Psychology
Today. (2018, 4 November). How to Stop Complaining. Diakses pada, 4
November 2021, dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/fixing-families/201811/how-stop-complaining
0 komentar:
Posting Komentar