4.11.21

MENGELUH ITU MANUSIAWI, TAPI SERING MENGELUH AKAN MERUGI

MENGELUH ITU MANUSIAWI, TAPI SERING MENGELUH AKAN MERUGI

TUGAS ESSAY PSIKOLOGI INOVASI

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Rifdah Nur Aqilah (19310410061)

Mata Kuliah : Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.

Dalam rentang kehidupan, manusia selalu beriringan dengan masalah-masalah, baik permasalahan internal maupun permasalahan eksternal. Sebagian orang mungkin mampu mengatasi permasalahan itu dengan baik, namun bagi sebagian lainnya ada yang tidak mampu mengatasi masalah-masalahnya. Biasanya, ketidakmampuan itu dilampiaskan dengan mengeluh. Bukan berarti orang yang mampu mengatasi masalah tidak pernah mengeluh, justru banyak orang yang sebenarnya sudah mampu namun mereka tidak puas akan pencapaiannya, sehingga kecenderungan mengeluh itu muncul. Dalam KBBI V, mengeluh adalah menyatakan susah (karena penderitaan, kesakitan, kekecewaan, dan sebagainya).  

Hampir seluruh populasi manusia di muka bumi ini pernah mengeluh. Mengeluh terjadi karena segala sesuatunya tidak berjalan sesuai dengan rencana dan harapan. Lebih jelasnya, dilansir dari idntimes.com (2019) bahwa ada 6 faktor yang memicu seseorang mengeluh, yaitu merasa tidak percaya diri dalam menghadapi masalah, tidak ikhlas menghadapi ujian, dikuasai nafsu sehingga mudah mengeluh, terlalu sempit memandang sebuah masalah, tidak mau bertanggung jawab menyelesaikan masalahnya sendiri, dan yang terakhir karena jauh dari sang pencipta.

Mengeluh itu wajar, mengeluh itu manusiawi. Mengeluh tidak selalu berkonotasi negatif. Ada beberapa situasi dan kondisi di mana mengeluh itu bisa memberi keuntungan secara psikologis, yaitu dapat menyalurkan perasaan yang selama ini terpendam dan menupuk di dalam diri, sehingga kita menjadi lebih lega. Menurut Praktisi asal Amerika Serikat, Robert Taibbi, L.C.S.W., mengeluh bisa untuk menghilangkan stress, rasa takut, dan rasa cemas. Selain itu, mengeluh juga diyakini dapat meningkatkan motivasi agar kita tidak cepat berpuas diri.




Persoalannya, banyak orang yang menjadikan mengeluh sebagai habit atau kebiasaan yang terus-menerus dilakukan. Contohnya, setiap pagi berangkat kerja mengeluh macet yang menyebabkan dia sering telat masuk kerja, atau mahasiswa yang setiap hari mengeluh banyak tugas. Padahal, keseringan mengeluh justru akan membuat kita rugi. Banyak mengeluh akan membuat hidup kita tidak tenang dan masalah yang kita hadapi akan semakin runyam. Selain itu, kita juga tidak mendapat keuntungan dari mengeluh yang berlebihan. Kebiasaan mengeluh akan membuat kita semakin tidak percaya diri, pesimis, mudah putus asa, sering menyalahkan orang lain atau keadaan, sering badmood yang akhirnya akan mengganggu produktivitas sehari-hari.

Sebenarnya, mengeluh tidak akan menyelesakan masalah dan bukan cara pengelolaan stres yang bijak. Lalu, bagaimana cara kita mengelola keluhan? Dilansir dari kompas.com (2019), ada beberapa cara untuk mengelola keluhan dan mengurangi kebiasaan mengeluh, diantaranya:

1.      Cobalah lihat hal yang kita keluhkan dengan perpektif luas. Seperti, apakah keluhan itu akan berpengaruh besar dalam hidup kita di masa sekarang dan masa depan.

2.      Lihatlah lebih dalam terkait apa masalah yang membuat kita mengeluh.

3.      Buatlah ini menjadi semacam permainan. Misalnya, kita bisa menggunakan benda seperti gelang karet. Setiap kali kita menyadari diri sedang mengeluh, pindahkan gelang tersebut ke sisi lain.

4.      Pilihlah saluran yang tepat. Bijak dalam memilih siapa orang yang akan menjadi tempat keluh kesah, seperti keluarga atau sahabat. Jangan mengeluh di media sosial.

5.      Pastikan tujuan keluhan kita jelas sehingga kita bisa mencari solusinya.

6.      Temukan sisi positif dari keluhan itu, dan jangan lupa bersyukur.

Tidak mudah untuk mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan mengeluh. Semua butuh proses untuk berubah, yang terpenting adalah kemauan dan komitmen diri untuk berhenti mengeluh berlebihan. Keluarkan keluhan saat kita benar-benar butuh untuk mengeluarkannya. Karena jika mengeluh terus-menerus akan membuat kita terjebak dalam situasi rumit sehingga akan semakin sulit kita menemukan solusinya.

 

Referensi:

IDNTimes.com. (2019, 27 April). 6 Faktor yang Membuat Seseorang Gampang Sekali Mengeluh. Diakses pada 4 November 2021, dari https://www.idntimes.com/life/inspiration/amp/anggita-rezki-a/faktor-yang-membuat-seseorang-gampang-sekali-mengeluh-c1c2

Kompas.com. (2019, 4 Januari). 7 Cara Berhenti Mengeluh Agar Lebih Bahagia. Diakses pada 4 November 2021, dari https://lifestyle.kompas.com/read/2019/01/04/070700520/7-cara-berhenti-mengeluh-agar-lebih-bahagia-?page=all

Psychology Today. (2018, 4 November). How to Stop Complaining. Diakses pada, 4 November 2021, dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/fixing-families/201811/how-stop-complaining


0 komentar:

Posting Komentar