8.11.21

Kuat Mana? Motivasi Internal atau Eksternal

 


TUGAS PSIKOLOGI INOVASI

Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, M. A

Putri Wulandari/19310410067

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Motivasi merupakan suatu istilah umum yang mencakup tingkah laku yang mencari tujuan dan yang berkembang karena adanya tujuan-tujuan. Atau dapat dikatakan bahwa motivasi adalah proses menggiatkan, mempertahankan dan mengarahkan tingkah laku pada suatu tujuan tertentu. Semua tingkah laku, entah itu diinginkan atau tidak, normal atau abnormal, adalah hasil dari penyebab-penyebab yang saling terjalin antara yang satu dengan yang lainnnya. Dengan kata lain, semua tingkah laku memiliki motivasi. Maslow (dalam Semiun 2006) menekankan bahwa individu harus dilihat sebagai suatu keseluruhan. Orang yang seluruhnya di motivasi, bukan hanya sebagian. 

Juwono dalam Setiawan (2005) membagi motivasi kedalam 2 jenis, yakni motivasi internal maupun eksternal. Motivasi Internal Adalah motivasi yang dibangkitkan dari dalam diri sendiri, dimana tenaga kerja dapat bekerja karena tertarik dan senang dengan pekerjaannya, kepuasan dan kebahagiaan dalam dirinya. Yang termasuk dalam motivasi internal antara lain kebutuhan, keinginan, kerjasama, kesenangan kerja, kondisi karyawan dan dorongan. Motivasi internal mendorong kita melakukan sesuatu karena memuaskan secara internal, tanpa harus ada imbalan atau pengakuan. Jadi, meskipun kita harus diakui membutuhkan suatu yang sifatnya eksternal juga ya, apakah itu pengakuan atau imbalan, tetapi ketika kita melakukan sesuatu itu karena didorong oleh hal yang sifatnya internal, kita tidak akan terlalu peduli, kita tidak akan terlalu menunggu adanya pengakuan atau imbalan. Tetapi karena kita melakukan sesuatu itu karena memang kita menyukainya. Karena hal itu memuaskan kita. Karena kita merasa mendapatkan pemenuhan.

Motivasi Eksternal adalah motivasi yang berasal dari luar. Yang termasuk dalam motivasi eksternal yaitu Imbalan (gaji) yang merupakan suatu nilai yang diterima seseorang, karena telah melakukan suatu aktivitas dimana seseorang tidak secara langsung ada ikatan kontrak atau suatu perjanjian lainnya. Imbalan ini bisa berupa upah (wage) atau gaji (salary) (Malthis dan Jackson, 2006). Kemudian harapan, yang merupakan keinginan seseorang untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan penggunaan kemampuan maksimal, keterampilan dan potensi. Serta insentif (bonus), yang merupakan suatu nilai yang diterima seseorang karena telah melakukan suatu aktivitas dimana seseorang tersebut secara langsung ada ikatan kontrak perjanjian. Contohnya upah lembur dan bonus. Contohnya yaitu seorang mahasiswa mengerjakan tugas dikarenakan mendapat  reward berupa nilai dari dosen pengampunya, mahasiswa tersebut bersedia mengerjakan tugas apabila dikejar-kejar terus oleh sang dosen. Akan selalu begitu, apabila tidak dikejar-kejar oleh dosen maka tidak akan mengerjakan tugas lagi. Dari sini bisa dipahami bahwa suatu hal yang sifatnya dari luar itu bisa memberikan kepuasan tetapi tidak akan memiliki daya tahan yang lama.

motivasi internal juga dikatakan menjadi prediktor kinerja yang lebih kuat dalam jangka panjang daripada eksternal. Prediktor kinerja itu adalah sesuatu yang memprediksi kinerja. Jadi ketika kita ingin menilai kinerja seseorang itu salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan mengetahui apa motivasinya. Ketika kita melakukan sesuatu karena didasari mayoritas oleh sebab-sebab internal maka kita bisa berharap bahwa kinerjanya akan relatif lebih baik dalam jangka panjang ya dibandingkan orang-orang yang melakukan sesuatu karena mengharapkan reward dari luar diri dia sendiri.

Dengan memberikan makna pada suatu pekerjaan ternyata seseorang bisa memiliki kinerja yang jauh lebih baik daripada ketika dia tidak mengetahui bahwa apa yang dia lakukan itu sebenarnya memiliki arti yang sangat signifikan. Motivasi eksternal tadi ibarat dengan baterai. Jadi agar baterai itu bisa berfungsi dengan baik, maka kita harus selalu mengisi ulang baterai tersebut.

Meskipun eksternal juga butuh tetapi ketika kita memiliki juga motif yang sifatnya internal maka itu akan menjamin bahwa apa yang kita lakukan itu akan bisa berlangsung lama, memiliki mutu yang tinggi dan tidak akan mudah kehabisan energi di tengah jalan.

Sumber Pustaka:
Hernendi, Syafril. 2021. Motivasi Internal Vs Eksternal, Mana Lebih Kuat?. Video Podcast. Motivasi Internal Vs Eksternal, Mana Lebih Kuat? https://www.syafrilhernendi.com/3541/motivasi-internal-vs-eksternal-mana-lebih-kuat/ (diakses pada tanggal 08 November 2021)
Mathis, Robert L. Jackson, Jhon H. 2006. Human Resource Management; Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.
Setiawan, Totok. 2005. Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Mandiri Cabang Malang. Tesis. Universitas Brawijaya, Malang.



0 komentar:

Posting Komentar