14.6.21

Ubah Sampah Dapur Jadi Pupuk Kompos

 

Tugas Mata Kuliah Psikologi Lingkungan Semester Genap 2020/2021 (Point 7)

Putri Wulandari

19310410067

Dosen Pengampu: Dra. Arundati Shinta M. A. 

 Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Sampah dapur atau yang biasa dikenal dengan sampah rumah tangga merupakan limbah dari hasil kegiatan rumah tangga. Limbah ini dapat berbentuk sampah organik maupun sampah non organik. Dalam hal ini, yang akan dibahas yaitu sampah organik yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga. Yang dimana sampah organik ini dapat dikelola menjadi pupuk organik atau yang biasa dikenal dengan pupuk kompos.

Kompos merupakan jenis pupuk yang berasal dari hasil akhir penguraian sisa-sisa hewan maupun tumbuhan yang berfungsi sebagai penyuplai unsur hara tanah sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki tanah secara fisik, kimiawi, maupun biologis (Sutanto, 2002).

Secara fisik, kompos mampu menstabilkan agregat tanah, memperbaiki aerasi dan drainase tanah, serta mampu meningkatkan kemampuan tanah menahan air. Secara kimiawi, kompos dapat meningkatkan unsur hara tanah makro maupun mikro dan meningkatkan efisiensi pengambilan unsur hara tanah. Sedangkan secara biologis, kompos dapat menjadi sumber energi bagi mikroorganisme tanah yang mampu melepaskan hara bagi tanaman.

Kompos dapat dibuat dari berbagai bahan organik yang berasal dari limbah hasil pertanian dan non pertanian (Harizena, 2012). Limbah hasil pertanian yang dapat dijadikan sebagai kompos antara lain berupa jerami, dedak padi, kulit kacang tanah, dan ampas tebu. Sedangkan, limbah hasil non pertanian yang dapat diolah menjadi kompos berasal dari sampah organik yang dikumpulkan dari pasar maupun sampah rumah tangga.

Adapun cara pembuatan kompos yang saya lakukan yaitu sebagai berikut:

  • Siapkan alat dan bahan, saya menggunakan botol bekas yang kemudian dilubangi dengan pisau untuk udara masuk ketika proses pengomposan berlangsung.
  • Saya menggunakan sampah dapur seperti kulit bawang, beberapa cabai busuk yang saya pisahkan dengan bijinya, batang serai, daun salam, daun kunyit dan kulitnya. Kemudian semua bahan itu saya potong sekecil mungkin, untuk mempermudah proses pengomposan. (Disini saya membuat kompos dengan skala yang kecil/sedikit)


  • Kemudian sampah dapur yang sudah saya potong kecil-kecil tadi, saya masukan ke dalam botol yang telah saya lubangi tadi.
  • Setelah itu, masukkan tanah, dengan skala 1:1 dengan sampah dapur. Tambahkan sedikit air agar tanah menjadi sedikit lembab dan mempermudahn proses pengomposan.
  • Kemudian diamkan selama +- 30 hari, dengan botol yang dibolak balik secara merata setiap hari agar semua bahan yang ada di botol tercampur dengan rata. (Disini saya membuat kompos selama 33 hari).
  • Setelah kompos jadi, saya aplikasikan kompos tersebut pada tanaman timun yang saya tanam di belakang rumah.

Alasan saya membuat pupuk kompos dari sampah dapur yaitu karena salah satu bahan yang sangat potensial untuk diolah menjadi kompos adalah sampah organik rumah tangga. Pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos memiliki manfaat ganda, yaitu mengatasi masalah sampah rumah tangga, sekaligus mendapatkan pupuk organik yang sangat bermutu karena kita tahu dengan detail bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan pupuk tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar