13.6.21

SULAP, UBAH SAMPAH SISA KEGIATAN DAPUR MENJADI PUPUK CAIR ORGANIK!

TUGAS ESSAY PSIKOLOGI LINGKUNGAN

(BUTIR 7 : KEGIATAN NYATA)

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Rifdah Nur Aqilah (19310410061)

Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.

 

Lingkungan menjadi tempat keberlangsungan hidup manusia dan keduanya memiliki hubungan timbal balik. Permasalahan lingkungan yang sedari dahulu belum bisa terselesaikan dengan baik yaitu masalah sampah. Menurut Nisandi (2007), sampah merupakan sesuatu yang dibuang dan tidak terpakai yang berasal dari kegiatan yang dihasilkan oleh manusia setiap harinya secara terus-menerus dan berbentuk padat. Sampah menurut jenisnya dibagi menjadi 2 yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah diuraikan yang berasal dari sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan, sisa kegiatan dapur dan sisa sayuran. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak mudah diuraikan yang berasal dari plastik, kertas, logam, dan lainnya.

Banyak orang yang selalu menganggap sepele terkait masalah sampah ini. Perilaku yang sering dijumpai misalnya perilaku membuang sampah sembarangan atau buang sampah tidak pada tempatnya, risikonya sampah yang dibuang ke lingkungan akan menimbulkan pencemaran. Hal ini terjadi karena masih kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai kebersihan lingkungan yang bebas sampah. Sebenarnya, sampah itu bisa di daur ulang untuk dijadikan barang baru dengan fungsi yang baru. Contohnya, sampah organik atau sampah dari sisa kegiatan dapur bisa diolah kembali menjadi pupuk organik baik padat maupun cair.

Persoalannya, seringkali orang-orang merasa malas mengolah sampah organik karena waktu pembuatan pupuk organik sangat lama atau berdalih tidak mengetahui bagaimana cara membuat pupuk dari sampah organik. Padahal, membuat pupuk dari sampah organik tidak sesulit dan serumit itu. Di sisi lain, pupuk organik memiliki lebih banyak keunggulan dibanding pupuk kimia yang sudah banyak beredar di pasaran. Pupuk organik lebih aman bagi tanaman yang nantinya akan menghasilkan tanaman yang sehat dan berkualitas. Pupuk organik juga ramah lingkungan, tidak merusak tanah dan mengganggu keseimbangan hara.

Hal ini mendorong saya untuk membagikan pengalaman saya dalam membuat pupuk organik cair dari sisa kegiatan dapur. Tentunya, sebelum membuat pupuk organik kita harus memilah dan memilih terlebih dahulu sisa sampah seperti apa yang bisa kita jadikan pupuk organik. Di sini, saya memanfaatkan sampah dari sisa kegiatan dapur seperti sisa sayuran, buah-buahan atau kulit buah. Lalu, bagaimana cara membuat pupuk cair organik dari sampah sisa kegiatan dapur ini?

BAHAN YANG DIPERLUKAN :

1. Sampah sisa sayuran/buah-buahan yang sudah busuk/kulit buah/sisa makanan yang mudah terurai.


2. Gula pasir (1 sdm)



ALAT YANG DIGUNAKAN :

1.      2 buah ember (bisa ember bekas cat berukuran besar)

2.      1 buah kran air plastik

CARA PEMBUATAN PUPUK CAIR ORGANIK :

1. Siapkan bahan utamanya yaitu sampah sisa sayuran/buah-buahan yang sudah busuk/kulit buah.

2. Kita siapkan 2 ember. Kedua ember tersebut ditumpuk atas dan bawah. Namun sebelum ditumpuk, pastikan 1 ember pertama sudah kita beri lubang kecil-kecil dan banyak di bagian alas embernya, gunanya untuk menyaring dan mengalirkan air dari proses fermentasi. Dan 1 ember lagi kita pasang 1 buah kran air plastik, gunanya untuk mengalirkan hasil pupuk cair.

3. Baru setelah itu, ember yang sudah diberi lubang ditumpuk di bagian atas dan ember yang dipasangi kran air plastik di bagian bawah.

4. Jika embernya sudah ditumpuk, kita masukkan sampah sisa sayuran/buah-buahan/kulit buah yang sudah disiapkan tadi ke dalam ember tumpuk.

5. Selanjutnya, kita beri 1 sendok makan gula pasir. Gula pasir di sini untuk memberi makan bakteri dan mempercepat penguraian. Gula pasir cukup diberikan 1 kali saja di awal pembuatan pupuk. Meskipun kita terus-menerus menyuplai sampah ke dalam ember, kita tidak perlu lagi menambahkan gula pasir.

6. Kemudian, ember bagian atas kita tutup rapat-rapat.

7. Tunggu hingga kurang lebih 1,5 bulan sampai sampah di dalam ember tersebut mengeluarkan belatung dan bau yang tidak sedap.

8. Sampah yang telah terurai itu akan menghasilkan cairan berwarna kecokelatan atau cokelat pekat (hasil fermentasi). Lalu, pindahkan cairan tersebut dari ember tumpuk ke dalam botol plastik melalui kran.


9. Tutup botol plastik yang sudah diisi cairan hasil fermentasi sampah tersebut. Jangan ditutup terlalu rapat.

10. Kemudian, kita jemur terlebih dahulu cairan hasil fermentasi di dalam botol tadi selama 4 hari hingga warna cairan berubah warna menjadi kehitaman. Kenapa harus dijemur dahulu? Karena untuk mematangkan proses fermentasi.

11. Pupuk cair organik siap digunakan. Untuk ukuran pemakaian pupuk cair organik yaitu 1 : 20. Misalnya, 1 tutup botol pupuk cair dicampur dengan 20 tutup botol air, dapat digunakan untuk menyiram 3 tanaman. Memberikan pupuk cair organik ini cukup 1 minggu sekali atau 2 minggu sekali. Untuk 1 ember sampah bisa menghasilkan sekitar 1/2 ember pupuk cair organik.

Alasan saya membuat pupuk cair organik ini karena cara pembuatannya sederhana, selain itu bahan-bahan yang digunakan juga sangat mudah didapatkan yaitu dengan memanfaatkan sisa-sisa sayuran setelah memasak/kulit buah/buah-buahan busuk yang ada di rumah. Saya bersama ibu saya sudah membuat pupuk cair organik ini sejak tahun 2020 lalu, dan saya juga sudah mengaplikasikan atau memberikan pupuk cair organik ini ke tanaman-tanaman saya, tanaman saya menjadi subur. Biasanya, ketika hasil pupuk cair siap dipanen, saya dan  ibu saya membagikan pupuk cair organik tersebut kepada tetangga sekitar rumah. Alhasil, banyak tetangga yang berminat untuk mencoba membuat pupuk cair organik ini di rumah. 




Referensi :

Nisandi. (2007). Pengolahan dan pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Briket Arang dan Asap Cair. Seminar Nasional Teknologi.

 


0 komentar:

Posting Komentar