29.6.21

PENTINGNYA EDUKASI PARENTING DAN ANGER MANAGEMENT DIMASYARAKAT

 


 

Tugas ini disusun untuk memenuhi uas Psikologi Sosial
Hasrianizubaidi/19310410091
Dosen Pengampu : Dr.Arundati Shinta MA
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Linschoten (Sundari, 2005) menjelaskan bahwa perasaan manusia menurut modalitasnya terbagi menjadi tiga, yakni suasana hati, perasaan itu sendiri, dan emosi. Emosi merupakan bagian dari perasaan dalam arti luas. Emosi tampak karena rasa yang bergejolak sehingga yang bersangkutan mengalami perubahan dalam situasi tertentu mengenai perasaan, namun seluruh pribadi menanggapi situasi tersebut. Pada akhirnya, individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan menentukan respons yang sesuai terkait situasi yang dihadapi. Emosi berkembang sejak anak lahir, emosi ditimbulkan oleh adanya rangsang. Pengalaman-pengalaman sehari-hari yang dialami individu dalam menghadapi suatu rangsang akan mempertajam kepekaan emosi serta ketepatan dalam mengekspresikan emosinya. Pengalaman sangat memengaruhi perkembangan dan kemasakan emosi. Orang yang mempunyai banyak pengalaman positif tentu akan memiliki perkembangan dan kemasakan emosi yang berbeda dengan anak yang sedikit mengalami pengalaman positif (Sundari, 2005).

Banyak individu mulai dari dari anak, remaja bahkan orang dewasa sulit mengungkapkan secara lisan tentang marah yang dirasakan. Mereka mungkin sadar setiap kali mereka mengekspresikan marah dengan perilaku yang kurang bisa diterima secara sosial, namun mereka tidak mampu mencegahnya terjadi. Hal ini disebut sebagai emotionally illiterate atau kebutaan emosi yang diiringi dengan kurangnya kemampuan untuk memahami perasaan dan kurang mampu memahami bagaimana mengekspresikan marah yang dapat diterima secara norma sosial (Duffy, 2012).

Untuk mengatasi maraknya prilaku yang agresif di masyarakat maupun dalam organisasi ialah dengan melakukan edukasi. Dimulai dengan edukasi parenting hingga anger management. Masyarakat diharapkan mampu memahami emosi yang dirasakan sehingga mampu memilih dan memilah prilaku yang akan dilakukan. Edukasi parenting dianggap sangat penting dikarenakan banyak anak-anak muda yang memiliki emosi yang tidak terkendali merupakan kesalahan system pengajaran orang tua dan ketidakmampuan sang anak dalam mengikuti lingkungannya. Sehingga di harapkan dengan edukasi ini masyarakat dengan lingkungan terkecil yaitu keluarga mampu mengupayakan kesadaran akan emosi sejak dini.

Dalam tulisannya, Duffy (2012) mengungkapkan bahwa marah adalah sesuatu yang sangat normal dan merupakan perasaan yang sehat. Namun sangatlah penting untuk membedakan antara marah, agresi dan kekerasan yang sering kali disamakan. Marah merupakan potensi perilaku, yakni emosi yang dirasakan dalam diri seseorang. Sedangkan agresi atau kekerasan merupakan perilaku yang muncul akibat emosi tertentu, khususnya marah. Emosi marah tidak harus berujung pada perilaku agresi, marah yang dikelola dengan baik akan memunculkan perilaku yang dapat diterima norma sosial seperti perilaku asertif, namun jika marah tidak mampu dikelola dengan baik, maka marah dapat berdampak pada munculnya perilaku agresi atau kekerasan yang tidak diterima norma sosial.

Daftar Pustaka


Atmawati,D.(2011).Prinsip pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian pragmatik).Kajian Lingusitik dan Sastra.23(1),Juni 55-65.


Shinta, A,Rohyati,E,Handayani,D.& Widiantoro W.(2016) Maximizing the passiveaggressive employees’perfomance.ASEAN Seminar,Psychology Faculty,Muhammadiyah Universty in Malang,February,Retrieved on June 27,2021 from:
https://mpsi.umm.ac.id/file/647-
651%Arundati20%Shinta20%Eny20%Rohayati20%Wahyu20%Widiantoro20%Dewi20%Handayani.pdf

Siby,P.S.(2020).Perilaku agresif.Manado Post.4 Nov Retrieved on June 27,2021 from:
https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/

Sundari, S. (2005). Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta: Rineka Citra

Duffy, J. (2012). Managing Anger and Aggression: Practical Guidance for Schools. South Eastern Education and Library Board: Psychology/ Behavior Support Section.

0 komentar:

Posting Komentar