14.6.21

Pengabdian Masyaraka : Menjadi Guru Ngaji Caberawit di Masjid Nurhasan, Morowali Sulawesi Tengah

Pengabdian Masyarakat

Menjadi Guru Ngaji Caberawit di Masjid Nurhasan, Morowali Sulawesi Tengah


 

Nama : Maily Qisti Rofiq / 19310410095

Dosen Pengampu : Dr.  Dra. Arundati Shinta, M.A

Fakultas psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

seperti yang kita ketahui, situasi dan kondisi dunia saat ini khususnya Indonesia yang masih terguncang akibat covid-19, dimana sikap saling tolong menolong sangat dibutuhkan saat-saat seperti ini. pengabdian kepada masyarakat terutama dimasa pandemi sangat membantu masyarakat yang membutuhkan dan menjadi kegiatan yang positif bagi kita semua.

Pengabdian masyarakat merupakan pelaksanaan pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya langsung pada masyarakat secara kelembagaan melalui metodelogi ilmiah sebagai penyebaran Tri Dharma Perguruan Tinggi serta tanggung jawab yang luhur dalam usaha mengembangkan kemampuan masyarakat. Sehingga dapat mempercepat laju pertumbuhan tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Dalam hal ini, pengandian masyarakat yang dilakukan secara mandiri sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat terutama generasi penerus bangsa dalam menjadikan anak-anak bangsa yang patuh terhadap aturan dan memiliki kefahaman agama yang baik. Penanaman nilai-nilai agama dimulai sejak usia dini. Seperti yang dilakukan oleh warga LDII.

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) merupakan salah satu organisasi dalam agama islam di Indonesia. Dimana semua warga LDII dibina untuk kepahaman agamanya. Terutama pada generasi penurusnya yang dimulai sejak usia dini. Pembinaan yang dilakukan yaitu dengan diadakannya pengajian setiap hari dan salat 5 waktu.

Sebagai generasi millineal harus memiliki sikap peduli terhadap generasi penerus bangsa. Untuk itu pengabdian sangat dibutuhkan terutama dimasa pandemi covid-19 saat ini. Pengabdian masyarakat yang dilakukan yaitu membantu Ustadz dalam pengajaran saat pengajian. Kegiatan pengajian yang dilakukan setiap harinya  dan dimulai dari jam 08:00-09:00 WITA dengan pemberian materi yang berbeda setiap harinya. Materi yang diberikan mulai dari membaca tilawatih/iqra’, hafalan doa-doa dan ayat-ayat Al-Qur’an, menulis pegon, dan BCM (bermain, cerita, dan menggambar).

Santri pengajian berjumlah 25 anak dengan dibagi menjadi 2 kelas sesuai umur dan kemampuan masing-masing anak. Dan setiap kelas dipegang oleh satu orang Uatdz setiap harinya. Mengajar dan membimbing anak usia 5 hingga 12 tahun memang membutuhkan strategi tersendiri dan sikap yang ramah agar anak mudah dalam memahami meteri yang diberikan.

Pengabdian dilakukan selama kurang lebih dua puluh hari selama bulan Ramadhan yaitu pada tanggal 13 April- 01 Juni 2021, memberikan banyak hal positif kepada anak maupun kepada masyarakat sekitar seperti anak-anak menjadi lebih bersemangat untuk mengaji, lebih menerapkan sikap sopan santun terhadap orang tua, dan menjadikan anak lebih paham agama.

Alasan saya melakukan pengabdian masyarakat ini, dikarenakan saya mempunyai sedikit ilmu yang saya dapatkan ketika saat mondok di Pesantren Wali Barokah Kediri, Jawa Timur selama kurang lebih 17 bulan. Dengan melihat kondisi pandemi saat ini, dimana jumlah peserta setiap kegiatan dibatasi. Oleh karena itu, saya merasa tergerak untuk membantu guru ngaji dengan membagi dua kelas agar tetap bisa menjaga protokol kesehatan dan juga kelas bisa terkondisikan dengan baik sehingga pemahanam setiap satriwan dan santriwati baik. 

Referensi 

https://feb.unpas.ac.id/fe_app/index.php?TF4HWFNTSlouNTFsJyorKicnZS0pEj4_PXc8PmkFMzk_ODg_NTwwfzAABgJEKAcUEQgYCgcMGg


0 komentar:

Posting Komentar