Pengabdian Masyarakat
Menjadi Guru Ngaji
Caberawit di Masjid Nurhasan, Morowali Sulawesi Tengah
Nama : Maily Qisti
Rofiq / 19310410095
Dosen Pengampu :
Dr. Dra. Arundati Shinta, M.A
Fakultas psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
seperti yang kita
ketahui, situasi dan kondisi dunia saat ini khususnya Indonesia yang masih
terguncang akibat covid-19, dimana
sikap saling tolong menolong sangat dibutuhkan saat-saat seperti ini.
pengabdian kepada masyarakat terutama dimasa pandemi sangat membantu masyarakat
yang membutuhkan dan menjadi kegiatan yang positif bagi kita semua.
Pengabdian masyarakat
merupakan pelaksanaan pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
langsung pada masyarakat secara kelembagaan melalui metodelogi ilmiah sebagai
penyebaran Tri Dharma Perguruan Tinggi serta tanggung jawab yang luhur dalam
usaha mengembangkan kemampuan masyarakat. Sehingga dapat mempercepat laju
pertumbuhan tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Dalam hal ini,
pengandian masyarakat yang dilakukan secara mandiri sebagai bentuk kepedulian
terhadap masyarakat terutama generasi penerus bangsa dalam menjadikan anak-anak
bangsa yang patuh terhadap aturan dan memiliki kefahaman agama yang baik.
Penanaman nilai-nilai agama dimulai sejak usia dini. Seperti yang dilakukan
oleh warga LDII.
Lembaga Dakwah Islam
Indonesia (LDII) merupakan salah satu organisasi dalam agama islam di
Indonesia. Dimana semua warga LDII dibina untuk kepahaman agamanya. Terutama
pada generasi penurusnya yang dimulai sejak usia dini. Pembinaan yang dilakukan
yaitu dengan diadakannya pengajian setiap hari dan salat 5 waktu.
Sebagai generasi
millineal harus memiliki sikap peduli terhadap generasi penerus bangsa. Untuk
itu pengabdian sangat dibutuhkan terutama dimasa pandemi covid-19 saat ini. Pengabdian masyarakat yang dilakukan yaitu
membantu Ustadz dalam pengajaran saat pengajian. Kegiatan pengajian yang
dilakukan setiap harinya dan dimulai
dari jam 08:00-09:00 WITA dengan pemberian materi yang berbeda setiap harinya.
Materi yang diberikan mulai dari membaca tilawatih/iqra’, hafalan doa-doa dan
ayat-ayat Al-Qur’an, menulis pegon, dan BCM (bermain, cerita, dan menggambar).
Santri pengajian
berjumlah 25 anak dengan dibagi menjadi 2 kelas sesuai umur dan kemampuan
masing-masing anak. Dan setiap kelas dipegang oleh satu orang Uatdz setiap
harinya. Mengajar dan membimbing anak usia 5 hingga 12 tahun memang membutuhkan
strategi tersendiri dan sikap yang ramah agar anak mudah dalam memahami meteri yang
diberikan.
Pengabdian dilakukan
selama kurang lebih dua puluh hari selama bulan Ramadhan yaitu pada tanggal 13
April- 01 Juni 2021, memberikan banyak hal positif kepada anak maupun kepada
masyarakat sekitar seperti anak-anak menjadi lebih bersemangat untuk mengaji,
lebih menerapkan sikap sopan santun terhadap orang tua, dan menjadikan anak
lebih paham agama.
Alasan saya melakukan pengabdian masyarakat ini, dikarenakan saya mempunyai sedikit ilmu yang saya dapatkan ketika saat mondok di Pesantren Wali Barokah Kediri, Jawa Timur selama kurang lebih 17 bulan. Dengan melihat kondisi pandemi saat ini, dimana jumlah peserta setiap kegiatan dibatasi. Oleh karena itu, saya merasa tergerak untuk membantu guru ngaji dengan membagi dua kelas agar tetap bisa menjaga protokol kesehatan dan juga kelas bisa terkondisikan dengan baik sehingga pemahanam setiap satriwan dan santriwati baik.
Referensi
0 komentar:
Posting Komentar