8.6.21

Membuat Kompos Mudah dengan Sampah Dapur


Oleh:

Nama:  Erlyna Rahma Sari

NIM: 19310410084

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dra. Arundati Shinta, M.A.

    Manusia dan lingkungan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Setiap hari, manusia berinteraksi dengan lingkungan. Tanpa sadar manusia dan lingkungan saling membutuhkan. Manusia akan merasa nyaman jika berada di lingkungan yang bersih dan asri. Lingkungan  bersih dan asri tentu tidk terciptak dengan sendirinya. Menuru Dantje. T. S (2015) lingkungan secara harafiah berarti “ruang lingkup” atau “sekitar” atau “alam sekitar” atau “masyarakat sekitar” dll. Dantje mengutip dari Wikipedia Bahasa Indonesia definisi lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Dengan begitu harus ada kesadaran untuk melestarikan lingkungan.

    Berbagai kampaye dan seminar lingkungan sering kita jumpai. Bahkan poster dan iklan cara menjaga lingkungan bertebaran dimana-mana. Salah satu hal mudah untuk berpartisipasi melestarikan lingkungan adalah dengan memanfaatkan sampah yang ada di rumah. Ada dua jenis sampah rumah tangga (sampah dapur), yaitu sampah organik dan non-organik. Sampah organik merupakan sampah sisa makanan, sayuran, atau bisa disebut sampah dapur. Sampah non-organik seperti benda elektronik yang tidak mudah terurai. Menurut Agus dan Fajar (2015) sampah organik yang dapat mengalami pebusukan atau pelapukan dimana sampah ini dapat berguna sebagai pupuk alami apabila ditangani dengan baik, selain itu ada juga smpah non-organik adalah sampah yang berasal dari sisa manusia yang sulit diurai oleh bakteri, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama (hingga ratusan tahun) untuk diuraikan.

    Persoalan yang kerap terjadi adalah masyarakat engan untuk memisahkan sampah organik dan anorganik. Hal ini karena beberapa orang menggangapnya cukup sulit dan mereka kurang paham dengan manfaat sampah. Idealnya memilah sampah organik dan anorganik sebenarnya sangat mudah dan memberi manfaat. Dengan memilah sampah tersebut kamu dapat membiasakan diri menjaga lingkungan rumah tetap bersih dan sehat. Lingkungan yang bersih dan sehat dapat mencegah kita dari penyakit. Memberikan tempat tinggal layak huni dan nyaman tanpa sampah. Selain itu, bisa mengurangi penumpukan sampah di TPA. Apalagi sampah organik dapat dimanfaatkan sebagi pupuk/kompos bagi tanaman di rumah.

    Salah satu bahan yang sangat potensial untuk diolah mejadi kompos adalah sampah organik. Selain mengurangi limbah sampah rumah tangga, kamu juga mendapatkan pupuk organik yang sangat bermutu. Sehingga kamu tidak perlu membeli pupuk dari luar atau di toko. Menurut Suwatanti dan Widiyaningrum (2017) pengomposan merupakan salah satu metode pengelolaan sampah organik yang bertujuan mengurangi dan mengubah komposisi sampah menjadi produk yang bermanfaat. Bahan untuk kompos dari sampah rumah tangga dapat berupa sisa makanan, sisa bahan masakan, atau kulit buah.

    Cara membuat kompos dari sampah rumah tangga:

Pertama, siapkan sampah dapur yang sudah dipilah. Di sini menggunakan cangkang telur, ampas teh, dan kulit bawang.

Kedua, tumbuk cangkang telur dengan batu (bisa juga dengan penggiling, lesung, dan alu) sampai terlihat menjadi serpihan. Sedangkan ampas teh, pisahkan sisa air teh dengan ampasnya. Taruh ampas teh ke wadah lain.

Ketiga, taburkan cangkang telur yang telah ditumbuk ke permukaan atas tanah tanaman kemudian tekan-tekan. Bisa juga campurkan cangkang telur tadi dengan tanah yang akan digunakan untuk menanam tanaman agar cepat terurai, ini bisa juga dilakukan untuk kulit bawang. Sedangkan untuk ampas teh bisa di taruh pada atas tanah yang ada tanamannya kemudian ratakan.

    Cangkang telur yang dicampur dengan bahan-bahan organik lainnya juga bisa membantu pertumbuhan tanaman. Beberapa kali sudah mencopa metode tersebut, hasilnya tanaman tumbuh dengan subur. Sebab, cangkang telur dapat membantu mengurangi keasaman tanah. Bisa juga kita memanfaatkan air bekas cucian beras untuk menyiram tanaman. Caranya cukup mudah, air bekas cucian beras tidak lantas dibuang namun airnya ditampung dalam wadah. Kemudian, pindahkan air tadi ke dalam botol kemasan yang tutupnya diberi lubang, hal ini bisa memanfaatkan sampah botol air mineral atau bisa juga dengan wadah kusus untuk menyiram tanaman. Setelah itu, air bekas cucian beras siap untuk menyiram tanaman.

    Peran kita terhadap lingkungan yang bersih bisa dilakukan dengan hal sederhana. Memilah sampah organik dan anorgani adalah salah satu cara kita mencintai lingkungan dan peduli terhadap lingkungan. Melalui pengomposan menggunakan sampah organik yang memberikan manfaat bagi tanaman serta mengatasi permasalahan sampah. Dengan kompos dari bahan sampah rumah tangga yang mudah terurai dan mudah didapat kita menjadi sesorang yang bijak untuk melihat kemanfaatan sampah organik. Kemanfaatan tersebut membuat tanaman di rumah sehat, terpenuhi zat hara, dan tanaman menjadi subur.

    Alasan saya memilih kompos dari sampah rumah tangga (sampah organik) karena dulu saya pernah membuat kompos dari kotoran hewan yaitu kotoran kambing, namun sekarang di desa saya sudah jarang yang memiliki ternak. Kemudian saya menggunakan sampah dapur untuk membuat kompos. Karena dari dulu Ibu saya senang menanam bunga dan sekarang juga berjualan tanaman. Dari situ, Ibu saya mengajari membuat kompos dari sampah rumah tangga. Selain bermanfaat untuk tanaman, sampah di rumah bisa teratasi.

 Referensi:

Sembel, D, T. (2015). Toksikologi Lingkungan. Ed. 1, Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Taufiq, A., & Maulana, M. F. (2015). Sosialisasi Sampah Organik dan Non Organik Serta Pelatihan Kreasi Sampah. Jurnal Iovasi dan Kewirausahaan, 4(2) Hlm: 72.

Suwatanti., & Widiyaningrum, P. (2017). Pemanfaatan MOL Limbah Sayur pada Proses Pembuatan Kompos. Jurnal MIPA 40(1) Hlm: 1.

 

0 komentar:

Posting Komentar