Ujian Akhir Semester Genap Tahun 2020/2021
Mata Kuliah Psikologi Lingkungan
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A.
Oleh: Rifdah Nur Aqilah (19310410061)
Indonesia menduduki peringkat ke-2 sebagai negara yang memproduksi
sampah paling banyak setelah China di tahun 2010 (Shinta et al., 2019). Hal ini
menunjukkan bahwa permasalahan sampah di Indonesia masih menjadi isu global
yang cukup serius. Sampah terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk, sehingga semakin banyak pula sampah yang
dihasilkan setiap harinya. Tidak dapat dipungkiri, sampah adalah sesuatu yang
melekat, tidak dapat dilepaskan dari hidup manusia. Sampah kebanyakan lahir
dari ketidakmampuan manusia mengatakan ‘cukup’ terhadap kebutuhannya (Tondok,
2008).
Hingga saat ini, masalah sampah belum terselesaikan dengan baik. Sebab,
kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat Indonesia dalam mengelola sampah
dengan bijak. Di samping itu, rendahnya kepedulian masyarakat terhadap sampah bersumber
dari anggapan bahwa sampah adalah materi yang tidak berguna dan tidak ada
seorang pun yang bersedia menerima limpahan sampah (Prasetya, 2019 dalam Shinta,
2019).
Persoalan klasik yang berhubungan dengan sampah adalah rendahnya kepedulian masyarakat terkait pengelolaan sampah secara bijak, serta kurangnya edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup. Hal ini terjadi karena perilaku peduli pada sampah erat hubungannya dengan perkembangan moral seseorang. Seseorang yang berkembang dengan optimal, maka ia akan sangat peduli pada sampahnya. Ia tahu bahwa sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan akhirnya akan merusak ekosistem dan juga planet yang dihuni manusia (Shinta, 2019). Begitu pun sebaliknya, jika perkembangan moral seseorang tidak berkembang secara optimal, maka ia akan kurang peduli pada sampah dan lingkungannya.
Nyatanya saat ini masih sedikit masyarakat yang peduli dan memiliki
kemauan untuk mengelola sampah dengan baik. Maka dari itu, untuk menangani
permasalahan sampah ini diperlukan upaya pengelolaan alternatif. Upaya pengelolaan
alternatif itu berupa penerapan prinsip 3R (Reduse berarti mengurangi – Reuse berarti menggunakan kembali – Recycle
berarti mengolah kembali). Prinsip 3R dirasa cukup efektif karena mampu mendorong
perubahan perilaku atau sikap dan pola pikir masyarakat Indonesia menjadi
masyarakat yang peduli dan cinta lingkungan. Prinsip 3R juga bisa dilakukan
oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari serta baiknya mulai diterapkan
pada diri sendiri dan lingkungan keluarga terlebih dahulu.
Lalu, seperti apa contoh perilaku 3R (Reduce – Reuse – Recycle)
yang dapat dilakukan di rumah, atau di tempat-tempat umum lainnya? Berikut beberapa
contoh perilaku 3R, antara lain:
1.
Mengurangi
jumlah penggunaan plastik atau penggunaan barang sekali pakai.
2. Memilih
barang dengan kemasan yang bisa didaur ulang dan mudah terurai atau menggunakan
produk yang bisa diisi ulang.
3.
Memilih
wadah atau benda lain yang bisa digunakan berulangkali.
4.
Mendaur
ulang atau mengolah kembali barang bekas menjadi barang baru.
5.
Mengolah
sampah organik menjadi pupuk organik.
Menyadari pentingnya menjaga lingkungan dan pengelolaan sampah,
masyarakat Indonesia perlu melakukan upaya pengelolaan alternatif, yaitu
penerapan prinsip 3R. Prinsip 3R ini sebenarnya prinsip yang sederhana dan sangat
mudah karena bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Namun,
memang membutuhkan ketelatenan dan konsistensi yang kuat agar dapat mengurangi
jumlah tumpukan sampah sehingga kita mampu menciptakan lingkungan yang nyaman,
bersih, dan sehat.
Daftar Pustaka:
Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan
sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat.
Yogyakarta: Deepublish. https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat
Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11. https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf
Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli.
0 komentar:
Posting Komentar