Ujian Akhir
Semester Psikologi Lingkungan
Semester Genap
2020/2021
Dosen Pengampu :
Dr. Arundati Shinta, M.A
Sekar Pramesthi
Armindariani/19310410072
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Sampah
merupakan salah satu permasalahan yang terbesar di Negara Indonesi. Hampir di
setiap sungai,jalan,tempat umum dan selokan bahkan di dalam rumah bisa kita
temui sampah. Sampah yang kita temui saat ini jumlahnya semakin hari semakin
meningkat(Dewi,2018). Meningkatnya jumlah sampah diiringi dengan bertambahnya
jumlah penduduk dan meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Hal ini
mengakibatkan bertambahnya volume sampah plastik dan sulit diuraikan.timbunan
sampah plastic yang sulit diuraikan tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia dan linkungan. Permasalahan di negara-negara berkembang seperti
Indonesia adalah masih buruknya manajeman sampah (Shinta,Daihi &
Patimah,2019) contohnya pendauran ulang sampah di negara Indonesia termasuk
rendah yakni dibawah 50%(Dewi,2018).
Rendahnya
kepedulian lingkungan pengelolaan sampah pada generasi milenial utamanya. Akibatnya
Indonesia akan menjadi negara di masa depan dan generasi muda akan mudah
tertular penyakit mengakibatkan akan sulit membangun Indonesia. (Shinta,Daihi
& Patimah,2019). Saat ini generasi milenial cenderung cuek dan tidak
memperdulikan lingkungan sekitar mereka. Mereka yang memiliki sifat apatis akan
lingkungan mereka sudah memiliki sifat induvidualis. Sering kali mereka
membuang sampah tidak pada temapnya dan di abaikan begitu saja perempuan dengan
kebiasan membuang tissue sembarangan begitu juga halnya laki-laki membuang puntung
rokok atau sisa batang rokok sembarang perilaku yang berulang ini menjadi
suatau kebiasan hal kecil tanpa di kita sadari. Oleh karena itu menanamkan
kebiasan “buang membuang sampah pada tempatya” (Tondok, 2008)
Tanggung
jawab dan pengelolaan sampah sampah dirasa belum menyeluruh di semua kalangan
masyarakat. Di Indonesia, hanya pemulung yang bersedia mengelola sampah dan itu
pun tidak semua sampah yang diambil, yang menjadi incaran hanya botol-botol plastic
saja. ( Shinta, 2019). Masalah sampah plastik menjadi sebuah tantangan yang
harus dijawab dan diselesaikan oleh generasi muda atau generasi milenial melalui
peningkatan akan pentingnya lingkungan hidup yang bersih untuk kesehatan
masyarakat. Peran generasi milenial sangat di butuhkan dalam pengelolan sampah
terhadap kepedulian terhadap lingkungan, generasi milenial harus menjadi pionir
dalam penyelesaian sampah. Peran apa yang bisa dilakukan oleh generasi melenial
dalam peduli lingkungan?
Peran
generasi milenial, sebagai sosok yang muda, yang dinamis, yang penuh energy,
yang optimis, diharapkan untuk menjadi agen perubahan. Generasi milenial,
diharapkan bisa membawa ide-ide segar, pemikiran kreatif dengan metode
thingking out of the box yang inovasi. Oleh karena itu generasi milenial
diharapkan menjadi chage agent, yaitu pihak yang mendorong terjadinya
transformasi dunia ke arah yang lebih baik, efektifitas, dan perkembangan
(Dewi, 2018). Berikut peran kecil yang dapat dilakukan generasi milenial dalam
mendukung peduli terhadap lingkungan :
·
Menbawa
tas sendiri sebagai penganti kantong plastic saat akan berbelanja baik di pasar
tradisional ataupun di swalayan
·
Membawa
botol minum sendiri ketika kemanapun pergi, selain mengurangi sampah botol
minunan, dengan membawa botol minuman kita bisa memakai nya sebagai wadah penganti Gelas plastic ketika membeli minuman
coffe or ice di café
·
Tolak mengunkan sedotan plastic. Beralih mengunakan
sedotan berbahan stainless. Sedotan dengan bahan stainless dapat di cuci
kembali setelah mengunakaanya, sekarang sudah banyak yang menjual sedotan
berbahan ini dan sebgaian cafe mengguankan sedotan ini
·
Membiasakan
diri memasak dirumah, hal ini dikarenakn tempat makan yang disediakan oleh
restoran umumnya berahan dasar plastic.
·
Memanfaatkan
bahan bekas dan di daur ulang seperti memanfaatkan botol plastic sebagai pot
·
Memakai
pembalut kain. Pembalut kain mungkin masih asing di kalanagan umum, tetapi
pemabalut kain memiliki fungsi yang sama dengan pembalut yang kita perempuan
ketahui, dengan bahan yang awet dan dapat di cuci bisa digunakan jangka waktu
yang lama.
Dengan
peran hal kecil yang di lakukan generasi milenial diharapkan dapat berdampak
baik bagi lingkungan sekitar. Menjadi dorongan bagi masyarakat dalam merubah
kebiasan yang menjadi lebih baik agar terciptanya lingkungan yang sehat di masa
depan dengan harapan menjadi ruang dan contoh pada genarsi selanjutnya
Daftar
Pustaka
Dewi, I Gusti.A.A.Y. (2018). Peran Generasi Dalam Pengelolaaan Sampah Plastic di Desa Penatih Dagin Puri kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar. Jurnal Admisntrasi Public. Vol,3.No.2
Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan
masyarakat. Yogyakarta: Deepublish.
https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat
Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11
https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf
Tondok, M. S. (2008).
Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post.
20 Juli.
0 komentar:
Posting Komentar