14.6.21

Fenomena Bullying, Hal Yang Dianggap Wajar Di Era Saat Ini

 Fenomena Bullying, Hal Yang Dianggap Wajar Di Era Saat Ini

Disusun Oleh

Nama : Argasyah Ahmad Al Kabir

NIM : 20310410036

Salah satu bentuk kekerasan fisik dan emosional yang paling umum pada anak-anak dan remaja adalah perundungan atau bullying. Bullying di kalangan remaja adalah masalah global dan diketahui secara luas berdampak negatif pada para korban. Bullying mengacu pada penindasan atau perilaku agresif dengan niat untuk menyakiti atau menyalahgunakan orang lain dalam tindakan berulang dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan. Penindasan yang terjadi di lingkungan sekolah membutuhkan perhatian yang lebih besar karena sekolah adalah tempat bagi remaja untuk melakukan proses pembelajaran formal dan, oleh karena itu, mempengaruhi kualitas hidup untuk generasi mendatang.

Indonesia adalah salah satu negara yang diduga masih mengalami angka kejadian bullying cukup tinggi, seperti perilaku intimidasi di kalangan remaja, meskipun data akuratnya amsih belum diketahui. Sebanyak 40% remaja telah diintimidasi di sekolah dan 32% melaporkan bahwa mereka telah menjadi korban kekerasan fisik. Hasil survei Kementerian Sosial Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan bahwa satu dari dua remaja pria (47,45%) dan satu dari tiga remaja wanita (35,05%) dilaporkan mengalami intimidasi. Data lebih lanjut dari Survei Kesehatan Siswa berbasis Sekolah Global (Global School-based Student Health Survey/GSHS) 2015 menunjukkan bahwa 24,1% remaja pria dan 17,4% remaja wanita telah mengalami intimidasi.

Besarnya angka pelaku bullying dibandingkan angka korban bullying merupakan indikator bahwa bullying dilakukan oleh beberapa orang dengan korban yang tidak sebanding dengan kelompok yang melakukan bullying. Bullying tidak sekedar mencermati pelaku bullying dan korbannya (Schott, 2014). Fenomena bullying tidak hanya dilihat dari sudut pandang individu pelaku dan korban, tetapi hal itu lebih menitikberatkan pada aspek sosial yang melatarbelakangi fenomena tersebut terjadi (Schott, 2014). Iklim sosial sering menjadi indikator beberapa fenomena yang muncul di masyarakat. Termasuk bullying, korban mengalami kekerasan karena dianggap di luar lingkaran sosial pelaku bullying.

Bullying yang kerap terjadi di sekolah dilakukan oleh teman, guru, dan staf akademik, namun beberapa kasus yang ditemukan, seringnya bullying oleh teman. Bullying yang dilakukan oleh teman melibatkan beberapa orang yang terbentuk pada kelompok maupun individual. Seringkali, perbedaan pendapat antara individu dengan kelompok merupakan faktor yang menyebabkan bullying terjadi. Kondisi fisik, psikis, sosial (ekonomi, agama, budaya, dan jenis kelamin) merupakan beberapa faktor yang memicu bullying terjadi. Individu dengan gangguan pendengaran, misalnya, mendapatkan penghinaan dikarenakan kondisi fisik. Dalam lingkaran pertemanan, individu sering bias dengan latar belakang teman. Mereka akan memilih status sosial berdasarkan tingkat ekonomi, agama, dan suku. Perbedaan status sosial yang dipermasalahkan menjadikan individu merasa rendah diri, sehingga tidak sedikit diantara mereka yang dihina. Sehingga, pihak korban lebih terlihat merasa lemah, pasif, dan pasrah. Berbeda dengan pihak pelaku, mereka melakukan kekerasan (Schott, 2014) dengan kualitas empati yang minim terhadap korban.

Dampak dari bullying tidak hanya dirasakan oleh korban bullying, akan tetapi juga berimplikasi terhadap perlaku bullying. Dampak bullying berupa gangguan kesehatan mental. Sementara itu, terdapat dua pembagian bullying, mengacu pada media yang dilibatkan, yakni traditional bullying dan cyberbullying. Keduanya merupakan sebuah tindakan agresi yang menyebabkan kerugian pada orang lain, yang biasanya dilakukan secara berulang dari waktu ke waktu, dan terjadi di antara individu yang hubungannya dicirikan oleh ketidakseimbangan kekuasaan



Sumber :

Schott, R. M., & Søndergaard, D. M. (Eds.). (2014). School bullying: New theories in context. Cambridge University Press.

https://www.researchgate.net/publication/333140573_Fenomena_Bullying_di_Sekolah_Apa_dan_Bagaimana/link/5cdd855d458515712eaecfed/download

https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01332873/siswi-smp-bunuh-diri-akibat-bullying-tagar-ripnadila-ramai-di-twitter

http://news.unair.ac.id/2019/09/02/memahami-fenomena-bullying-di-kalangan-remaja-indonesia/

0 komentar:

Posting Komentar