1.6.21

Bullying Akibat Perilaku Agresif dan Lingkungan Sosial

 Bullying Akibat Perilaku Agresif dan Lingkungan Sosial


Nama : Langgeng Dwi Hartono

NIM : 20310410063

Mata Kuliah : Psikologi Sosial

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta,MA

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

       Tindakan bullying ini sering terjadi di lingkungan sekolah yang melibatkan pelaku serta korban di bawah umur. Menurut hasil kajian Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter tahun 2014, tindakan bullying terjadi hampir di setiap sekolah di Indonesia. Tetapi, hanya 87 kasus bullying yang dilaporkan ke sektor pendidikan. Tentu saja hal ini meresahkan bagi orang tua, guru dan staf pengajar. Tindakan bullying ini sangat merugikan. Baik korban maupun pelaku sama-sama berisiko merasakan efek negatif.

       Bully adalah segala perilaku kekerasan fisik ataupun mental yang dilakukan satu orang atau lebih dengan cara melakukan penyerangan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini biasanya menimpa anak-anak dan remaja yang lemah secara fisik dan mental dari teman-temannya. Jenis-jenis bullying menurut National Academies Press(2006) antara lain; kontak fisik langsung, kontak verbal langsung, perilaku nonverbal langsung, perilaku nonverbal tidak langsung, cyber bullying, pelecehan seksual.

       Dampak dari perilaku bullying dapat berpengaruh negatif pada kehidupan korban, khususnya terhadap kesehatan mental. Menurut Wolke dan Lereya(2015) anak yang mengalami bullying akan mengalami gangguan mental terbawa hingga dewasa. Dampak gangguan mental bagi korban antar lain; sensitif, rasa marah yang meluap-luap, cemas, depresi, rendah diri, kualitas tidur menurun, hingga paling parah korban akan timbul keinginan untuk bunuh diri. Dilansir dari suara.com(2020), ada remaja usia 17 tahun asal Johor, Malaysia melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 4 di sebuah pusat perbelanjaan akibat bullying oleh dua orang temannya. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, sebagai orang tua harus lebih memberikan perhatian yang khusus terhadap anaknya, untuk mencegah hal tersebut terjadi. Orang tua harus lebih jeli dalam mengamati perubahan perilaku pada anaknya.

       Perilaku bullying tidak begitu saja terjadi, tentunya ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Yusuf dan Haslinda(2018) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa faktor dari perilaku bullying adalah faktor eksternal atau lingkungan, antara lain; kurangnya pengawasan dari orang tua, pola asuh orang tua, perilaku agresif, memiliki teman yang suka melakukan perilaku bullying, sebagai balas dendam. Sedangkan menurut Tumon(2014) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa faktor yang bullying adalah faktor keluarga, teman sebaya dan sekolah, jika ketiga faktor tersebut berjalan tidak kondusif maka remaja akan melampiaskan gejolak emosinya dalam hal yang negatif, dalam hal ini salah satunya adalah perilaku bullying.

       Salah satu faktor penyebab terjadinya perilaku bullying adalah perilaku agresif. Menurut Freud (dalam Bailey, 1989) perilaku agresi merupakan cara pertama yang dikenal manusia untuk mengungkapkan kemarahannya, yang diluapkan melalui serangan fisik terhadap obyek benda hidup maupun mati. Sedangkan dalam Chaplin(2004) perilaku agresi adalah tindakan permusuhan dari dalam diri seseorang ditujukan kepada orang lain untuk meremehkan, merugikan, mengganggu, membahayakan, merusak, menjahati, mengejek, dan tindakan sadis lainnya. Berdasarkan uraian tersebut, perilaku agresif merupakan dasar dari perilaku bullying yang terjadi pada remaja di lingkungan sekolah. Seorang remaja apabila sedang mengalami gangguan emosional akan meluapkan emosinya terhadap orang lain atau temannya. Oleh karena itu orang tua perlu memberikan pendidikan bagi anak, agar dalam pelampiasan amarah atau emosi dapat dialihkan pada hal positif. Sehingga perilaku bullying pada remaja dapat diminimalkan untuk terjadi.

       Selain perilaku agresif, faktor lingkungan sosial juga merupakan faktor penyebab perilaku bullying pada remaja. Lingkungan sosial merupakan guru terbaik dan pembentuk perilaku seorang, khususnya bagi remaja. Apabila seseorang remaja hidup di lingkungan yang sering terjadi perilaku bullying, maka secara alami remaja tersebut akan mengikuti apa yang terjadi di lingkungannya. Dalam psikologi sosial hal ini disebut dengan social learning. Menurut Bandura(1977), teori social learning adalah suatu proses pembelajaran dengan cara meniru perilaku orang lain. Dalam hal ini, remaja harus pintar dalam memilih teman, karena apabila remaja bergaul dengan teman yang memiliki perilaku bullying maka perilaku ini akan ditiru olehnya. Selain itu orang tua harus peduli dengan lingkungan pergaulan anaknya, agar dapat mencegah sang anak tidak salah dalam bergaul di lingkungannya.

Daftar Pustaka :

Bandura, A. (1977) Social Learning Theory. NJ: Prentice-Hall.

Beritasatu. 2014, 23 Oktober. Indonesia Masuk Kategori “Darurat Bullying di Sekolah”. Diakses 1 Juni 2020 pada https://www.beritasatu.com/gaya-hidup/219515/indonesia-masuk-kategori-darurat-bullying-di-sekolah .

Chaplin, J. P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 

National Academies Press (US). 2016. Consequences of Bullying Behavior.

Robert Bailey W, dkk. 1989, ”Human Performance Engineering, Using Human Factors / Ergonomics to Achieve Computer System Usability, Second Edition”, PTR Prentice Hall : New Jersey.

Suara.com. 2020, 06 Maret. Remaja 17 Tahun Bunuh Diri karena Di-bully, Pelakunya Datang ke Pemakaman. Diakses 1 Juni 2020 pada https://www.suara.com/news/2020/03/06/150307/remaja-17-tahun-bunuh-diri-karena-di-bully-pelakunya-datang-ke-pemakaman .

Tumon, Matraisa Bara Asie. 2014. Study Diskriptif Perilaku Bullying pada Remaja. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 3 No. 11.

Wolke, D., & Lereya, S. T. 2015. Long-term effects of bullying. Archives of disease in childhood. 100(9): 879–885.

Yusuf, Ahmad. Haslinda. (2018). Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Anak: Optimalisasi Peran Pendidik dalam Perspektif Hukum. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan. STKIP Andi Matappa Pangkep. 5 Mei 2018. Hal 158-173.


0 komentar:

Posting Komentar