11.6.21

MENGAJAR NGAJI DI TENGAH PANDEMI MELALUI TAMAN PENDIDIKAN QURAN

TUGAS ESSAY PSIKOLOGI LINGKUNGAN

(BUTIR 4 : PENGABDIAN MASYARAKAT)

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Rifdah Nur Aqilah (19310410061)

Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.


Taman Pendidikan Qur’an yang biasa disebut dengan TPQ adalah suatu unit pendidikan non-formal jenis keagamaan berbasis komunitas muslim yang menjadikan Al-Qur’an sebagai materi utamanya, diselenggarakan dalam suasana yang indah, bersih, rapi, nyaman, dan menyenangkan sebagai cerminan nilai simbolis dan filosofis dari kata “taman” yang dipergunakan (Nurul Ulum, 2019). Selain itu, TPQ sendiri dijadikan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an agar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, serta untuk menanamkan nilai-nilai keislaman pada anak-anak sejak usia dini.

Di samping itu, Al-Qur’an merupakan kitab dan pedoman hidup umat islam, sehingga belajar baca tulis Al-Qur’an (mengaji) hukumnya wajib bagi seorang muslim. Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an baiknya mulai dikenalkan pada anak-anak sejak usia dini. Tujuannya, ketika sudah dewasa mampu mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an di kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Mansyur dalam Lubis dan Ismet (2019) yang mengatakan bahwa perkembangan agama saat usia dini sangat mempengaruhi kehidupan agama anak saat ia dewasa kelak. Oleh karena itu, TPQ menjadi wadah pembelajaran yang tepat bagi anak-anak untuk belajar baca tulis Al-Qur’an.

Masalahnya, saat ini hanya ada sedikit pengajar (guru ngaji) yang mau mengajar ngaji tanpa pamrih. Contohnya, ada di lingkungan sekitar saya di mana hanya tersisa beberapa masjid yang masih aktif menyelenggarakan TPQ. Hal ini terjadi karena sedikitnya jumlah pengajar relawan, sedangkan anak-anak memiliki antusias yang tinggi untuk belajar baca tulis Al-Qur’an meskipun di tengah situasi pandemi seperti sekarang. Maka dari itu, saya termotivasi untuk ikut membantu menjadi pengajar relawan TPQ Nurul Iman di Masjid Nurul Iman Kepondon. TPQ Nurul Iman sudah berdiri sejak 15 tahun yang lalu. Tahun ini, TPQ Nurul Iman memiliki 3 pengajar relawan (termasuk saya) dan sekitar 25 santriwan/santriwati mulai dari jenjang TK sampai SMP.

Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di TPQ Nurul Iman Kepondon dilaksanakan setiap hari dimulai setelah sholat maghrib sampai menjelang sholat isya’. Adapun rangkaian pembelajarannya yaitu setiap hari senin, rabu, dan sabtu untuk membaca Al-Qur’an/Iqro’ (mengaji), setiap hari selasa dan jumat untuk menghafal doa-doa/hadist/surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, kemudian setiap hari kamis dan minggu untuk latihan menulis huruf-huruf hijaiyah/surat-surat pendek dalam Al-Qur’an. Biasanya, para santri yang sudah selesai belajar baca tulis Al-Qur’an diperbolehkan untuk bermain bersama di halaman masjid sembari menunggu adzan isya’. Dengan demikian, adanya TPQ Nurul Iman Kepondon ini diharapkan mampu menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap Al-Qur’an dan pemahaman yang mendalam tentang keislaman.



Referensi :

Lubis, A.M., & Ismed, Syahrul. (2019). Metode Menghafal Al-Quran pada Anak Usia Dini di Tahfidz Center Darul Hufadz Kota Padang. Journal on Early Childhood 2(2). ISSN : 2655 – 433X.

Nurul Ulum Islamic Boarding School. (2019). TPQ/TQA. Diakses pada 11 Juni 2021, dari https://www.nurululum.com/unit-unit/tpq-tqa

0 komentar:

Posting Komentar