TUGAS PSIKOLOGI LINGKUNGAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Dosen: Dr. Arundati Shinta, MA
Penulis: Exwati Miatari(19310410030)
Guru pendamping (Shadow teacher) untuk anak
berkebutuhan khusus (ABK) merupakan salah satu profesi yang sangat
mulia dan juga menyenangkan. Seorang pendamping ABK ialah orang-orang yang
mampu dan siap dengan segala kondisi yang terjadi saat melakukan pendampingan,
ditambah harus mempunyai jiwa penyabar serta pantang menyerah dalam membimbing
atau melakukan pendampingan dengan anak ABK.
Menurut Yuwono dan Joko (2007), menjelaskan bahwa dalam pendidikan
inklusi guru pendamping (shadow teacher) adalah guru yang memiliki
pengetahuan dan keahlian dalam bidang anak-anak kebutuhan khusus serta
mempunyai tugas untuk membantu atau bekerjasama dengan guru sekolah regular
dalam menciptakan pembelajaran yang inklusi. Beberapa ( shadow teacher)
ialah seorang mahasiswa yang menggunakan waktu luangnya untuk melakukan
pendampingan ataupun mahasiswa yang tengah mengerjakan skripsi kemudian
menjadikan hal tersebut sebagai salah satu bahan dalam penelitian skripsinya.
Begitupun yang terjadi dengan diri saya, menjadi seorang guru
pendamping (shadow teacher) untuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Dalam
melakukan hal tersebut, saya ingin mengisi waktu luang yang saya miliki, serta
untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Saya menjadi guru pendamping kurang
lebih selama 15 – 16 hari. Dalam waktu tersebut, saya berkesempatan untuk
menjadi guru pendamping seorang siswa SD kelas 4. Ketika melakukan pendampingan
tersebut saya sangat merasa senang dan merasa tertantang, karena baru kali ini
saya dapat berkesempatan menjadi guru pendamping dangan mengajari anak ABK.
Pengalaman yang saya dapatkan ketika menjadi guru pendamping
selama beberapa hari cukup menjadikan pembelajaran yang sangat berharga. Karena
ketika kita mendampingi anak ABK yang dibutuhkan bukan hanya seorang yang
cerdas dan sabar saja, namun ia mampu menyesuaikan diri terhadap anak, dan
mampu memahami setiap gerak-gerik yang ditunjukan anak sebagai salah satu
respon yang ia berikan terhadap diri kita. Kemudian, kita harus mengerti atau
menangkap hal tersebut, lalu memahami apa yang harus dilakukan setelahnya.
Berikut adalah kegiatan yang saya lakukan saat mendampingi anak
berkebutuhan khusus (ABK). Pertama, memulai kelas dengan sedikit bercerita
mengenai kesehariannya yang telah ia lalui. Hal tersebut guna menarik
perhatiannya dan membuat mengingat kembali hal-hal yang telah ia lalui kemarin.
Kedua mengajak anak untuk menghafalkan hal-hal sederhana, hal tersebut agar
dapat mengasah kemampuan anak dalam mengingat dan berfikir. Ketiga, mengajak
anak sesekali untuk bermain atau bercerita tentang dongeng atau legenda. Hal
tersebut agar anak tidak merasa bosan dan dapat melatih anak untuk dapat
bermain sesuai aturan yang telah diberlakukan pada permainan serta menceritakan
kisah-kisah dongeng atau legenda agar anak menjadi paham dan mengerti akan
makna serta kesimpulan yang dapat diambil dalam setiap cerita, serta tidak
terlalu terpakau pada materi atau pelajarannya. Keempat, mengajak anak untuk
belajar dengan menempatkan diri kita seperti seorang temannya agar ia merasa
tidak canggung dan nyaman dalam pembelajaran, dan juga menggunakan gaya
penyampaian materi yang asik dan menarik atau bisa mengaitkan dengan keseharian
sang anak. Kelima, mengajak anak agar dapat menghafal surah dalam Al – Qur’an.
Dan yang terakhir atau keenam, memberikan suri tauladan yang baik terhadap
anak. Seperti cara beretika dengan baik dan juga sopan-santun dalam kehidupan
bermasyarakat.
Rahayu, T. (2017). Burnout dan Koping Stres Pada Guru
Pendamping (Shadow Teacher) Anak Berkebutuhan Khusus yang Sedang Mengerjakan
Skripsi. Jurnal Psikoborneo, Vol 5, No 2, 192-198.
0 komentar:
Posting Komentar