Tugas Psikologi Lingkungan “Pengabdian Masyarakat”
Oleh:
Alia Nanda Rumekti (19310410066)
Dosen pengampu:
Dr. Arundati Shinta, M. A.
Pandemi covid-19 telah genap satu tahun mendiami
Indonesia. Sejak pandemi terjadi, banyak perubahan yang terjadi di sektor
kehidupan terutama aktivitas masyarakat. Anak-anak yang semula belajar di
sekolah, orang tua yang bekerja di tempat kerja, kini harus melakukan segala
aktivitas di rumah. Penerapan WFH (Work From Home) ternyata mulai membuat
masyarakat jenuh. Tidak sedikit pula orangtua yang mulai merasakan ekonomi yang
merosot. Anak-anak pun mulai tidak semangat bersekolah dari rumah karena mulai
rindu dengan teman-temannya. Hal ini terjadi di Dusun Pendem, Berbah, Sleman,
Yogyakarta.
Permasalahannya
adalah pembatasan sosial akibat pandemi ini diberlakukan diberbagai wilayah.
Para orangtua mereka yang pada umumnya bekerja sebagai buruh pabrik kini
dirumahkan akibat penurunan produksi pabrik. Ada permasalahan lain yang harus
mereka hadapi yaitu kebutuhan anak yang harus tetap terpenuhi dan peran baru
mereka sebagai guru mata pelajaran bagi anak-anaknya. Lantas, bagaimana cara
para orangtua di Dusun Pendem menyelesaikan permasalahan ini?
Saya
bersama dengan salah satu Mahasiswa Fakultas Psikologi UP45 yaitu Kak Rio Wahyu
Nugroho dan SOS Children Village bekerjasama untuk membantu mereka sedikit
mengatasi permasalahan ini. Kami berperan sebagai volunteer yang mendampingi
Dusun ini dalam suatu komunitas, yaitu Komunitas Tirtowening. Ada berbaga
kegiatan yang kami lakukan, diantaranya pendampingan secara daring seperti
penyuluhan dan secara luring seperti pelatihan untuk ibu dan anak.
Salah
satu pelatihan yang kami buat untuk para ibu adalah pelatihan membuat masker
dari kain perca. Tujuan utama pelatihan ini adalah menyelamatkan lingkungan
dari tumpukan limbah kain perca. Penyelamatan lingkungan dari limbah merupakan
salah satu tindakan pro-lingkungan hidup. Menurut Kollmus dan Agyeman (2002),
pro-lingkungan hidup adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang secara sadar
untuk mengurangi dampak negatif dari lingkungan alami dan binaan
Pelatihan lain juga kami berikan untuk anak anak, yaitu pelatihan pembuatan hiasan dinding. Bahan utama yang digunakan adalah kertas dan koran bekas. Tujuan pelatihan ini sama dengan pelatihan pemuatan masker, yaitu menyelamatkan lingkungan dari sampah kertas. Kami memberikan pengarahan dan tahapan pembuatan hiasan dinding ini. Anak-anak yang berasa dari berbagai usia ini kami bagi menjadi beberapa kelompok. Mereka sangat antusias dalam mengikuti pelatihan ini.
Kegiatan
lain yang kami laksanakan bersama Komunitas Tirtowening adalah penyuluhan
secara daring melalui aplikasi Zoom. Dalam penyuluhan ini, kami menyampaikan tentang
cara menjaga kesehatan mental dikala pandemi. Para orangtua yang merupakan
peserta penyuluhan sangat antusias, ditandai dengan banyaknya orangtua yang mengajukan
berbagai pertanyaan.
Pelatihan
pembuatan masker dan hiasan dinding ini diharapkan bukan hanya menjadi hiburan
semata. Kami berharap hal ini dapat menjadi ladang kreativitas bagi anak dan
sumber penghasilan tambahan bagi orangtua. Selain itu, kesehatan mental dikala
pandemi sangat penting untuk dijaga. Mental yang sehat akan membantu seseorang
untuk menentukan langkah kehidupannya. Langkah ini termasuk aktivitas
keseharian, pemikiran yang sehat dan matang, dan kemampuan menghadapi masalah
Daftar
Pustaka
Hanna, D. B. (1995). Integrasi
Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Yogyakarta & Yayasan Insan Kamil.
Shinta, A. (2019). Penguatan
Pendidikan Pro-Lingkungan Hidup di Sekolah-sekolah untuk Meningkatkan
Kepedulian Generasi Muda pada Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Best
Pulisher.
Artikelnya sangat menarik...
BalasHapus