TUGAS PSIKOLOGI LINGKUNGAN SEMESTER GENAP 2020/2021
DOSEN PENGAMPU: ARUNDATI SHINTA
IMELTA INDRIYANI ALFIAH/ 19310410062
FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 YOGYAKARTA
Taman
Pendidikan Al Qur’an (TPA/TPQ) adalah lembaga atau kelompok masyarakat yang
menyelenggarakan pendidikan non-formal berupa pengetahuan agama Islam. Tujuan
TPA yaitu untuk memberikan pengajaran membaca Al Qur’an sejak usia dini, serta
memahami dasar-dasar dinul Islam pada anak usia taman kanak-kanak, sekolah
dasar atau madrasah ibtidaiyah. Proses pemberdayaan umat manusia diperlukan
lembaga pendidikan masyarakat yang menjadi syarat mutlak menanggung beban
tanggung jawab kultural-edukatif (Arifin, 2003).
Penulis
menjadi volunteer kegiatan
belajar-mengajar di TPQ Al-Istiqomah Nglegi sejak tahun 2013 hingga sekarang. Pelaksanaannya setiap minggu 2 kali pertemuan yakni Malam Sabtu dan Malam Minggu diawali dengan shalat maghrib bersama dan diakhiri setelah shatat isya bersama. Pembelajaran
TKA/TPA Al-Istiqomah dilakukan melalui pendekatan klasikal dan privat dengan
melihat dari kondisi kesiapan anak dalam memperoleh pelajaran. Metode
pembelajaran disesuaikan dengan usia perkembangan anak dengan memperhatikan
cara belajaranya yaitu dengan cara bermain sambil belajar, sehingga anak tidak
mudah bosan dalam belajar.
Menurut
Budiyanto (1990) menjelaskan bahwa pembelajaran TPQ harus sesuai dengan tujuan
dan targetnya, maka dari itu materi pelajaran dibedakan menjadi dua macam yaitu
materi pokok dan materi tambahan. Materi pokok yaitu materi yang harus dikuasai
benar oleh setiap santri sebagai tolak ukur keberhasilan santri dalam memahami
pelajaran. Materi tambahan yaitu belajar membaca Al-Quran dengan menggunakan
buku iqro jilid 1-6 baik secara privat maupun klasikal. Bila santri telah
menyelesaikan jilid 6 dengan baik, dapat dipastikan ia dapat membaca Al-Quran
dengan benar.
Media
pembelajaran yang akan diajarkan hendaklah menarik dan menyenangkan anak serta
memenuhi unsur keindahan dan kerapihan sehingga dapat membangkitkan pola fikir
dan kreativitas anak. Namun untuk meningkatkan pengetahuan anak dapat
ditambahkan materi yang belum dijadikan syarat untuk menentukan lulus tidaknya
anak (Asad dan Budiyanto 1995:16). Sebagai materi tambahan belajar berupa
hafalan bacaan shalat dan prakteknya, hafalan doa sehari-hari, hafalan
surat-surat pendek, hafalan kalimat thoyibah, bercerita kisah, ibadah, aqidah
dan akhlak.
Selain itu, Ustadz dan Ustadzah di TPQ Al-Istiqomah
menggunakan metode pembelajaran dengan media visual terkait video/film pendek
tentang nabi dan rasul, disitupun juga para santri TPQ sangat senang menonton
video/film pendek tersebut, yang mana diakhiri kegiatan Ustadz dan Ustadzah memberikan
beberapa pertanyaan kepada santri dan memberikan bingkisan bagi bisa menjawab
pertanyaan. Pemberian hadiah tersebut bertujuan agar para santri dapat
menumbuhkan semangatnya dalam belajar mengaji.
Pembelajaran harus dikemas dengan materi yang menyenangkan agar dapat membangkitkan semangat anak dalam belajar. Menumbuhkan rasa ingin tahu dan meningkatkan pengetahuan anak. Dari beberapa materi yang disampaikan pengajar harus membuat materi pembelajaran yang sesuai dengan target dan tujuan pembalajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin.
2003. Memahami Paradigma Baru Pendidikan
Nasional dalam Undang-undang Sisdiknak. Catatan ketiga. Jakarta: Ditjen
Kelembagaan Agama Islam.
Budiyanto,
M. 1990. Prinsip-Prinsip Metodologi Buku
Iqro’.Yogyakarta: Team Tadarus AMM.
As’ad
Human, Budiyanto. 1995. Pedoman
Pengelolaan Pembinaan dan Pengembangan TPA-TPA Nasional. Yogyakarta: LPTQ
Nasional.
0 komentar:
Posting Komentar