8.5.21

ASIKNYA MENGAJARI ANAK-ANAK MENGAJI

TUGAS PSIKOLOGI LINGKUNGAN SEMESTER GENAP 2020/2021

DOSEN PENGAMPU: ARUNDATI SHINTA

IMELTA INDRIYANI ALFIAH/ 19310410062

FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 YOGYAKARTA

Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA/TPQ) adalah lembaga atau kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan non-formal berupa pengetahuan agama Islam. Tujuan TPA yaitu untuk memberikan pengajaran membaca Al Qur’an sejak usia dini, serta memahami dasar-dasar dinul Islam pada anak usia taman kanak-kanak, sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. Proses pemberdayaan umat manusia diperlukan lembaga pendidikan masyarakat yang menjadi syarat mutlak menanggung beban tanggung jawab kultural-edukatif (Arifin, 2003).

Penulis menjadi volunteer kegiatan belajar-mengajar di TPQ Al-Istiqomah Nglegi sejak tahun 2013 hingga sekarang. Pelaksanaannya setiap minggu 2 kali pertemuan yakni Malam Sabtu dan Malam Minggu diawali dengan shalat maghrib bersama dan diakhiri setelah shatat isya bersama. Pembelajaran TKA/TPA Al-Istiqomah dilakukan melalui pendekatan klasikal dan privat dengan melihat dari kondisi kesiapan anak dalam memperoleh pelajaran. Metode pembelajaran disesuaikan dengan usia perkembangan anak dengan memperhatikan cara belajaranya yaitu dengan cara bermain sambil belajar, sehingga anak tidak mudah bosan dalam belajar.


Menurut Budiyanto (1990) menjelaskan bahwa pembelajaran TPQ harus sesuai dengan tujuan dan targetnya, maka dari itu materi pelajaran dibedakan menjadi dua macam yaitu materi pokok dan materi tambahan. Materi pokok yaitu materi yang harus dikuasai benar oleh setiap santri sebagai tolak ukur keberhasilan santri dalam memahami pelajaran. Materi tambahan yaitu belajar membaca Al-Quran dengan menggunakan buku iqro jilid 1-6 baik secara privat maupun klasikal. Bila santri telah menyelesaikan jilid 6 dengan baik, dapat dipastikan ia dapat membaca Al-Quran dengan benar.

Media pembelajaran yang akan diajarkan hendaklah menarik dan menyenangkan anak serta memenuhi unsur keindahan dan kerapihan sehingga dapat membangkitkan pola fikir dan kreativitas anak. Namun untuk meningkatkan pengetahuan anak dapat ditambahkan materi yang belum dijadikan syarat untuk menentukan lulus tidaknya anak (Asad dan Budiyanto 1995:16). Sebagai materi tambahan belajar berupa hafalan bacaan shalat dan prakteknya, hafalan doa sehari-hari, hafalan surat-surat pendek, hafalan kalimat thoyibah, bercerita kisah, ibadah, aqidah dan akhlak.


Selain itu,  Ustadz dan Ustadzah di TPQ Al-Istiqomah menggunakan metode pembelajaran dengan media visual terkait video/film pendek tentang nabi dan rasul, disitupun juga para santri TPQ sangat senang menonton video/film pendek tersebut, yang mana diakhiri kegiatan Ustadz dan Ustadzah memberikan beberapa pertanyaan kepada santri dan memberikan bingkisan bagi bisa menjawab pertanyaan. Pemberian hadiah tersebut bertujuan agar para santri dapat menumbuhkan semangatnya dalam belajar mengaji.

Pembelajaran harus dikemas dengan materi yang menyenangkan agar dapat membangkitkan semangat anak dalam belajar. Menumbuhkan rasa ingin tahu dan meningkatkan pengetahuan anak. Dari beberapa materi yang disampaikan pengajar harus membuat materi pembelajaran yang sesuai dengan target dan tujuan pembalajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2003. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-undang Sisdiknak. Catatan ketiga. Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam.

Budiyanto, M. 1990. Prinsip-Prinsip Metodologi Buku Iqro’.Yogyakarta: Team Tadarus AMM.

As’ad Human, Budiyanto. 1995. Pedoman Pengelolaan Pembinaan dan Pengembangan TPA-TPA Nasional. Yogyakarta: LPTQ Nasional.

 

0 komentar:

Posting Komentar