6.5.21

DONGENG BONEKA BERIKAN PESAN POSITIF BAGI ANAK-ANAK

Tugas Psikologi Lingkungan Semester Genap 2020/2021

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, MA

IMELTA INDRIYANI ALFIAH / 19310410062

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak merupakan individu yang memiliki berbagai kemampuan dan keterampilan yang jarang disadari oleh orangtuanya. Maka, di lembaga Bimbingan Belajar “Handayani” Patuk Gunungkidul diselenggarakan program pendidikan yang memiliki perencanaan dan struktur yang jelas untuk mengembangkan kemampuan anak agar dapat terarah dengan baik. Salah satu cara mengembangkan kemampuan anak adalah dengan cara mendongeng. Dengan dongeng anak akan mencintai kembali budaya lisan yang mulai terlupakan, penerapan ini serta membentuk daya ingat anak akan pesan dan kata-kata yang mendukung perkembangan bahasa anak. Hal ini menjadi bahan pertimbangan bagi anak didik mengingat keterbatasan anak, yang dipengaruhi bahasa ibu dan lingkungan tempat tinggal sehingga anak belum mengenal kosakata dan arti sesungguhnya. Karena perkembangan jasmani, rohani, moral, agama, sosial, emosional, bahasa, kognitif dan perkembangan fisik anak memiliki masa dalam persiapan lebih lanjut.

Sujiono (2009: 6) mengatakan “Anak adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya yang berada pada rentang usia 0-8 tahun’’. Karena itu metode mendongeng diharapkan dapat mendukung pembelajaran dalam pembinaan keaktifan berkomunikasi yang berbantuan media boneka tangan dengan orang-orang disekitar maupun di lingkungan sekolah. Djam’an, (2005) menjelaskan melalui pengalaman-pengalaman mendengarkan dongeng dapat menunjang penambahan kosakata anak dengan cara guru/tutor memasukkan kata-kata yang sesuai dengan kebutuhan anak kedalam pembelajaran “membawakan dongeng dengan cerita dan hidup, juga memainkan boneka-boneka dengan berbagai karakter dan ekspresinya juga mahir menirukan bermacam-macam suara dengan luwes”.


 Kosakata anak pada kelompok Bimbel Handayani relatif terbatas pada aktivitas pembelajaran yang penulis amati. Berdasarkan kondisi tersebut, maka guru mencari cara agar kosakata anak bertambah yakni dengan menerapkan metode dongeng berbantuan boneka tangan sebagai stimulus bagi perkembangan bahasa mereka. Materi yang digunakan dalam penerapan metode mendongeng berbantuan media boneka tangan dalam penambahan kosakata anak, guru menentukan materi kosakata dan dongeng yang terdapat kosakata baru dan asing bagi anak yang diambil dari kehidupan lingkungan anak dan buku tema di sekolah. Ketersediaan media boneka tangan yang penulis miliki cukup banyak sehingga tidak menjadi kesulitan bagi penulis dalam pengadaan pembelajaran menggunakan media boneka tangan. Ketika penulis menyampaikan dongeng dengan memainkan boneka tangan, penulis dapat menghidupkan imajinasi anak untuk mengenal tokoh dalam dongeng, sebab media ini cukup disukai dan dekat dengan dunia anak.

Langkah dan kegiatan yang dilakukan adalah menyiapkan materi kosakata, yang disesuaikan dengan tema R PPH, selain itu media ditata dengan baik untuk mempermudah guru dalam proses belajar mengajar. Kendala guru dalam penerapan pembelajaran metode mendongeng berbantuan media boneka tangan dalam penambahan kosakata anak yaitu anak kurang serius, sibuk diri sendiri serta teman disekitarnya. Namun tidak menjadi hambatan bagi penulis untuk terus menerapkannya, karena dongeng dan media ini sangat dekat dengan dunia anak. Melalui metode mendongeng ini guru dapat melihat perkembangan kosakata anak dengan cara guru memberikan pengulangan dongeng 2 kali dalam 1 minggu untuk melihat daya ingat anak.

REFERENSI

Soedjito. (2009). Kosakata Bahasa Indonesia. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Djam’an, S, Aan, K. Tadkroatun, M. (2005). Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Penddidikan Nasional.

0 komentar:

Posting Komentar