6.4.21

SAMPAH!, DAMPAK? PENGELOLAANNYA BAGAIMANA?

 

YANSES KALA’ IRI'

NIM: 19310410046

DOSEN: Dra. ARUNDITA SHINTA, MA.

Sumber: https://images.app.goo.gl/b4ZTwv96T41XFE1M7

Membahas mengenai sampah memang tidak akan ada habisnya. Sampah akan terus kita jumpai selagi di bumi ini terdapat aktivitas yang dilakukan oleh manusia, sampah akan berdampingan dengan aktvitas manusia itu. Sampah adalah hasil buangan dari suatu proses prilaku yang dilakukan, baik dari produksi industri maupun domestik (rumah tangga dan aktivisa lainnya). Menurut definisi World Health Organization (WHO) dalam Chandra 2006, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak diapakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, menyebutkan bahwa sampah merupakan permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu di lakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat (Kementerian Lingkungan Hidup, 2008). Jenis sampah ini beragam, jadi sampah ini tentunya menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.

Dilihat dari banyaknya sampah serta jenisnya, tentu miliki imbas terhadap keberlangsungan kehidupan selanjutnya. Saat ini, dampak dari sampah yang paling banyak di soroti dan menjadi PR untuk dunia dalam penanggulangannya yaitu dampak dari sampah plastik. Sampah plastik tidak hanya merusak ekosistem yang ada di darat maupun laut, tetapi juga ancaman nyata bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup di dunia. Daya hancur plastik terhadap lingkungan sangat besar, sebab ia sangat sulit terurai. Dalam studi yang dilakukan oleh UN Environment Programme (UNEP) dalam kumparan sains 2019, berjudul “Single-Use Plastics: A Roadmap for Sustainabil-ity” pada tahun 2018 mengungkapkan, bahwa sampah plastik berupa kantong dan styrofoam memerlukan ribuan tahun untuk bisa terurai. Sedangkan penelitian Jenna R. Jambeck dari Georgia University pada 2010 menyebutkan, ada sekitar 275 juta ton sampah plastik yang tersebar di seluruh dunia, dengan sekitar 4,7 hingga 12,7 juta ton sampah berada di lautan. Ini artinya, setiap satu menit, sampah plastik yang dibuang ke laut setara dengan satu truk penuh.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Februari 2019, merilis bahwa saat ini Indonesia menghasilkan sedikitnya 64 juta ton timbunan sampah setiap tahunnya (Sumartiningtyas, 2020). Dari data tersebut pastinya sampah-sampah tersebut pasti memiliki dampak. Pencemaran udara merupkan salah satu daampak yang di tumbulkan seperti Ketika ada tumpukan sampah yang sudah membusuk dan benyak menumpuk, pembakaran sampah plastik.  Di lautan bayak hewan yang mencadi cacat dan mati begitu saja karena melekat pada tubuh hewan-hewan di laut serta memakan sampah plastik tersebut. Fakta bahwa plastik juga dapat mengganggu kesehatan manusia. Plastik menggunakan senyawa-senyawa kimia untuk membuatnya kuat dan tidak mudah pecah. Senyawa tersebut sangat mudah bertransfer ke dalam makanan atau minuman. Tidak hanya itu. Ikan-ikan yang biasa manusia konsumsi juga telah terkontaminasi oleh mikroplastik di dalam tubuhnya. Jadi, secara tidak langsung manusia juga ikut memakan plastik dari ikan yang dimakan. Tentu dampak dari sampah plastik ini masih banyak lagi. Lalu bagaiman caranya agar sampah ini terdapat nilai gunanya dan pengelolaanhya seperti apa?

Pada hakekatnya, sampah tidak akan menjani masalah besar Ketika kita mimiliki keadaran akan dampak dari sampah itu sendiri. Masalah menjadi utama yaitu tidak adanya kepedulian dari diri masing-masing. Lalu bagimana agar samaph itu dapat  menjadi nilai guna?. Salah satu cara yang kita lakukan yaitu dengan cara penggunaan Kembali sampah plastik yang masih bisa terpakai, pengurangan penggunaaan kantong plastik saat berbelanja dan sebaginya, membuat kerajinan atau pendaurulangan dari sampah yang bisa di manfaattkan, dan untuk sampah rumah tangga (smapah dapur atau organik) kita dapat menyulapnya menjadi pupuk kompos atau dapat juga di gunakan untuk proses dalam perkembang biakan magalarva untuk pakan ternak. Masih banyak cara yang dapat dilakukan dalam pengelolaan sampah, seperti pembuatan bahan bakar seperti bensin dari sampah plastik, sebagai bahan dasar pembuatan batako, sebagai sumber gas helium dan gas metana. Jadi samapah tidak akan berbahaya jikalau berada di tangan yang tepat. jadi ayo bersma-sama menjadi pahlawan untuk diri sendiri dan Bersama untuk kedepannya

 

SUMBER:

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta Subekti I. (2009)

Kementerian Lingkungan Hidup. 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta: Biro Hukum dan Humas Kementerian Lingkungan Hidup. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008

Kumparan Sains. 2019. Begini Dampak Sampah Plastik Bagi Lingkungan dan Kesehatan Manusia. https://kumparan.com/kumparansains/begini-dampak-sampah-plastik-bagi-lingkungan-dan-kesehatan-manusia-1sExfNL4Tky. Diakses 27 maret 2021

Sumartiningtyas H. 2020. Indonesia Hasilkan 64 Juta Ton Sampah, Bisakah Kapasitas Pengelolaan Tercapai Tahun 2025?. https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/18/070200023/indonesia-hasilkan-64-juta-ton-sampah-bisakah-kapasitas-pengelolaan?page=all. Diakses 27 maret 2021

0 komentar:

Posting Komentar