5.4.21

 

PEMANFAATAN PLASTIK BEKAS MENJADI BARANG BERGUNA

NAMA : TRI WAHYU NINGSIH

NIM : 19310410026

DOSEN PENGAMPU : Dr. ARUNDATI SHINTA, MA.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

 

Sampah merupakan produk rumah tangga yang tidak lagi digunakan atau dibuang karena proses kegiatan industri atau rumah tangga. Jenis sampah ini banyak bentuknya, antara lain sampah padat dan limbah cair, biasanya sampah padat sulit terurai, tetapi sebaliknya limbah cair mudah terurai. Surono (2013: 32) mengemukakan bahwa sampah plastik berdampak negatif bagi lingkungan karena tidak cepat terurai dan menurunkan kesuburan tanah. Sampah plastik yang dibuang sembarangan juga dapat menyumbat saluran air, parit, dan sungai yang menyebabkan banjir. Selain itu, pembakaran sampah plastik biasanya melepaskan zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Ada 7 pengelompokan jenis plastik, yaitu Polyethylene Terephthalate (PET, PETE), High Density Polyethylene (HDPE), Polyvinyl Chloride (PVC), Low Density Polyethylene (LDPE), Polypropylene (PP), Polystyrene (PS), dan Other. Jenis pengelompokan ini dikembangkan oleh The Society of the Plastic Industry (SPI), sebuah organisasi perdagangan di Washington D.C yang mewakili industri plastik di Amerika Serikat. Tujuannya adalah untuk menyediakan sistem nasional yang konsisten untuk daur ulang plastik dan klasifikasi plastik bekas. Meski tidak wajib dilakukan, pengelompokan ini sudah menjadi prosedur standar untuk produk plastik yang dijual di Amerika Serikat dan Kanada. Di Indonesia pengelompokan seperti ini sudah sangat umum (Marpaung, 2009).

Keunggulan plastik membuatnya fleksibel untuk diproduksi, lembaran plastik bisa diposisikan seperti kain sebagai kerajinan. Pengolahan plastik tidak jauh berbeda dengan kain, seperti dijahit, dipotong, menyambung, dilipat, dll. Telah banyak upaya untuk mengatasi sampah plastik. Salah satu cara untuk mengurangi sampah plastik adalah dengan mengolah kembali plastik menjadi berbagai produk yang dapat digunakan kembali dalam kehidupan sehari-hari, seperti tas, dompet, dusgrip, dll.

Dibawah ini merupakan alat dan cara membuat dusgrip:

Alat dan bahan :

1.      Bungkus pewangi pakaian

2.      Resleting

3.      Jarum dan benang

4.      Gunting

Cara membuat :

    1. Siapkan bungkus pewangi pakaian yang sudah bersih lalu potong bagian sisi kanan, kiri, atas, dan

        bawah sehingga menjadi 2 bagian. Siapkan jarum dan benang jahit.

    2. Lipat tepi bungkus 1 cm lalu sematkan jarum pentul. Jahit resleting menindas lipatan secara lurus.

    3. Lakukan hal yang sama untuk bagian lain dari kemasan sehingga ritsleting sekarang bisa terpasang

        dengan rapi.

    4. Jika resleting sudah terpasang, jahit bagian kanan, kiri, dan bawah dengan rapi. 

        Dusgrip sudah jadi.


  


            Kegiatan di atas adalah contoh proses daur ulang plastic (recycle) yang bertujuan untuk mengubah penggunaan barang dari plastik untuk menjaga kegunaannya, misalnya dengan cara pembuatan tas atau produk yang berguna. Selain itu, juga bisa melakukan aktivitas pengurangan penggunaan (reduce), bertujuan untuk meminimalkan jumlah plastik yang akhirnya menjadi sampah harian, seperti mengurangi penggunaan barang dari plastik. Langkah lain dapat diambil untuk meminimalkan penggunaan plastik baru yaitu dengan pemakaian ulang (Reuse) bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan barang-barang plastik yang sudah, misalnya dengan menggunakan kantong plastik yang sudah ada sebelumnya yang masih berfungsi dengan baik. Sangat mudah kan? Yuk manfaatin sampah plastik di rumah.

 

 

Referensi :

Surono, Untoro Budi. 2013. Berbagai Metode Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak. Jurnal Teknik. 3 (1). Hal. 32- 40

Kreasi Ceria. (2017, 20 Mei). Mendaur Ulang Sampah Menjadi Dompet Pensil Unik. Diakses pada 03 Februari 2021, dari https://www.kreasiceria.com/2017/05/mendaur-ulang-sampah-menjadi-dompet-pensil-unik.html

Marpaung, G.S., dan Widiaji. (2009). Raup Rupiah dari Sampah Plastik. Pustaka Bina Swadaya. Jakarta.


0 komentar:

Posting Komentar