4.4.21

Pemanfaatan Limbah Kain Jas Hujan

 

Oleh Yudit Ilham Ramadhana

19310410018


Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A

Essay Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan

Fakultas Psikologi 

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Sampah atau limbah merupakan salah satu permasalahan yang selalu ada di setiap tempat. Limbah tersebut terbagi  menjadi limbah organik yang dapat mengalami pembusukaan secara alami dan limbah anorganik yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami. Ada banyak cara untuk mengolah limbah tersebut, yaitu dengan pemupukan atau pengomposan untuk limbah organik, dan pembakaran untuk limbah anorganik. Sampai saat ini pengolahan limbah anorganik masih belum maksimal, mengingat kurangnya teknologi yang mumpuni, sehingga pengolahan limbah anorganik masih terbilang berbahaya dengan menimbulkan polusi udara berupa asap hasil pembakaran.

 


Tepatnya di daerah Bugisan, Yogyakarta berdiri sebuah industri rumahan berupa industry konveksi jas hujan. Industri tersebut tentunya menyisakan banyak limbah kain jas hujan yang tidak bisa mengalami pembusukan alami, sehingga dapat merusak lingkungan jika tidak segera diatasi. Seperti gambar diatas berupa tumpukan limbah hasil kain yang tidak terpakai.


Tahun 2020 merupakan tahun dimana dunia dilanda penurunan ekonomi akibat dari serangan pandemi Covid yang membuat seseorang lebih gencar lagi dalam mencari pundi rupiah, tak terkecuali pemilik industri rumahan yang berada di Bugisan, Yogyakarta. Pandemi tersebut menuntut pemilik industri untuk berfikir kreatif, yaitu dengan memanfaatkan sebagian limbah kain tak terpakai dari limbah jas hujan sebagai tempat pensil, tisu, hingga tempat make up/dompet.

    Meskipun terlihat kecil, tetapi ide kreatif tersebut dapat membantu dalam pengurangan limbah anorganik dan pastinya memiliki nilai ekonomi. Dapat terlihat bahwa pemilik industri tersebut memasarkan hasil dari pengolahan limbah industri jas hujan di salah satu online shop. Produk dari pengolahan limbah yang banyak diminati hingga saat ini adalah tempat makeup yang memiliki harga Rp. 15.000, 00. Berawal dari limbah ternyata dapat menjadi suatu barang yang bermanfaat dan tentunya memiliki nilai ekonomi.

Referensi :

Susilo, R., & Karya, A. (2012). Pemanfaatan Bahan Kain Perca Untuk Pembuatan Furnitur. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Dsain. 2(1), 1-6.

Sari, A dkk. (2020). Ekonomi Kreatif. Yayasan Kita Menulis, 1-2.

0 komentar:

Posting Komentar