11.4.21

Fenomena Agresivitas pada Remaja sebagai Pemicu Perilaku Klitih di Yogyakarta

 

Fenomena Agresivitas pada Remaja

sebagai Pemicu Perilaku Klitih di Yogyakarta

 

oleh :

Shafly Ardhya Saputra

(NIM 20310410027)

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Dosen Pengampu :

Dr. Arundhati Shinta, M.A.

 

 

Klitih adalah sebuah perilaku mencederai oran lain yang dilakukan seseorang di malam hari dengan maksud sengaja ataupun tidak sengaja. Beberapa Terakhir ini kasus Klitih di Yogyakarta meningkat derastis dengan hampir rata-rat pelaku masih usia sekolah dan di bawah umur. Umumnya pelaku klitih ingin melampiaskan agresivitas yang ada pada dirinya.

            Fenomena remaja yang melakukan tindak kekerasan atau agresi beberapa tahun terakhir ini cukup meresahkan berbagai pihak. Beragam bentuk agresivitas dan penyebabnya memerlukan perhatian khusus. Apabila perilaku agresi remaja, tidak diantisipasi maupun ditangani, kedepannya akan mengakibatkan krisis moral seperti tersingkirnya rasa kemanusiaan, kebersamaan dan kesetiakawanan sosial.

Agresivitas adalah salah satu bentuk ekspresi dari emosi. Emosi yang keluar ketika seseorang sedang merasa tidak suka atau marah. Seseorang yang memiliki agresivitas yang tinggi maka ia akan memiliki kecenderungan untuk selalu melukai orang lain atau setidaknya mengganggu orang lain. Di kalangan remaja usia sekolah agresivitas bisa diwujudkan dalam hal-hal yang kecil, missal mencubit, menjitak, mengejek, merusak bahkan sampai memukul. Berkowitz (2006) menjelaskan bahwa agresivitas adalah perilaku yang dilakukan dengan tujuan untuk melukai orang lain baik secara fisik maupun verbal. Sejalan dengan itu Taganing (2008) menjelaskan tentang agresi yang merupkan segala bentuk perilaku yang di maksudkan untuk menyakiti seseorang, baik secara fisik maupun mental. Geen (dalam Taylor, 2009) mengatakan walaupun ada perbedaan dalam mendefinisikan agresi, namun dapat diambil kesimpulan sederhana mengenai agresi yang didukung oleh pendekatan behavior atau belajar, bahwa agresi adalah setiap tindakan atau perlakuan yang menyakiti atau melukai orang lain. Hal yang mendasari perilaku klitih adalah hubungan keluarga dan orangtuayang memiliki riwayat masalah, dinamika interaksiremaja dengan kelompok, serta karakter individu.

Agresivitas remaja laki-laki adalah persoalan menyangkut perilaku baik fisik maupun lisan yang menyakiti, merusak baik secara fisik, psikis dan benda- benda yang ada di sekitarnya yang berkaitan dengan 4 aspek yakni aspek agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan yang dialami oleh remaja

            Remaja laki-laki mengembangkan identitas diri mereka dengan kelompok sebaya mereka. Studi menunjukan konfromitas remaja berkntribusi signifikan pada perilaku agresi. Bagi Pemerintah diharapkan ikut serta dalam menanggulangi kenakalan remaja terkhusus perihal klitih. Dengan cara mengantisipasi berbagai macam faktor yang bisa mempengaruhi seoarang remaja pada perilaku klitih, seperti : penyuluhan di sekolah-sekolah menengah pertama dan atas tentang bahaya perilaku klitih dan kenakalan remaja yang lain, membuat sebuah rumah pendampingan dimana rumah pendampingan ini berfungsi sebagai tempat berbagi untuk semua remaja yang membutuhkan tempat bercerita, membuat jam malam warung-warung maka Burjo. Hal ini dikarenakan, warung makan burjo menjadi sarana berkumpul dan juga nongkrong untuk remaja di Yogyakarta.

            Bagi Masyarakat luas diharapkan agar bisa memberikan perhatian, kasih sayang, dan hak-hak anak selamadalam lingkungan kelurga. Sehingga, anak akan merasa nyaman berada di rumah.

0 komentar:

Posting Komentar