Fenomena Agresivitas
pada Remaja
sebagai Pemicu Perilaku
Klitih di Yogyakarta
oleh :
Shafly Ardhya Saputra
(NIM 20310410027)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu :
Dr. Arundhati Shinta, M.A.
Klitih adalah sebuah perilaku mencederai oran lain yang
dilakukan seseorang di malam hari dengan maksud sengaja ataupun tidak sengaja. Beberapa
Terakhir ini kasus Klitih di Yogyakarta meningkat derastis dengan hampir
rata-rat pelaku masih usia sekolah dan di bawah umur. Umumnya pelaku klitih
ingin melampiaskan agresivitas yang ada pada dirinya.
Fenomena remaja yang melakukan
tindak kekerasan atau agresi beberapa tahun terakhir ini cukup meresahkan
berbagai pihak. Beragam bentuk agresivitas dan penyebabnya memerlukan perhatian
khusus. Apabila perilaku agresi remaja, tidak diantisipasi maupun ditangani,
kedepannya akan mengakibatkan krisis moral seperti tersingkirnya rasa
kemanusiaan, kebersamaan dan kesetiakawanan sosial.
Agresivitas adalah salah satu bentuk ekspresi dari emosi.
Emosi yang keluar ketika seseorang sedang merasa tidak suka atau marah.
Seseorang yang memiliki agresivitas yang tinggi maka ia akan memiliki
kecenderungan untuk selalu melukai orang lain atau setidaknya mengganggu orang
lain. Di kalangan remaja usia sekolah agresivitas bisa diwujudkan dalam hal-hal
yang kecil, missal mencubit, menjitak, mengejek, merusak bahkan sampai memukul.
Berkowitz (2006) menjelaskan bahwa agresivitas adalah perilaku yang dilakukan
dengan tujuan untuk melukai orang lain baik secara fisik maupun verbal. Sejalan
dengan itu Taganing (2008) menjelaskan tentang agresi yang merupkan segala
bentuk perilaku yang di maksudkan untuk menyakiti seseorang, baik secara fisik
maupun mental. Geen (dalam Taylor, 2009) mengatakan walaupun ada perbedaan
dalam mendefinisikan agresi, namun dapat diambil kesimpulan sederhana mengenai agresi
yang didukung oleh pendekatan behavior atau belajar, bahwa agresi adalah setiap
tindakan atau perlakuan yang menyakiti atau melukai orang lain. Hal yang mendasari
perilaku klitih adalah hubungan keluarga dan orangtuayang memiliki riwayat
masalah, dinamika interaksiremaja dengan kelompok, serta karakter individu.
Agresivitas remaja laki-laki adalah persoalan menyangkut
perilaku baik fisik maupun lisan yang menyakiti, merusak baik secara fisik,
psikis dan benda- benda yang ada di sekitarnya yang berkaitan dengan 4 aspek
yakni aspek agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan yang dialami
oleh remaja
Remaja laki-laki
mengembangkan identitas diri mereka dengan kelompok sebaya mereka. Studi
menunjukan konfromitas remaja berkntribusi signifikan pada perilaku agresi. Bagi
Pemerintah diharapkan ikut serta dalam menanggulangi kenakalan remaja terkhusus
perihal klitih. Dengan cara mengantisipasi berbagai macam faktor yang bisa mempengaruhi
seoarang remaja pada perilaku klitih, seperti : penyuluhan di sekolah-sekolah
menengah pertama dan atas tentang bahaya perilaku klitih dan kenakalan remaja
yang lain, membuat sebuah rumah pendampingan dimana rumah pendampingan ini berfungsi
sebagai tempat berbagi untuk semua remaja yang membutuhkan tempat bercerita, membuat
jam malam warung-warung maka Burjo. Hal ini dikarenakan, warung makan burjo
menjadi sarana berkumpul dan juga nongkrong untuk remaja di Yogyakarta.
Bagi
Masyarakat luas diharapkan agar bisa memberikan perhatian, kasih sayang, dan
hak-hak anak selamadalam lingkungan kelurga. Sehingga, anak akan merasa nyaman berada
di rumah.
0 komentar:
Posting Komentar