29.12.20

Teori Operant-reinforcement dari B.F. Skinner 

Lidya Aritonang

19310410033

FX Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A.



Teori Operant Conditioning diciptakan oleh Burhus Frederch Skinner lahir pada tahun 1904, seorang penganut behaviorisme yang dianggap controversial.

Operant Conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Skinner berpendapat setiap suatu tindakan yang telah dibuat ada konsekuensinya, penghargaan untuk tindakan yang benar, hukuman untuk yang salah.Tindakan yang ingin mendapat penghargaan akan menjadi suatu kebiasaan, dan secara tidak disadari kebiasaan lama akan hilang.

Latar Belakang Teori Operant Conditioning B.F Skinner

 Skinner mengemukakan pendapatnya dengan memasukkan unsur penguatan kedalam hukum akibat, yakni perilaku yang dapat menguatkan cenderung di ulangi kemunculannya, sedangkan perilaku yang tidak dapat menguatkan cenderung untuk menghilang atau terhapus. Oleh karena itu Skinner dianggap sebagai bapak operant conditioning. Konsep Teori Operant Conditioning Sistem pembentukan prilaku yang ditawarkan oleh Skinner didasarkan pada ”cara kerja yang menentukan (operant conditioning)”. Dimana Skinner mengemukakan bahwa:

> Prilaku yang diikuti oleh stimulan-stimulan penggugah memperbesar kemungkinan dilakukannya lagi prilaku tersebut dimasa-masa selanjutnya. 
> Prilaku yang tidak lagi diikuti oleh stimulant-stimulan penggugah memperkecil kemungkinan dilakukannya prilaku tersebut dimasa-masa selanjutnya.

Percobaan B.F. Skinner 

Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “Skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik. Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana-kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping. Berdasarkan percobaan inilah Skinner berpendapat bahwa pola tingkah laku (operant) tikus dapat berubah sesuai dengan penguatannya.

Aplikasi Skinner Terhadap Pembelajaran 
>  Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit yang terkecil. 
> Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diperkuat. 
>  Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman. 
> Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum. 
> Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah. 
>  Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu).

Skinner membedakan perilaku manusia ke dalam 2 kelompok besar, yaitu perilaku responden dan perilaku operant. Masing-masingnya berhubungan dengan teori operant conditioning yang dibuatnya.

• Perilaku responden

Perilaku responden atau respondent behaviour adalah perilaku yang muncul secara otomatis dan refleks, seperti menjauhkan tangan saat tidak sengaja menyentuh benda panas atau menggerakkan kaki saat dokter mengetuk lutut.Perilaku ini tidak perlu dipelajari dan akan dikuasai oleh manusia dengan sendirinya secara otomatis.

• Perilaku operant

Sementara itu, perilaku operant atau operant behaviour adalah perilaku yang kita pelajari dan akan keluar, baik secara sengaja maupun tidak sengaja saat ada suatu kejadian yang berhubungan.Perilaku operant inilah yang bisa dibentuk melalui operant conditioning. Kita bisa melatih diri maupun orang lain untuk melakukan hal-hal yang dianggap baik dan setelah terbiasa, perilaku tersebut akan menjadi bagian dari perilaku sehari-hari.

Komponen pada operant conditioning

Pada konsep operant conditioning, terdapat komponen kunci yang perlu dipahami, yaitu reinforcement (dukungan atau hadiah) dan punishment (hukuman).

• Reinforcement

Reinforcement adalah segala hal yang terjadi yang dapat menguatkan suatu perilaku. Reinforcement bisa bersifat positif maupun negatif.
  • Reinforcement positif

Reinforcement positif adalah hal yang menghasilkan atau menguatkan suatu perilaku positif. Misalnya, setelah Anda bekerja dengan baik di kantor, perusahaan memberikan pujian dan bonus gaji.
Bonus gaji tersebut adalah reinforcement positif yang dapat meningkatkan performa Anda selanjutnya di kantor.
Sebab, Anda akan belajar bahwa dengan menjalani pekerjaan dengan baik, akan ada konsekuensi positif yang akan didapatkan.
  • Reinforcement negatif

Reinforcement negatif adalah suatu hal yang dilakukan untuk menghentikan perilaku negatif yang dihadapi. Misalnya, anak berteriak di tengah keramaian dan teriakan tersebut berhenti setelah Anda memberinya snack.Hal ini akan membuat Anda berpikir bahwa dengan memberikan snack, maka akan ada sebuah konsekuensi yaitu anak menjadi tenang.Namun, perilaku ini bukanlah perilaku yang positif dan Anda akan terbiasa mengandalkan snack ketika Si Kecil rewel.

• Punishment

Kebalikan dari reinforcement, punishment adalah segala hal yang dapat mengurangi terjadinya suatu perilaku. Punishment juga dibagi menjadi dua, yaitu punishment positif dan punishment negatif.
  • Punishment positif
Punishment positif atau punishment by application adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya perilaku dengan melemahkan respons.Contohnya adalah menghukum anak dengan memukul ringan tubuhnya karena ia berperilaku tidak baik di depan umum.
  • Punishment negatif
Punishment negatif juga dikenal sebagai punishment by removal. Artinya, tindakan ini dilakukan dengan menyingkirkan benda atau apapun yang bisa memicu perilaku negatif.Contoh dari langkah ini adalah dengan melarang anak bermain gadget dan menyimpan gadgetnya apabila ia berperilaku buruk di depan umum.    Bandura sependapat dengan Eysenck dan Wolpe bahwa terapi tingkah laku dapat efektif mengurangi reaksi kecemasan. Dia tidak percaya bahwa tekanan emosional menjadi elemen kunci penyebab reaksi takut yang berlebihan, sehingga harus dihilangkan agar tingkah laku dapat berubah. Menurutnya, masalah pokoknya adalah orang percaya. bahwa dirinya tidak dapat menangani situasi tertentu secara efektif.    Karena itu perlu dikembangkan-self-efficacy, agar terjadi perubahan tingkah laku . Sama halnya dengan respon emosi yang dapat diperoleh secara langsung atau secara vicarious. menghilangkan tingkah laku (yang tidak dikehendaki) dapat dilakukan secara langsung atau secara vicarious pula.  Tritmen konseling dimulai dengan membantu klien mencapai relaksasi yang mendalam. Kemudian konselor meminta klien membayangkan hal yang menakutkannya secara bertahap.Ketiga, participant modeling: Subyek melihat model nyata melakukan berbagai kegiatan dengan ular hidup. Sesudah tiap tingkat interaksi, klien diminta melakukan hal.     METODA DAN PENEKANAN RISET Bandura banyak meneliti masalah dunia nyata dalam laboratorium, seperti masalah agresi, fobia, penyembuhan dari serangan jantung, perolehan kemampuan matematik pada anak. Tujuan pokoknya adalah untuk menyatukan kerangka konseptual yang dapat mencakup berbagai hal yang mempengaruhi perubahan tingkah laku. Dalam setiap kegiatan, ketrampilan dan keyakinan-diri yang menjamin pemakaian kemampuan secara optimal dibutuhkan agar dapat berfungsi sukses. Bandura mengembangkan micro analytic approach: riset yang mementingkan asesmen yang detail sepanjang waktu untuk mencapai keselarasan antara persepsi din dengan tingkah laku pada setiap tahap performansi tugas 
Daftar Pustakahttps://www.sehatq.com/artikel/operant-conditioning-adalah-metode-belajar-efektif-ini-konsepnya (29 Desember 2020)http://digilib.uinsby.ac.id/31921/2/Hamim%20Rosyidi_Psikologi%20Kepribadian.pdf?fbclid=IwAR1M4xPKCSWl72ixxhIrYYRLVGEnDkMhojGlftFr0bIMMdFVUwUwbp9nvXk (29 Desember 2020)



0 komentar:

Posting Komentar