Stop di Kamu, Jangan di Sebar
Sekar Pramesthi Armindariani/19310410072
Fakulta Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Pemanfaatan media sosial saat ini berkembang dengan luar biasa. Media sosial mengizinkan semua orang untuk dapat bertukar informasi dengan sesama pengguna media tersebut. Perilaku penggunaan media sosial pada masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif, membuat informasi yang benar dan salah menjadi bercampur aduk. Keberadaan internet sebagai media online membuat informasi yang belum terverifikasi benar dan tidaknya tersebar cepat. Hanya dalam hitungan detik, suatu peristiwa sudah bisa langsung tersebar dan diakses oleh pengguna internet melalui media sosial. Namun, saat ini banyak orang menggunakan media sosial untuk menyebarkan kebencian, provokasi dan hoax (berita bohongMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hoaks adalah berita bohong atau berita tidak bersumber. Hoax adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.
Menurut Silverman (2015), hoax adalah sebagai rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan, namun 'dijual sebagai kebenaran. Menurut Werme (2016), hoax adalah berita palsu yang mengandung informasi yang sengaja menyesatkan orang dan memiliki agenda politik tertentu. Hoaks bukan sekedar misleading alias menyesatkan, informasi dalam fake news juga tidak memiliki landasan faktual, namun disajikan seolah-olah sebagai serangkaian fakta
(sumber gambar Dinas Komunikasi dan Informatika Bandung )
Di era jaman sekarang semua baik berita terkini
maupun berita kemarin mudah di akses melaui media sosial, oleh karena itu hoax
cepat menyebar di semua media. Banyak pada ummnya orang-orang memyakini bahwa
berita itu benar ini dipicu karena
budaya malas memabaca atau kurang telitinya membaca suatu berita yang biasaya
hanya membaca judul berita tanpa melihat isi atau hanya melihat isi sekilas
tanpa memikirkan apa itu berita hoax atau fakta. Berita hoax dengan judul menarik atau
memprovokasi inilah biasanya langsung di bagikan atau di sebar malaui media
sosail begitu saja. Tanpa kita sadari hoax memiliki dampak negatif yang sangat
merugikan alam
sebuah studi, para psikolog sepakat bahwa berita hoax bisa memberikan dampak
buruk pada kesehatan mental, seperti post-traumatic stress syndrome (PTSD),
menimbulkan kecemasan, sampai kekerasan. Tidak hanya itu, psikolog percaya,
orang yang terpapar berita hoax juga bisa membutuhkan terapi, karena diselimuti
kecemasan, stres, dan merasa kesepian karena berita palsu.
(sumber gambar DISKOMINFO)
Oleh karena budaya membaca sangat penting bagi kehidupan. Cara sederhana
untuk mengetahui itu berita hoax atau bukan kita dapat berharti-hati dengan judul yang provokatif, cermatin alamat stitus,
perikasa fakat berita, cek keaslian foto/video, bersikap skeptis, belajar
menilai kabar,
Referensi
Wisnubrata.(2019).Kompas. “Dampak Buruk Berita Hoax pada
Kesehtan Ment.”
Liputan6.(2019). “Hoax Adalah,
Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya di Dunia Maya Dengan Mudah”
Referesni gambar
Agar Terhindar dari Berita Hoax.(2018).
https://www.tebingtinggikota.go.id/berita/artikel/agar-terhindar-dari-berita-hoax
Apa itu Hoax?
0 komentar:
Posting Komentar