15.6.20

Penting nya Training Sebagai Karyaawan Di Industri

UJIAN AKHIR PSIKOLOGI INDUSTRI
(Semester Genap 2019/2020)
Lidya Aritonang
19310410033
Dosen Pengampu : Dr Arundati Shinta MA

 Penting nya Training Sebagai  Karyaawan Di Industri

Menurut Nitisemito (1996:35), mendefinisikan pelatihan atau training sebagai suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku ketrampilan, dan pengetahuan dari karyawannya sesuai dengan keinginan perusahaan. Dengan demikian, pelatihan yang dimaksudkan adalah pelatihan dalam pengertian yang luas, tidak terbatas hanya untuk mengembangkan ketrampilan semata-mata.
Tujuan dan Manfaat Pelatihan :
Menurut Carrell dan Kuzmits (1982 : 278), tujuan utama pelatihan dapat dibagi menjadi 5 area:
1. Untuk meningkatkan ketrampilan karyawan sesuai dengan perubahan teknologi.
2. Untuk mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru agar menjadi kompeten.
3. Untuk membantu masalah operasional.
4. Untuk menyiapkan karyawan dalam promosi.
5. Untuk memberi orientasi karyawan untuk lebih mengenal organisasinya
Menurut Procton dan Thornton (1983 : 4) menyatakan bahwa tujuan pelatihan adalah:
1. Untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan bisnis dan operasional-operasional industri sejak hari pertama masuk kerja.
2. Memperoleh kemajuan sebagai kekuatan yang produktif dalam perusahaan dengan jalan mengembangkan kebutuhan ketrampilan, pengetahuan dan sikap.
Manfaat yang diperoleh dari adanya suatu pelatihan yang diadakan oleh perusahaan seperti yang dinyatakan oleh Flippo (1988:215) berikut ini yaitu :
Program-program pengembangan yang direncanakan akan memberikan manfaat kepada orang berupa peningkatan produktifitas, peningkatan moral, pengurangan biaya , dan stabilitas serta keluwesan (fleksibilitas) orang yang makin besar untuk menyesuaikan diri dengan persyaratan-persyararatan eksternal yang berubah.
Program-program yang semacam itu juga akan membantu memenuhi kebutuhan perorangan dalam mencari pekerjaan yang bermakna bagi karir seumur hidup.

Pelatihan berdampak luas terhadap pengolahan SDM karena adanya pengelolaan SDM yang baik akan lebih menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik bagi karyawan maupun bagi perusahaan.
Keberhasilan suatu program pelatihan ditentukan oleh lima komponen menurut As'ad(1987: 73);
1. Sasaran pelatihan atau pengembangan : setiap pelatihan harus mempunyai sasaran yang jelas yang bisa diuraikan kedalam perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur supaya bisa diketahui efektivitas dari pelatihan itu sendiri.
2. Pelatih (TrainerJ: pelatih harus bisa mengajarkan bahan-bahan pelatihan dengan metode tertentu sehingga peserta akan memperoleh pengetahuanketrampilan dan sikap yang diperlukan sesuai dengan sasaian yang ditetapkan.
3. Bahan-bahan latihan: bahan-bahan latihan harus disusun berdasarkan sasaran pelatihan yang telah ditetapkan
4. Metode latihan (termasuk alat bantu): Setelah bahan dari latihan ditetapkan maka langkah berikutnya adalah menyusun metode latihan yang tepat.
5. Peserta (Trainee): Peserta merupakan komponen vang cukup penting, sebab keberhasilan suatu program pelatihan tergantung juga pada pesertanya.
Namun, terlalu banyak pekerja tidak memiliki keterampilan untuk terus mendidik diri mereka sendiri dan untuk membuat penggunaan optimal kesempatan belajar, baik itu tertulis, lisan, melalui pemodelan, atau melalui kontak rekan.
Bahkan lebih membahayakan, banyak manajer dan eksekutif juga mengharapkan pekerja mereka untuk mendidik diri mereka sendiri, menggunakan metode pembelajaran yang terlalu sederhana dan memiliki sedikit spin-off, atau tidak tahu bagaimana diri mereka untuk terus belajar. Kita semua berbicara tentang pentingnya “organisasi pembelajaran,”
 3 Tujuan atau Objective yang dicapai dari kegiatan training atau pelatihan, yaitu :
Ilmu pengetahuan (Knowledge), Para Karyawan baru yang dilatih diharapkan mendapatkan Ilmu pengetahuan yang cukup untuk dapat mengerjakan tugasnya yang akan diberikan.
Kemampuan (skill), Para Karyawan baru yang dilatih diharapkan dapat dan mampu melakukan tugas saat ditempatkan pada proses yang telah ditentukan.
Penentuan sikap (attitude), Setelah melakukan pelatihan diharapkan para karyawan baru dapat memiliki minat dan kesadaran atas pekerjaan yang akan dilakukannya.
Training dapat dilakukan oleh Perusahaan itu sendiri secara Internal maupun dilakukan oleh instansi luar secara eksternal baik mengundang Trainer dari luar dan melakukan pelatihan dalam perusahaan itu sendiri ataupun mengirimkan para karyawannya ke luar untuk dilatihnya

DAFTAR REFERENSI :
http://invotek.ppj.unp.ac.id/index.php/invotek/article/view/366 (diakses 15 juni 2020)

7 komentar:

  1. Wah wawasanku bertambah, aku jadi tau kelen yang mo jadi karyawan harus teliti. Semangat calon karyawan

    BalasHapus
  2. Terimakasiii informasi nya kakk sangat membantu untuk yang ingin menjadi karyawan

    BalasHapus
  3. Jadi paham kenapa skill dan attitude harus seimbang. Makasihhh

    BalasHapus
  4. waw informatif bgt, thanks udh mengulas hal ini

    BalasHapus
  5. Banyak bangett ya pengaruh training buat karyawan, kirain kalo jadi karyawan cuma kerja tokk. Makasih penulis. Good job!

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Artikel ini bermanfaat banget, jadi tau apa pentingnya training untuk karyawan di perusahaan/industri

    BalasHapus