15.6.20

Stres pada Karyawan


Ujian Akhir Psikologi Industri
(Semester Genap 2019/2020)
Beatrice. A. J. C. Randan / 19310410040

Stres terjadi ketika ada ketidakseimbangan yang dirasakan antara tekanan dan sumber untuk mengatasi situasi tertentu (Ward & Abbey, 2005). Menurut Mc Grath dalam Weinberg dan Gould (2003:81), stress didefinisikan sebagai “a substantial imbalance between demand (physical and/or psychological) and response capability, under conditions where failure to meet that demand has importance consequences”. Yang artinya, stress akan timbul pada individu jika ketidakseimbangan atau kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhannya ada, baik bersifat jasmani maupun rohani. 

Stress dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Stress bisa berbeda antara individu  tergantung kadar berat atau ringan. Stress yang berlangsung jangka pendek akan berbeda dengan stress yang dialami secara berkepanjangan. Reaksi yang timbul akibat stress dapat berbeda. Stress sebagai suatu keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi individu yang mengalami stres dan hal yang dianggap mendatangkan stres membuat orang yang bersangkutan melihat ketidak sepadanan, yang nyata antara kondisi atau sistem sumber daya biologis, psikologis dan sosial yang ada padanya” (Sarafino, 1997:70).

Stres ada dua macam yaitu eustress (positif) dan distress (negatf). Eustres adalah pengalaman stres yang tidak berlebihan, cukup untuk menggerakkan dan memotivasi seseorang agar dapat mencapai tujuan. Sedangkan distres adalah derajat penyimpangan fisik, psikis dan perilaku dari fungsi yang sehat. Distres timbul dikarenakan reaksi individu terhadap pekerjaan dan lingkungan kerjanya  disebut stress kerja (Sopiah, 2008).Stres terkait pekerjaan merupakan respons yang mungkin dimiliki orang ketika dihadapkan dengan tuntutan dan tekanan kerja yang tidak sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan individu dan yang menantang kemampuan individu untuk mengatasi. Stres di dunia pekerjaan merupakan suatu hal yang tidak asing lagi. Hampir setiap karyawan pasti pernah merasakan yang namanya “stress” dalam menjalankan tugas (Mediabppk.kemenkeu.go.id, 2020). Karyawan sebagai aset utama dalam perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu perusahaan. Stres secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang panjang akan mengakibatkan kinerja lebih rendah.

Stres kerja dapat menyebabkan penyakit fisik, serta tekanan psikologis dan penyakit mental. Peningkatan stres kerja baru-baru ini telah dikaitkan dengan resesi global dan nasional, ketidakamanan kerja dan intensitas kerja, semuanya mengarah ke beban kerja yang lebih besar dan konflik interpersonal yang lebih banyak (NCBI, 2016).



Berdasarkan hasil penelitian dari Samosir & Syahfitri (2008), faktor-faktor penyebab stress kerja karyawan adalah remunerasi, beban kerja, apresiasi masyarakat, dan karir. Remunerasi dari karyawan seperti gaji pokok dan tunjangan di luar gaji pokok merupakan faktor munculnya stress kerja. Dengan gaji dan tunjangan yang tidak sesuai dengan tuntutan pekerjaan karyawan akan memunculkan stres kerja. Beban kerja yang diberikan kepada karyawan seperti tuntutan pekerjaan yang terlalu banyak sehingga harus bekerja lebih dari biasanya dan terkadang bekerja disaat waktu istirahat untuk menyelesaikan pekerjaan. Kejenuhan secara fisik dan emosi juga mempengaruhi stres kerja karyawan dimana fisik karyawan menjadi lelah karena bekerja sehingga dengan kondisi tersebut membuat karyawan menjadi emosional. Selain itu karyawan juga menjadi jenuh terhadap pekerjaannya.

Pada dasarnya, stres di tempat kerja mungkin merupakan hasil dari gambaran berbagai stres kerja dan tampaknya muncul ketika orang berusaha untuk mengelola individu. Tanggung jawab, tugas atau bentuk lain dari tekanan yang berkaitan dengan pekerjaan individu, dan menghadapi kesulitan, ketegangan, kecemasan atau kekhawatiran dalam upaya ini. Stres kerja dapat mengambil berbagai bentuk tergantung pada karakteristik tempat kerja, dan mungkin unik untuk organisasi atau industri. Model teoritis stres menganggapnya terkait dengan peristiwa kehidupan yang merugikan dan lingkungan yang penuh tekanan atau respons fisiologis dan psikologis individu terhadap stresor, atau interaksi 'transaksional' antara individu dan lingkungan (NCBI, 2016).


Referensi:
Weinberg, Robert S; Gould, Daniel. 2003. Foundations of Sport and Exercise Psychology, 3rd edition. Champaign, Il.: Human Kinetics
.Ward, J. C., & Abbey, A. (2005). Organizational Stress. New York: PALGRAVE MACMILLIAN
Sarafino. E. P. 1997. Health Psychology: Biosychosocial Interactions. New York: John Wiley & Sons . Inc.
Samosir, Z. Z., & Syahfitri, I. (2008). Faktor Penyebab Stres Kerja Pustakawan pada Perpustakaan. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi , 4 (2), 60-69.

Referensi Gambar:


5 komentar: