11.6.20

Teori Pertukaran Sosial: Mahasiswa Cenderung Merasa Puas dengan Pencapaiannya

Ujian Akhir Psikologi Sosial I
(Semester Genap 2019/2020)
Mita Dwi Wijayanti (19.310.410.037)
Dosen Pengampu: Arundhati Shinta
Fakultas Psikologi 
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta 


     Mahasiswa merupakan orang yang terdaftar untuk dapat mengikuti pelajaran di dalam perguruan tinggi dengan batasan usianya adalah 18-30 tahun. Mahasiswa adalah suatu kelompok yang ada di dalam masyarakat dengan status yang di peroleh karena adanya suatu ikatan dengan perguruan tinggi (Sarwono: 1978). Mahasiswa biasanya juga dipandang baik di lingkungan masyarakat, karena dinilai mahasiswa itu adalah orang yang memiliki wawasan luas dalam berpikir. Untuk itu demi menjaga hal tersebut mahasiswa sering bersikap baik terhadap masyarakat. 

Sumber Gambar: news.okezone.com

     Didalam perguruan tinggi mahasiswa tidak hanya melakukan studi, namun juga mengikuti serangkaian kegitan yang juga diadakan di perguruan tinggi. Tak jarang juga ada mahasiswa yang juga mengikuti himpunan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman. Selain itu, mereka juga dituntut untuk belajar dengan giat agar lulus tepat waktu. Pada dunia perkuliahan ini merupakan tempat untuk mahasiswa mengembangkan bakatnya dan menjadi lebih baik lagi. Untuk menumbuhkan sikap rajin pada mahasiswa biasanya dosen memberikan reward pada mahasiswanya. Tak jarang juga banyak mahasiswa yang berlomba-lomba untuk giat belajar agar mendapatkan nilai yang maksimal. Bukan hanya itu saja, mahasiswa biasanya juga menjadi sangat rajin untuk mengikuti perkuliahan dan mengumpulkan tugas tepat waktu agar bisa mendapatkan banyak reward dari dosen. 

Sumber Gambar: pngdownload.id

     Namun, permasalahannya banyak mahasiswa yang terkadang merasa puas dengan hal tersebut. Seperti yang dijelaskan dalam prinsip dasar teori pertukaran sosial, yaitu pada bagian prinsip kepuasan, yang artinya semakin individu menerima reward tertentu, maka reward tersebut menjadi kurang berharga di matanya. Karena pada dasarnya manusia itu mudah puas dengan apa yang didapatkan. Sama seperti mahasiswa jika dia banyak mendapatkan reward dan juga mendapatkan nilai yang bagus akan merasa puas dan selanjutnya dia akan lebih bersantai-santai karena apa yang didapatkan sudah cukup membuatnya bangga. Tidak sadar jika pada nantinya akan ada orang lain yang bisa menggesernya. Kita juga akan menyesal jika nantinya kita tidak bisa memiliki pemikiran yang berkembang karena rasa cepat puas tersebut. 

Sumber Gambar: berita.upi.edu

     Lalu apakah yang harus kita lakukan agar kita tidak merasa puas dengan pencapaian kita? Harus menumbuhkan rasa dalam diri bahwa kita harus mendapatkan sesuatu yang lebih baik lagi dari semua ini. Kita harus tau bahwa sebenarnya kita bisa menerima lebih dari ini. Kita juga harus tahu bahwa hasil yang didapatkan ini telah membuat kita bahagia, namun kita juga harus berpikir jika kita terlalu puas maka orang lain akan bisa menyusul kita atau bahkan mendahului kita. 

    Jadi mahasiswa diharapkan bisa menjadi power of change atau agen perubahan, dengan pendidikan yang mumpuni diharapkan mahasiswa tak hanya sebagai power of change tapi juga bisa menjadi agent of kind atau agen kebaikan, dimana mahasiswa dituntut untuk merubah tatanan kehidupan menjadi lebih baik, dan bisa melakukan kebaikan melalui pengalaman di jenjang pendidikannya yang tinggi, maka sekarang tergantung dari mahasiswa itu sendiri, hendak merubah ke yang labih baik, atau mengikuti arus yang kurang baik dan hanya pasrah.


Referensi:
Suwono. 1978. Definisi Mahasiswa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. (diakses pada 11 Juni 2020)
Fisher, R. J. (1982). Social psychology: An applied approach. New York: St. Martin Press. (diakses pada 11 Juni 2020)

Sumber Gambar:
http://news.okezone.com (diakses pada 11 Juni 2020)
http://pngdownload.id (diakses pada 11 Juni 2020)
http://berita.upi.edu (diakses 11 Juni 2020)

4 komentar: