13.6.20

Persepsi Pembelajaran Teori vs Fakta Psikologi

Ujian Akhir Psikologi Sosial (Semester Genap 2019/2020)



Risva Subekti (19310410063)
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima dari aplikasi luring resmi Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ada 4 pengertian teori yaitu yang pertama pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi. Kedua penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi seperti teori tentang kejadian bumi serta tentang pembentukan negara. Ketiga asas dan hukum umum yang menjadi sadar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan contoh hukum mengendarai mobil, karang mengarang, hitung dagang. Keempat pendapat, cara, dan aturan untuk melakukan sesuatu misalkan caranya memang mudah tetapi praktinya sukar (KBBI V, 2016-2019).
Di samping itu, teori ini memiliki peran sangat penting untuk mengambil informasi di dalamnya. Teori merupakan dasar ilmu dari segala hal. Informasi, pendidikan, tata cara, hukum semua diambil dari teori. Bisa diibaratkan teori ini seperti patokan untuk mengambil keputusan dan tindakan. Seperti halnya teori dalam pendidikan, tidak mungkin suatu pendidikan atau pelajaran tidak menggunakan teori. Psikologi sosial juga menggunakan teori-teori. Psikologi sosial merupakan cabang ilmu psikologi yang mempelajari tentang hubunngan manusia dengan kelompoknya. Beberapa teori psikologi sosial berperan untuk ilmu pedoman. Mempelajari teori-teori yang tidak bisa diubah dengan cara kita sendiri memang rumit, kita harus belajar sedetail mungkin dari datu persatu teori dan jika kedapatan mengubah teori maka akan berbeda makna. Mengubah teori-teori menjadi menarik, seperti kita mensugestikan pikiran kita agar teori-teori ini mudah dipahami dan menarik untuk dipelajari.
Persoalan yang sering terjadi ketika belajar teori adalah kita yang dipaksa menghafal dan menjelaskan serta menganalisis kembali teori-teori dari setiap tokoh atau teori tata cara hukum. Bagi pelajar atau mahasiswa mempelajari teori merupakan hal yang membosankan. Belajar teori cenderung tidak bisa santai, semua teori dan pengajaran harus sama persis. Teori yang diberikan setiap pembelajaran pun pasti banyak, tuntutan bagi setiap dosen/pengajar kepada siswa/mahasiswa pasti harus paham setiap teori. Tulisan lebih tertuju pada tidak menariknya pelajaran teori. Tetapi jika persoalan ini dibiarkan maka siswa/mahasiswa cenderung mengabaikan pelajaran teori sedangkan dosen atau pengajar akan terus memaksa untuk paham dan menghafal. Kondisi ini sangat tidak menyenangkan jika terdapat pada suatu pelajaran atau mata kuliah dikelas. Semangat pelajar di dalam kelas akan menurun, siswa/mahasiswa akan mencari kesibukan lain dari pada mendengar penjelasan pengajar dan ketika diberi tugas pelajar hanya akan mengikuti arahan dengan berat hati. Idelanya pembelajaran merupakan kegiatan menimba ilmu bagi pelajar yang terdaftar pada lembaga pendidikan sehingga strategi penyampaian ilmu bisa dijadikan strategi kreatif untuk setiap pengajar.


Jadi pertanyaan yang harus dijawab dalam tulisan ini adalah apa yang bisa dilakukan dosen/pengajar dan pelajar sendiri agar belajar pelajaran teori mudah dan menyenangkan. Dosen/pengajar harus mencari cara agar pelajaran teori ini menarik dan pelajar juga harus menerima atau mensugesti pikiran sendiri bahwa mempelajari teori adalah hal menyenangkan. Alasan kenapa pelajar juga harus mengubah cara belajar dan mensugestikan diri sendiri. Akan lebih bijak kalau kita sendiri berusaha mengubah diri darpada menyuruh orang lain untuk berubah (Mahmudah, Hary, Shinta Suryani & Harahap, 2020). Karena itu selain dosen/pengajar yang harus mengubah penyampaian teori, pelajar juga harus berusaha menerima dan memahami pembelajaran teori. Karena dasarnya anak mempunyai motivasi sendiri-sendiri. Motivasi belajar yang tinggi terjadi pada anak-anak yang mempunyai dorongan untuk belajar secara internal, dorongan vbelajar secara internal yakni keinginan yang sangat kuat untuk mengetahui dan mempelajari sesuatu yang baru (KUP45IANA, 2020).


Berikut teori-teori psikologi sosial yang menarik untuk dipahami
1. Teori Atribusi (Attribution theory)
Atribusi merupakan cara-cara individu mengambil kesimpulan tentang karakteristik stabil orang lain seperti motif, sikap, dan kemampuan-kemampuan hanya dengan mengobservasi perilakunya.
2. Teori Disonansi Kognitif
Prinsip teori ini adalah setiap orang punya kecenderungan untuk konsisten dalam segala aspek kognitifnya (pikiran, perasaan, kepercayaan, persepsi, nilai-nilai, pengetahuan & perilaku). Bila semua itu tidak terlaksana secara konsisten maka individu merasa tidak nyaman (alami disonansi pada aspek-aspek kognitifnya). Ia akan berusaha untuk membuat aspek-aspek kognitif menjadi konsisten. (Fisher, 2020)
3. Teori Persepsi Diri
Prinsip teori ini adalah untuk mengetahui perilaku tidak perlu individu alami disonansi kognitif. Cara untuk mengetahui perilaku yakni mengamati perilaku tersebut dan kondisi-kondisi sekelilingnya, kemudian kita simpulkan dari sikap-sikapnya yang tampak.
4. Teori Keseimbangan
Menurut Heider kita termotivasi untuk mendapatkan suatu keadaan yang seimbang hubungannya antara persepsi kita sendiri, pengetahuan yang ada pada orang lain dan obyek sosialnya. Hubungan tersebut dapat bersifat positif atau negatif. Keseimbangan akan terjadi bila telah terjadi kesepakatan.
5. Teori Reaksi Psikologi
Prinsip teori ini adalah individu mempunyai persepsi bahwa ia harus mengerjakan suatu hal tanpa ia mempunyai alternatif pilihan lainnya (kebebasannya dihambat). Dalam situasi semacam itu individu terdorong untuk mendapatkan kebebasannya yang terampas itu.
Dari tulisan diatas sudah dijelaskan bahwa dosen/pengajar harus sama-sama berpartisipasi dalam memperbaiki pembelajaran teori dan penyampaiannya. Teori-teori dari psikologi sosial yang saya rasa awalnya sulit dipahami dan dihafal, setelah saya mensugesti pikiran saya sendiri bahwa teori ini mudah maka dalam menangkap isi teori pun mudah.

Daftar Pustaka
KBBI V. Teori (diakses pada 13 Juni 2020)
Mahmudah, S., Hary, T.A.P., Shinta, A., Suryani, R. & Harahap, D.H. (2020). Pimpilan level menengah yanng buruk komunikasinya: Haruskah karyawan keluar?. Jurnal Psikologi. 16(1), 65-74
Fisher, R. J. (1982). Social psychology: An applied approach. New york: St. Mrtin Press
Franzoi, S. L. (2003). Social Psychology. 3rd ed. Boston: McGraw Hill.
Michener, H. A. & DeLamater, J. D. (1999). Social psychology. 4th Ed. Philadelphia: Harcourt Brace Collage Publishers.
Middlebrook, P. N. (1974). Social psychology and modern life. New York: Alfred A. Knopf.

Sumber Gambar

18 komentar:

  1. Benar, saat saya mendampingi anak saya belajar. Anak saya juga mengalami kesulitan memahami teori

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga dari pemaparan teori diatas bisa mengatasi anak saat kesulitan belajar ya bun 😁

      Hapus
  2. Terima kasih,sangat membantu saya saat belajar teori

    BalasHapus
  3. Wahh saya memang kurang memahami tentang teori ini berkat artikel yang dibuat saya menjadi paham terimakasih

    BalasHapus
  4. Terimakasihh.. Sangat bermanfaat, dari uraian diatas saya dapat lebih memahami arti penting dari pembelajaran teori dan bagaimana cara menangani diri sendiri terhadap sugesti teori yang sebelumnya rumit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya rasa belajar teori memang rumit,tapi kita harus tetap mencobanya . Semangat

      Hapus
  5. Terimakasih. Artikel ini sangat bermanfaat dalam memotivasi untuk tidak takut terhadap teori yang selalu menjadi momok bagi anak

    BalasHapus
  6. Terimakasih artikelnya. Saya sendiri memang tidak suka akan teori, dan penjelasan yg telah diuraikan memang benar. Saat kita menyugestikan diri kita bahwa teori itu mudah maka itu akan menjadi mudah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mensugesti sesuatu yang rumit menjadi mudah sudah menjadi kebiasaan saya ketika menemukan sesuatu yang rumit. Selamat mencoba

      Hapus
  7. Semua Ilmu memang bermula dari diri sendiri (karna kita mau mempelajari) untuk diri sendiri (karna kita mau menerima) dan untuk di bagi (karna kita peduli)

    Trimakasih artikelnya keren
    Saya jadi tau. Ternyata saya lebih ke Teori Atribusi (Attribution theory)

    Semangat!
    Semoga dg pemikiran yg positif dan membangun mental semangat.
    Sugesti nilai positif akan dapat tersampaikan dg mudah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah mau mampir dan memahami diri anda serta orang lain kak. Sukses selalu

      Hapus
  8. Terimakasih, ini sangat membatu sekali dlm mengenal karakter diri kita sendiri

    BalasHapus
  9. Terimakasih, sangat membantu

    BalasHapus
  10. Terimakasih. Bisa mendapatkan pelajaran baru.

    BalasHapus