15.6.20

Social Learning: Tren Belajar Masa Kini?


UJIAN AKHIR PSIKOLOGI SOSIAL 1 
(Semester Genap 2019/2020)


Ganjar Dwi Lestari  (19310410012)
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta,M.A
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Di era serba digital saat ini, segala informasi dapat diperoleh melalui Internet, mulai dari berita kriminal hingga hasil skor pertandingan bola tim favorit kita.Penggunaan internet yang tinggi itu terjadi juga peningkatan sebesar 25% pada penggunaan sosial media di tahun 2018 daripada 2017. Kemudian, apa kaitannya dengan proses belajar?


Pada tahun 1971, Albert Bandura menemukan teori social learning. Bandura berpendapat bahwa faktor lingkungan dan kognitif seseorang dapat mempengaruhi proses belajar. Ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungan, sebenarnya terjadi proses belajar, mungkin tanpa Ia sadari.
Berbekal teori belajar sosial dan teknologi yang kini berkembang makin pesat, ada baiknya kegiatan di Internet digunakan untuk hal-hal yang positif seperti belajar dan mencari informasi yang mampu meningkatkan kemampuan dan menambah pengetahuan.
Learning management system (LMS) merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menerapkan social learning di lembaga pendidikan formal maupun non-formal. Melalui LMS, seorang pengajar mampu mendesain dan mengelola kelasnya secara virtual, tanpa melakukan tatap muka. LMS yang berkembang di Indonesia hingga saat ini dirasa masih belum digunakan secara optimal untuk belajar, padahal dengan menerapkan teori social learning ke dalam LMS, banyak manfaat yang dapat diperoleh dari lembaga pendidikan tersebut.
Berikut ini beberapa tips yang penulis himpun dari beberapa sumber mengenai pemanfaatan social learning dalam LMS.
Feed berita sosial
Feed berita sosial merupakan fitur yang cukup penting pada setiap platform sosial. Feed atau umpan berita dapat memberikan gambaran umum mengenai seluruh aktivitas dan memungkinkan pengguna untuk menambahkan komentar atau memberikan like untuk orang lain. Pada platform belajar, fitur ini dapat digunakan pada berbagai aplikasi. Pengguna dapat berbagi artikel terkait topik yang sedang mereka ingin pelajari. Admin juga dapat menggunakan feed berita sosial untuk bertanya maupun membuat survey kecil-kecilan.
Grup Diskusi
Didalam platform belajar, mungkin ada sekelompok yang memiliki ketertarikan pada topik-topik tertentu. Grup diskusi dapat dijadikan salahsatu fitur yang mampu menampung sekelompok orang untuk menyampaikan dan saling bertukar ide. Dengan demikian, mereka dapat membantu organisasi untuk semakin berkembang dengan ide-ide baru untuk diimplementasi dan di ujicoba.
Area “Tanya Ahlinya”
Area “pertanyaan yang sering ditanya” memang sering digunakan dalam masih efektif apabila digunakan di website, namun lain halnya apabila hal tersebut diterapkan di LMS yang dibiarkan terbuka begitu saja, umumnya ruang pertanyaan tersebut akan terbengkalai. Alternatifnya yaitu mengumpulkan para subject matter expert (SME) untuk topik-topik tertentu kedalam satu grup, kemudian buatlah area kecil untuk bertanya. Jawaban-jawaban para SME akan disimpan agar pengguna lainnya dapat belajar dari pertanyaan yang pernah dijawab oleh ahlinya.
Live Chat
Fitur yang umumnya mulai diimplementasikan di website e-commerce ini juga dapat digunakan di LMS, bagi pengguna yang tidak ingin percakapannya muncul dan dilihat oleh orang lain, dapat berkomunikasi langsung dengan fitur live chat. Fitur ini dapat digunakan tidak hanya untuk chat ke sesama pengguna LMS, melainkan juga SME yang mungkin sedang online. Dengan demikian, memungkinkan adanya sesi belajar yang lebih privat dengan SME.
Konten yang Dibuat Pengguna
Memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk membuat kontennya sendiri merupakan hal yang sangat membantu terbentuknya proses social learning. Ditambah dengan semakin canggihnya teknologi gawai masa kini, pengguna dapat langsung membuat konten dalam bentuk video. Dengan demikian, bank aset belajar akan semakin bertambah, meskipun masih diperlukan juga sistem standarisasi dan kontrol terhadap kualitas agar konten yang tersebar tidak keluar dari konteks pembelajaran.
Gamification
Fungsi sosial sudah cukup baik, tapi terkadang pengguna membutuhkan insentif tambahan. Gamification sangat cocok disandingkan dengan social learning, karena pengguna dapat mendapat sebuah apresiasi dengan jumlah log in, berinteraksi dengan pengguna lain dan mendapat lencana setelah berbagi wawasan baru. Leaderboards menunjukan siapa yang mendapatkan poin dan lencana terbanyak, sehingga dapat menimbulkan kompetisi kecil-kecilan, dan menambah alasan untuk terus log-in.
Integrasi dengan Jaringan Sosial
Berdasarkan data digital yang telah dijelaskan sebelumnya, hampir dapat dipastikan setiap pengguna LMS telah aktif di sosial media. Integrasi LMS dengan sosial media memungkinkan para pengguna untuk berbagi prestasi yang telah mereka raih dengan pengikut di jaringan Twitter, Facebook, maupun LinkedIn.

Sumber

4 komentar: