2.6.20

Pengaruh Turnover dan Motivasi Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja

Imelta Indriyani Alfiah/ 19310410062
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.

  
Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, namun untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan manajemen yang baik dan benar. Manajemen meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan penggunaan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi lainnya sehingga bisa mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Desller, 2011).
Kepuasan kerja karyawan dalam suatu organisasi sangat penting peranannya dalam rangka menciptakan unjuk kerja yang baik. Karyawan yang memiliki kepuasan tinggi dalam pekerjaannya memiliki unjuk kerja yang lebih baik dalam menjalankan tugasnya daripada mereka yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya. Beberapa faktor yang memengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah turnover karyawan dan motivasi.
Perputaran (turnover) adalah berhentinya seorang karyawan dari tempat bekerja secara sukarela atau pindah kerja dari tempat kerja ke tempat kerja lain (Dessler, 2011). Jika dilihat dari segi ekonomi tentu perusahaan akan mengeluarkan cost yang cukup besar karena perusahaan sering melakukan recruitment, pelatihan yang memerlukan biaya yang sangat tinggi, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi suasana kerja menjadi kurang menyenangkan.


Motivasi berasal dari kata dasar motif, yang mempunyai arti suatu perangsang, keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Motivasi adalah pemberian daya penggerak menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama dengan efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 2009).
Menurut Umar (2010), kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mengacu pada sikap yang lazim ditunjukkan seseorang terhadap pekerjaannya, dimana seseorang dengan kepuasan kerja yang tinggi memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya, begitu juga sebaliknya. Ayudiati(2010) menyatakan kepuasan kerja adalah suatu kondisi mental seseorang mengenai suka atau tidak suka terhadap pekerjaannya dan dengan demikian akan mempengaruhi perilaku kerjanya.
Selain itu pengayaan pekerjaan juga memengaruhi kepuasan kerja karyawan. Masalah yang dihadapi oleh karyawan seperti dibatasi dalam melakukan tugas kerja sehingga inovasi-inovasi yang ada untuk melakukan improvisasi tidak terpenuhi. Pengayaan pekerjaan merupakan peningkatan tanggung jawab dan kontrol karyawan atas pekerjaannya sehingga dapat memotivasi karyawan tersebut. Seperti kita ketahui bahwa setiap karyawan yang bekerja ditentukan oleh atasan mereka dan pekerjaannya dirancang sedemikian rupa agar memuaskan dan memberi manfaat bagi semua pihak.
Karyawan merupakan suatu aset perusahaan yang utama. Bagaimanapun sempurnanya perencanaaan, kebijakan, maupun peralatan dan teknologi mutakhir yang dimiliki suatu perusahaan tidak ada artinya bila tidak ada faktor yang menggerakkannya. Bila manajemen perusahaan mampu mengelola dengan baik, menggunakan secara optimal, tenaga kerja yang termotivasi akan memiliki semangat kerja tinggi sehingga produktivitasnya juga menjadi lebih baik yang pada akhirnya akan mencapai sasaran seperti yang diharapkan oleh perusahaan. Kehilangan karyawan terlalu sering tentunya memberikan efek bagi produktivitas perusahaan.
Salah satu aspek memanfaatkan pegawai ialah pemberian motivasi kepada pegawai, dengan istilah populer sekarang pemberian kegairahan bekerja kepada pegawai. Setiap pegawai yang memberi kemungkinan bermanfaat ke dalam perusahaan, diusahakan oleh pimimpin agar kemungkinan itu menjadi kenyataan. Usaha untuk merealisasi kemungkinan tersebut ialah dengan jalan memberikan motivasi. Motivasi ini dimaksudkan untuk memberikan daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya.
Kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja bukan merupakan dua hal yang berlawanan, tetapi merupakan kondisi yang mempunyai ukuran tersendiri. Perbaikan pada faktor luar misalnya upah mungkin saja akan mengurangi ketidakpuasan kerja tetapi belum tentu meningkatkan kepuasan seorang pekerja. Kepuasan pekerja akan dapat diperoleh dengan memperbaiki faktor internal seperti peningkatan motivasi, yang dapat dilakukan dengan jalan pendekatan perluasan tugas atau pendekatan job enrichment.

DAFTAR PUSTAKA :
Ayudiati, S.E. 2010. Analisis Pengaruh Locus of Control Terhadap Kinerja Dengan Etika Kerja Islam Sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Semarang
Dessler, Gary. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta : PT. Macanan Jaya.
Hasibuan, M. H. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakata: Bumi Aksara.
Umar, H. 2010. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan:Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: Rajawali Pers.

5 komentar:

  1. Thanks Imel..menambah wawasan bgt...good luck

    BalasHapus
  2. Sama-sama kak, semoga bermanfaat๐Ÿ˜Š

    BalasHapus
  3. Gimana caranya menjaga konsistensi motivasi bekerja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menumbuhkan motivasi memang sepertinya lebih gampang dibandingkan mempertahankan atau mengkonsistenkannya ya kak. Ya, semangat atau motivasi itu sifatnya sementara. Beberapa hal ini bisa diterapkan untuk menjaga konsistensi motivasi karyawan dalam bekerja : pikirkan ketika kita bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan sesuai target bahkan lebih dari target, kemudian dari prestasi kita itu menjadi jalan untuk mendapat penghargaan dari atasan karena kinerja terbaik. Membaca pengalaman dari orang-orang inspiratif juga bisa memacu motivasi kita ttp konsisten untuk bekerja loo. Jangan sungkan juga untuk berdiskusi dengan orang-orang hebat dan penuh semangat dalam bekerja dan berkarya agar tahu manis pahitnya perjalanan hidup.๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š

      Hapus
    2. Semoga jawabannya memuaskan dan bermanfaat ya kak๐Ÿ˜Š๐Ÿ™

      Hapus