Imelta Indriyani Alfiah/
19310410062
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta,
MA.
Suatu
organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, namun untuk mencapai tujuan
secara efektif diperlukan manajemen yang baik dan benar. Manajemen meliputi
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan penggunaan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi lainnya sehingga bisa mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan (Desller, 2011).
Kepuasan
kerja karyawan dalam suatu organisasi sangat penting peranannya dalam rangka
menciptakan unjuk kerja yang baik. Karyawan yang memiliki kepuasan tinggi dalam
pekerjaannya memiliki unjuk kerja yang lebih baik dalam menjalankan tugasnya
daripada mereka yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya. Beberapa faktor yang
memengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah turnover
karyawan dan motivasi.
Perputaran
(turnover) adalah berhentinya seorang karyawan dari tempat bekerja
secara sukarela atau pindah kerja dari tempat kerja ke tempat kerja lain
(Dessler, 2011). Jika dilihat dari segi ekonomi tentu perusahaan akan
mengeluarkan cost yang cukup besar karena perusahaan sering melakukan recruitment,
pelatihan yang memerlukan biaya yang sangat tinggi, dan faktor-faktor lain yang
memengaruhi suasana kerja menjadi kurang menyenangkan.
Motivasi
berasal dari kata dasar motif, yang mempunyai arti suatu perangsang, keinginan
dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Motivasi adalah pemberian daya
penggerak menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama
dengan efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai
kepuasan (Hasibuan, 2009).
Menurut
Umar (2010), kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang
menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mengacu pada sikap
yang lazim ditunjukkan seseorang terhadap pekerjaannya, dimana seseorang dengan
kepuasan kerja yang tinggi memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya, begitu
juga sebaliknya. Ayudiati(2010) menyatakan kepuasan kerja adalah suatu kondisi
mental seseorang mengenai suka atau tidak suka terhadap pekerjaannya dan dengan
demikian akan mempengaruhi perilaku kerjanya.
Selain
itu pengayaan pekerjaan juga memengaruhi kepuasan kerja karyawan. Masalah yang
dihadapi oleh karyawan seperti dibatasi dalam melakukan tugas kerja sehingga
inovasi-inovasi yang ada untuk melakukan improvisasi tidak terpenuhi. Pengayaan
pekerjaan merupakan peningkatan tanggung jawab dan kontrol karyawan atas
pekerjaannya sehingga dapat memotivasi karyawan tersebut. Seperti kita ketahui
bahwa setiap karyawan yang bekerja ditentukan oleh atasan mereka dan
pekerjaannya dirancang sedemikian rupa agar memuaskan dan memberi manfaat bagi
semua pihak.
Karyawan merupakan suatu aset
perusahaan yang utama. Bagaimanapun sempurnanya perencanaaan, kebijakan, maupun
peralatan dan teknologi mutakhir yang dimiliki suatu perusahaan tidak ada
artinya bila tidak ada faktor yang menggerakkannya. Bila manajemen perusahaan
mampu mengelola dengan baik, menggunakan secara optimal, tenaga kerja yang termotivasi
akan memiliki semangat kerja tinggi sehingga produktivitasnya juga menjadi
lebih baik yang pada akhirnya akan mencapai sasaran seperti yang diharapkan
oleh perusahaan. Kehilangan karyawan terlalu sering tentunya memberikan efek
bagi produktivitas perusahaan.
Salah satu aspek memanfaatkan
pegawai ialah pemberian motivasi kepada pegawai, dengan istilah populer
sekarang pemberian kegairahan bekerja kepada pegawai. Setiap pegawai yang
memberi kemungkinan bermanfaat ke dalam perusahaan, diusahakan oleh pimimpin
agar kemungkinan itu menjadi kenyataan. Usaha untuk merealisasi kemungkinan
tersebut ialah dengan jalan memberikan motivasi. Motivasi ini dimaksudkan untuk
memberikan daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai
tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya.
Kepuasan kerja dan ketidakpuasan
kerja bukan merupakan dua hal yang berlawanan, tetapi merupakan kondisi yang
mempunyai ukuran tersendiri. Perbaikan pada faktor luar misalnya upah mungkin
saja akan mengurangi ketidakpuasan kerja tetapi belum tentu meningkatkan
kepuasan seorang pekerja. Kepuasan pekerja akan dapat diperoleh dengan
memperbaiki faktor internal seperti peningkatan motivasi, yang dapat dilakukan
dengan jalan pendekatan perluasan tugas atau pendekatan job enrichment.
DAFTAR
PUSTAKA :
Ayudiati,
S.E. 2010. Analisis Pengaruh Locus of
Control Terhadap Kinerja Dengan Etika Kerja Islam Sebagai Variabel Moderating.
Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Semarang
Dessler,
Gary. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh Jilid 2.
Jakarta : PT. Macanan Jaya.
Hasibuan,
M. H. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakata: Bumi Aksara.
Umar,
H. 2010. Desain Penelitian MSDM dan
Perilaku Karyawan:Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah.
Jakarta: Rajawali Pers.
Thanks Imel..menambah wawasan bgt...good luck
BalasHapusSama-sama kak, semoga bermanfaat๐
BalasHapusGimana caranya menjaga konsistensi motivasi bekerja?
BalasHapusMenumbuhkan motivasi memang sepertinya lebih gampang dibandingkan mempertahankan atau mengkonsistenkannya ya kak. Ya, semangat atau motivasi itu sifatnya sementara. Beberapa hal ini bisa diterapkan untuk menjaga konsistensi motivasi karyawan dalam bekerja : pikirkan ketika kita bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan sesuai target bahkan lebih dari target, kemudian dari prestasi kita itu menjadi jalan untuk mendapat penghargaan dari atasan karena kinerja terbaik. Membaca pengalaman dari orang-orang inspiratif juga bisa memacu motivasi kita ttp konsisten untuk bekerja loo. Jangan sungkan juga untuk berdiskusi dengan orang-orang hebat dan penuh semangat dalam bekerja dan berkarya agar tahu manis pahitnya perjalanan hidup.๐๐
HapusSemoga jawabannya memuaskan dan bermanfaat ya kak๐๐
Hapus