Imelta Indriyani Alfiah/
19310410062
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta,
MA.
Pengelolaan karyawan adalah salah
satu faktor yang memengaruhi keberhasilan suatu perusahaan. Untuk memberikan
hasil yang maksimal bagi perusahaan, maka karyawan sangat diperhatikan dalam
hal kepuasan kerjanya. Salunke (2015) mengatakan bahwa kepuasan kerja karyawan
adalah sebuah indikator keefektifan sebuah organisasi. Kepuasan kerja dapat
menjadi faktor pendorong meningkatnya kinerja karyawan yang akan memberikan
kontribusi pada peningkatan kinerja organisasi.
Spector (1977) memberikan
definisi kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang tentang pekerjaannya dan
beberapa aspek kerja. Kepuasan kerja menunjukkan perasaan suka atau tidak suka
seseorang terhadap pekerjaannya. Terdapat sembilan aspek kerja menurut Spector,
yaitu gaji, kesempatan promosi, tunjangan, rekan kerja, imbalan yang sesuai,
pengawasan, sifat pekerjaan, komunikasi, dan kebijakan operasional.
Terdapat dua aspek lingkungan
kerja menurut Samson, Waiganjo, dan Naima (2015), yaitu fisik dan psikososial.
Persepsi aspek lingkungan fisik adalah memberikan penilaian atau kesan terhadap
objek atau segala sesuatu terkait lingkungan kerja fisik (furniture,
kebisingan, serta pencahayaan dan ventilasi). Sedangkan persepsi aspek
lingkungan kerja psikososial adalah memberikan penilaian atau kesan terhadap
objek atau segala sesuatu terkait lingkungan kerja psikososial (dukungan
supervisor, kesesuaian peran, dan kualitas kepemimpinan).
Hasil penelitian Sell (2012)
mengatakan bahwa lingkungan kerja psikososial lebih memiliki dampak secara
langsung pada kepuasan kerja karyawan dibandingkan dengan lingkungan kerja fisik.
Bekerja dengan standar operasional yang
jelas serta bimbingan dari atasan sangat dibutuhkan agar para staf bisa
terlibat secara optimal terhadap pekerjaannya dan menunjukkan kinerja yang
baik. Untuk itu, dalam rangka membangun iklim kerja yang lebih produktif, maka
manajemen perusahaan perlu untuk memperhatikan lingkungan kerja staf agar tugas
mereka untuk bekerja dalam rangka merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan oleh manajemen perusahaan dapat dimaksimalkan, dengan adanya fasilitas,
sarana dan prasarana, serta dukungan dari atasan dan rekan kerja yang baik. Lingkungan
kerja yang baik meningkatkan loyalitas karyawan, tingkat komitmen, efisiensi
dan efektivitas, produktivitas, dan juga
mengembangkan rasa memiliki diantara karyawan yang pada akhirnya akan
meningkat.
Lingkungan
psikososial di tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa agar lebih baik dalam
mendorong motivasi karyawan dalam bekerja, terlebih pada masalah pemimpin yang
harus memiliki kemampuan mengelola tidak hanya terkait masalah tugas tapi juga
masalah relasi sosialnya. Para pemimpin harus dibekali dengan training managerial dan leadership yang baik. Selain itu, dalam
proses rekrutmen agar lebih memperhatikan kompetensi calon karyawan untuk
menghindari ketidaksesuaian peran yang nantinya dapat terjadi, sehingga tugas
dan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan dapat terlaksana sesuai dengan
peran karyawan masing-masing.
DAFTAR
PUSTAKA :
Salunke, G. (2015).
Work Environement and It's Effect on Job
Satisfaction in Cooperative Sugar Faktories in Maharashtra, India. Abhunav
International Monthly Refered Journal of Research in Management and Technology,
Vol. 4, 21-31.
Samson, G. N.,
Waiganjo, M., Koima, J. (2015). Effect of
Workplace Environemnet on the Performance of Commercial Banks Employees in
Nakuru Town. International Journal of Managerial Studies and Research, Vol. 3,
76-89.
Sell,
L. C. (2012). Job Satisfaction, Work
Environment, and Rewards: Motivational Theory.
Spector,
P. E. (1997). Job Satisfaction.Sage Pub.
Mohon bantuannya kak untuk memberi contoh lain secara spesifik mengenai Lingkungan psikososial di tempat kerja seperti apa yang harus dibuat agar lebih baik dalam mendorong motivasi karyawan dalam bekerja, selain masalah kepemimpinan yang sudah diuraikan di atas. Terima kasih.
BalasHapusJadi contoh lebih spesifik dari lingkungan psiososial lebih mengarah pada kualitas diri, seperti halnya bagaimana penilaian kinerja karyawan oleh pimpinan, sikap pimpinan pada bawahan, maupun peran sesama karyawan dalam lingkungan kerja.
HapusBukan mengarah pada fasilitas fisik lingkungan kerja yang tersedia.
Semoga jawabannya memuaskan ya kak, terima kasih😊
Mengenai pengaruh lingkungan psikososial terhadap kualitas diri dan kinerja karyawan menurut kakak sendiri lebih berpengaruh mana antara sikap pimpinan atau lebih ke peran sesama karyawan di lingkungan kerja tersebut ? Atau sudah ditetapkan ada persentase khusus dari tiap pengaruh antara kedua hal tsb ?
HapusPengaruh lingkungan psikososial terhadap kualitas diri dan kinerja karyawan sebenarnya tidak ada patokan persentase khusus apakah dominan pada pengaruh pimpinan atau pengaruh teman kerja sejawat, hal tersebut dipengaruhi oleh pribadi individu itu sendiri, tentang bagaimana menyikapi perlakuan dari atasan maupun dari teman sesama karyawan, tinggal mana yang lebih dominan diantara keduanya.
HapusBisa jadi, bila individu dapat berperan seimbang dalam lingkungan psikososialnya maka cara menyikapi perlakuan dari atasan maupun teman sejawat dapat seimbang sesuai dengan kondisi (tidak berat sebelah).
Semoga jawabannya memuaskan dan bermanfaat ya kak
HapusTerima kasih😊🙏
topik nya menarik kak imel,
BalasHapustp betul juga bagaimanapun kondisi sebuah lingkungan kerja, lingkungan kerja akan dikatakan baik apabila manusia yang berada di lingkungan tersebut dapat merasa aman, nyaman dan dapat mengerjakan kegiatan mereka secara optimal.Ditunggu artikel yg lainnya yaa.....
Terima kasih kak😊🙏
Hapus