3.6.20

Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan


Imelta Indriyani Alfiah/ 19310410062
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.
  
Pengelolaan karyawan adalah salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan suatu perusahaan. Untuk memberikan hasil yang maksimal bagi perusahaan, maka karyawan sangat diperhatikan dalam hal kepuasan kerjanya. Salunke (2015) mengatakan bahwa kepuasan kerja karyawan adalah sebuah indikator keefektifan sebuah organisasi. Kepuasan kerja dapat menjadi faktor pendorong meningkatnya kinerja karyawan yang akan memberikan kontribusi pada peningkatan kinerja organisasi.
Spector (1977) memberikan definisi kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang tentang pekerjaannya dan beberapa aspek kerja. Kepuasan kerja menunjukkan perasaan suka atau tidak suka seseorang terhadap pekerjaannya. Terdapat sembilan aspek kerja menurut Spector, yaitu gaji, kesempatan promosi, tunjangan, rekan kerja, imbalan yang sesuai, pengawasan, sifat pekerjaan, komunikasi, dan kebijakan operasional.
Terdapat dua aspek lingkungan kerja menurut Samson, Waiganjo, dan Naima (2015), yaitu fisik dan psikososial. Persepsi aspek lingkungan fisik adalah memberikan penilaian atau kesan terhadap objek atau segala sesuatu terkait lingkungan kerja fisik (furniture, kebisingan, serta pencahayaan dan ventilasi). Sedangkan persepsi aspek lingkungan kerja psikososial adalah memberikan penilaian atau kesan terhadap objek atau segala sesuatu terkait lingkungan kerja psikososial (dukungan supervisor, kesesuaian peran, dan kualitas kepemimpinan).
Hasil penelitian Sell (2012) mengatakan bahwa lingkungan kerja psikososial lebih memiliki dampak secara langsung pada kepuasan kerja karyawan dibandingkan dengan lingkungan kerja fisik.  Bekerja dengan standar operasional yang jelas serta bimbingan dari atasan sangat dibutuhkan agar para staf bisa terlibat secara optimal terhadap pekerjaannya dan menunjukkan kinerja yang baik. Untuk itu, dalam rangka membangun iklim kerja yang lebih produktif, maka manajemen perusahaan perlu untuk memperhatikan lingkungan kerja staf agar tugas mereka untuk bekerja dalam rangka merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan dapat dimaksimalkan, dengan adanya fasilitas, sarana dan prasarana, serta dukungan dari atasan dan rekan kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik meningkatkan loyalitas karyawan, tingkat komitmen, efisiensi dan  efektivitas, produktivitas, dan juga mengembangkan rasa memiliki diantara karyawan yang pada akhirnya akan meningkat.

Lingkungan psikososial di tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa agar lebih baik dalam mendorong motivasi karyawan dalam bekerja, terlebih pada masalah pemimpin yang harus memiliki kemampuan mengelola tidak hanya terkait masalah tugas tapi juga masalah relasi sosialnya. Para pemimpin harus dibekali dengan training managerial dan leadership yang baik. Selain itu, dalam proses rekrutmen agar lebih memperhatikan kompetensi calon karyawan untuk menghindari ketidaksesuaian peran yang nantinya dapat terjadi, sehingga tugas dan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan dapat terlaksana sesuai dengan peran karyawan masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA :
Salunke, G. (2015). Work Environement and It's Effect on Job Satisfaction in Cooperative Sugar Faktories in Maharashtra, India. Abhunav International Monthly Refered Journal of Research in Management and Technology, Vol. 4, 21-31.
Samson, G. N., Waiganjo, M., Koima, J. (2015). Effect of Workplace Environemnet on the Performance of Commercial Banks Employees in Nakuru Town. International Journal of Managerial Studies and Research, Vol. 3, 76-89.
Sell, L. C. (2012). Job Satisfaction, Work Environment, and Rewards: Motivational Theory.
Spector, P. E. (1997). Job Satisfaction.Sage Pub.

7 komentar:

  1. Mohon bantuannya kak untuk memberi contoh lain secara spesifik mengenai Lingkungan psikososial di tempat kerja seperti apa yang harus dibuat agar lebih baik dalam mendorong motivasi karyawan dalam bekerja, selain masalah kepemimpinan yang sudah diuraikan di atas. Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi contoh lebih spesifik dari lingkungan psiososial lebih mengarah pada kualitas diri, seperti halnya bagaimana penilaian kinerja karyawan oleh pimpinan, sikap pimpinan pada bawahan, maupun peran sesama karyawan dalam lingkungan kerja.
      Bukan mengarah pada fasilitas fisik lingkungan kerja yang tersedia.
      Semoga jawabannya memuaskan ya kak, terima kasih😊

      Hapus
    2. Mengenai pengaruh lingkungan psikososial terhadap kualitas diri dan kinerja karyawan menurut kakak sendiri lebih berpengaruh mana antara sikap pimpinan atau lebih ke peran sesama karyawan di lingkungan kerja tersebut ? Atau sudah ditetapkan ada persentase khusus dari tiap pengaruh antara kedua hal tsb ?

      Hapus
    3. Pengaruh lingkungan psikososial terhadap kualitas diri dan kinerja karyawan sebenarnya tidak ada patokan persentase khusus apakah dominan pada pengaruh pimpinan atau pengaruh teman kerja sejawat, hal tersebut dipengaruhi oleh pribadi individu itu sendiri, tentang bagaimana menyikapi perlakuan dari atasan maupun dari teman sesama karyawan, tinggal mana yang lebih dominan diantara keduanya.
      Bisa jadi, bila individu dapat berperan seimbang dalam lingkungan psikososialnya maka cara menyikapi perlakuan dari atasan maupun teman sejawat dapat seimbang sesuai dengan kondisi (tidak berat sebelah).

      Hapus
    4. Semoga jawabannya memuaskan dan bermanfaat ya kak
      Terima kasih😊🙏

      Hapus
  2. topik nya menarik kak imel,
    tp betul juga bagaimanapun kondisi sebuah lingkungan kerja, lingkungan kerja akan dikatakan baik apabila manusia yang berada di lingkungan tersebut dapat merasa aman, nyaman dan dapat mengerjakan kegiatan mereka secara optimal.Ditunggu artikel yg lainnya yaa.....

    BalasHapus